"Jeno-ssi, ayo fokus!" peringat salah satu staff brand kosmetik yang bekerja sama dengan NCT DREAM sebagai brand ambassador-nya. (y'all know guys where it's gonna go)
Sedikit terhenyak, Jeno mengalihkan pandangannya dari halaman tempat mereka photo shoot menghadap ke arah lensa kamera di depannya.
Beberapa menit kemudian, sang camera-man memberi instruksi pada Jeno dan Jaemin untuk berpose lebih "intim" lagi, dengan menyuguhkan tawa palsu, Jeno berbisik di selanya memastikan hanya Jaemin yang mampu mendengarnya, "Aku berada dalam masalah besar,"
Sedikit mendengus dalam tawanya, Jaemin hanya mampu membalas bisikan Jeno, "Maafkan aku Jeno-ya, aku tak bisa berbuat sesuatu," yang hanya dibalas senyum tipis menenangkan dari bibir Jeno.
***
"Mereka benar-benar sudah gila," keluh Chenle saat mengganti wardrobe-nya, matanya menerawang ke arah halaman tempat mereka photo shoot.
Jisung yang mampu memahami maksud Chenle, membalasnya dengan gerutuan, "Mereka sangat konyol Chenle-ya, aigoo andaikan saja aku bukan idol sudah kumaki mereka satu-persatu,"
Para staff di sana hanya bisa memandang satu sama lain dan merasa bingung dengan percakapan dua maknae itu.
***
"Aigoo, bosannya," keluh Renjun. Renjun sejak tadi hanya memainkan ponselnya dan duduk menyender di salah satu kursi taman.
"Maaf ya Renjun-ssi, kau harus menunggu di luar," hibur seorang noona staff yang sejak tadi mengekorinya untuk memastikan wardrobe dan make up-nya tetap bagus seperti baru saja di-apply.
"Tidak apa-apa noona, hanya saja aku merasa tidak bergu-" seketika Renjun terkesiap dengan apa yang akan ia ucapkan, dia harus berhenti berbicara atau jika tidak maka berbagai pikiran negatif dan insecurity yang sering menghantuinya akan mendesak, menyeruak ke dalam otaknya, dan hal selanjutnya yang akan terjadi adalah air mata yang tak terbendung.
"Apa ada yang salah Renjun-ssi? Kenapa tiba-tiba berhenti?"
"Aniya noona. Aku hanya sedang melantur." Surai merah muda itu bergoyang halus, seirama dengan gelengan lemah dari kepalanya.
Noona staff hanya mampu tersenyum tipis, menguatkan Renjun dengan menepuk lembut bahunya. Rasa bersalah menghinggapi benak noona ini. Bohong jika noona staff ini tidak merasakan atmosfer sedih, frustasi, dan kesal yang menguar dari diri Renjun.
***
"Saengil chukkae..." beberapa staff memasuki ruang photo shoot dengan riuh dan membawa sebuah kue tart yang dihiasi lima lilin kecil berwarna-warni.
Renjun yang duduk di paling ujung hanya mampu tersenyum miris dengan suasana yang ada, 'apakah mereka sedang mengejekku saat ini?'
Dengan pasrah, Renjun ikut meniup lilin di atas kue tart itu dengan senyuman palsu. Jangan tanya sekarang bagaimana perasaan Jeno. Menjalin hubungan cukup lama dengan kekasihnya, membuat Jeno tahu betul jika kekasihnya ini sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Karena dalam keadaan seperti ini dia tidak bisa merengkuh Renjun secara langsung, maka dia hanya bisa menunjukkan senyum hangatnya yang walaupun hanya di lirik sekilas oleh Renjun. Setidaknya Renjun menyadari jika Jeno concern pada moodnya hari ini.
***
"Sekarang mari ber-pose bebas," titah sang camera-man. Dengan segera Jeno memanfaatkan kesempatan ini untuk menenangkan kekasihnya walau hanya sejenak. Tangannya terjulur ke depan hendak menyentuh dagu Renjun, yang tentu saja ditepis halus oleh Renjun. Jeno hanya mampu mengulum senyum kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dive Into You
FanficJust a bunch of one shot that you can dive in while i'm procrastinating something ⚠️bxb ⚠️noren ⚠️some chapter mention of mpreg