Chap 2

77 19 1
                                    

Untuk menghibur diri dari bad mood yang tumbuh semenjak pagi,Rose memutar lagu zero o'clock dari bts.
"and you gonna be happy...o..o..and you gonna be happy..."

Melihat jam dinding sudah pukul 11.05 kst Rose menyiapkan entah ini bisa di sebut sarapan atau makan siang. Karena terlalu malas, lelah dan mengatuk akhirnya Rose memutuskan hanya makan nasi dan kimchi. No no no sereal karena bagi rose jika bukan nasi maka itu tidak bisa di sebut dengan makan dan sereal itu hanya cemilan bagi Rose.

"tokkk...tokkk...tokkkkk" ada yang mengedor-gedor pintu apartemennya. Siapa makhluk yang kiranya mengganggu di siangnya yang sudah cukup buruk ini.

Berjalan malas menuju pintu sambil mengunyah nasi dan kimchi dengan mulut penuh Rose membuka pintu dan menatap malas makhluk yang bertamu ke apartmentnya.

"ada apa?!" tannyanya ketus.

Dengan bersemangat Lisa menarik tangan rose untuk masuk dan kembali ke tempat makan. "kau punya hubungan spesial dengan si Jeon kan? aku benarkan?" tanya Lisa dengan mata berbinar-binar seperti anak anjing.

Melihat kelakuan tetangga yang sekaligus juga temannya ini Rose hanya merolingkan mata.
Ia berjalan kembali menuju meja makannya dan menghabiskan makananya, sedikit merasa terganggu karena lisa memandanginya terus.

"aku tidah tau apa yang kau pikirkan di otak kecilmu itu".
" yang jelas aku tidak ada hubungan apapun dengan Jeon si kamar 201 selain tetangga!, apa kau sudah puass?!".

" yang benar saja, masa kalian tidak ada hubungan apapun? kupikir tadi pagi melihat kalian beradegan cukup romantis". Jawab lisa.

" tutup mulutmu!". " sudah pulang sana kerumahmu, jangan ganggu hari liburku!" sembari mendorong-dorong lisa agar keluar dari rumahnya.

"huftt..." hela nafas Rose setelah berhasil mengeluarka Lisa dari rumahnya.

                           ▪️▪️▪️

Sudah lupakan tertang Rose yang kemungkinan sedang menggelung dirinya di sofa depan tv.
Saatnya beralih melihat keadaan produser tampan Jeon Jungkook.

Saat ini yang dilakukan Jungkook hanya menopang kepalanya sesekali menjambak rambut kemudian menghela nafas berat. Ia frustasi karena deadline projek yang sangat singkat dan karya yang dia ajukan selalu mendapat revisi.

Jungkook memutuskan unyuk bangkit dan membuat secangkir kopi untuk melancarkan saraf otaknya. "hufffff..." entah helaan nafas keberapa yang sudah ia keluarkan hari ini. "hehhhh...ayolah muncul munculah ide muncull" sembari memukul mukul kepalanya.

Sepertinya Jungkook sudah merasa sangat stress bagaimana tidak stress deadline yang dia punya 4 hari lagi dan sampai saat ini belum ada satu idepun yang hinggap di otaknya.

Setelah menandaskan kopinya Jungkook memutuskan untuk makan siang diluar. Berjalan menuju kamar tidur dan diambinya jaket leather kesayangan dan juga dompet. Kemungkinan besar dia hanya akan makan di sekitar apartemen saja jadi tidak perlu berkendara.

Saat ia sudah menutup pintu apartemennya dan menuju lift ternyata disana sudah ada Rose yang memasuki pintu lift. Mereka hanya saling pandang sekilas lalu membuang muka dan mendengus.

Keluar dari lobi mereka berjalan melalui area taman, saling diam tidak ada satu katapun yang muncul kecuali dengusan nafas salah satu diantara mereka yang sesekali terdengar.

" Apa kamu penguntit? kenapa mengikutiku terus?!" kesal Rose, ia berbicara tannpa memandang orang yang dia ajak bicara.

" memangnya kau yang membangun jalan ini? kenapa aku tidak boleh melewati jalan ini?" sewot Jungkook.

" jika aku ingin jadi penguntit sudah pasti yang aku kuntit adalah Suzy atau IU, untuk apa mengintitmu tidak ada gunanya dan tidak ada yang bisa dipandang " tambahnya.

" sial" dengus Rose, ia mempercepat laju langkahnya dan meninggalkan Jungkook di belakang.

Ternyata tujuan mereka sama Extraordinary cafe milik Kim Taehyung.

Setelahnya mereka duduk di bangku terpisah dan saling memunggungi. Sesaat setelah mererima pesanan dan menikmati pesanan mereka, tiba-tiba Kim Taehyung tetangga mereka sekaligus pemikik cafe memindahkan cangkir kopi milik Jungkook ke bangku Rose.

" heiii... kau ini apa-apaan, kenapa memindahkan minumku kesana?!"

" hei tuan pengunjung lihat kesana, disana ada segerombolan gadis remaja yang sedang mencari bangku jadi berbaik hatilah pada tetanggamu ini supaya bisa menampung pelanggan lebih banyak".

" tidak aku tidak mau, suruh saja mereka duduk di tempat lain jika tidak sekalian saja suruh mereka pergi ke cafe yang lain".

" iya, lagipula kenapa di bangkuku, pindahkan dia ke tempat lain" Timpal Rose.

" apa kau mau aku memindahkan pria ini diantara pasangan yang disana atau di gerombolan gadis di pojok itu?"

" yakkk... kalau kau tidak pindah akan ku tendang bokongmu keluar dari sisni, memangya kalian ini suami istri yang sedang bertengkar apa? sudah pindah sana" sembari menarik kaos belakang Jungkook.

Akhirnya mau tidak mau Jungkook terpaksa pindah karena ia harus menghabiskan pastanya yang masih tersisa. Sembari itu dia melirik Kim Taehyung mempersilakan gerombolan tadi untuk duduk di bangkunya.

                       ▪️▪️▪️

Rose dan Jungkook terlihat seperi sepasang kekasih yang sedang merajuk satu sama lain, bagaimana tidak mereka berangkat ke cafe bersama lalu makan bersama setelahnya pulang juga bersama sama tapi tidak saling bicara.

Dua orang ini berjalan sembari diam, pikiran mereka sedang berkelana entah kemana namun jika dilihat dari wajah mereka, mereka berdua seperti orang depresi.

Rose memutuskan untuk duduk di salah satu bangku taman kompleks apartemen mereka.

Jungkook melakukan hal yang sama, mereka duduk di masing-masing ujung kursi.

" kenapa mengikutiku lagi? aku benar-benar tidak berselera meladenimu hari ini" suara Rose terdengar lesu.

" aku juga sedang tidak berselera bertengkar denganmu lagi hari ini, da-dan juga aku minta maaf untuk kejadian pagi tadi".

" aku benar-benar sedang stress jadi aku tidak memikirkan apakah tindakanku akan mengganggu orang lain".

" heiii... jangan curhat dan menambah bebanku! aku sendiri juga sedang bermasalah dengan pekerjaanku, kita juga bukan siapa-siapa jadi jangan keluhkan masalahmu padaku" ketus Rose.

Akhirnya mereka menghabiskan waktu sampai sore hari hanya untuk duduk, diam dan mungkin mereka sedang mecari inspirasi untuk pekerjaan mereka masing-masing.

tbc.

* aku harap aku punya ide sampai cerita ini selesai.

p.s this is My imperfect work.
see ya in the next chapter.

Whats wrong with my neighbor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang