Terus Berulah

5 3 0
                                    

Jangan lupa vote and komen🐁🐈

-🐈🐁-

Suara riuh bersumber dari kelas XII MIPA 3 karena jam kosong. Seperti biasanya kelas itu selalu riuh walau ada guru di dalamnya. Bermacam-macam tingkah rakyatnya ada di dalamnya ada yang bernyanyi, bermain gitar, bergosip, mabar, dan juga teriak tidak jelas.

Seorang lelaki diatas meja bernyanyi disertai iringan gitar. Seluruh rakyat kelas berjoget ria mendengar suara merdu lelaki itu.

"ABANG PILIH YANG MANA PERAWAN ATAU JANDA!"

"PERAWAN MEMANG MENAWAN JANDA LEBIH MENGGODA!"

"ABANG PILIH YANG MANA PERAWAN ATAU JANDA!"

"PERAWAN MEMANG BOHAI JANDA LEBIH ADUHAI!"

Suara merdu yang menggelegar itu membuat seorang gadis menutup telinganya. Hana merasa sudah tidak bisa tinggal di kelas ini. Berbeda dengan Hana yang merasa terusik, Stephanie justru ikut berjoget ria.

"Tayo, ganti lagu dong!" seru Stephanie.

"Tayo, Tayo nama gue Tyo, Epan!" lelaki yang bernyanyi itu menghentikan nyanyiannya.

Stephanie menyengir sembari menggaruk tengkuknya. "Enggak beda jauh lah," ujarnya santai. Tyo menggetok kepala Stephanie pelan.

"Tyo ya, Tyo jangan asal ganti nama orang. Lo mau potongin gue kambing lagi?"

Stephanie menaruh jarinya di dagu, dia berpikir. "Hmm ... kayaknya gue mau deh, soalnya nama Tayo lebih bagus daripada Tyo."

Melihat kepolosan Stephanie membuat Tyo ingin mencekiknya. Tyo begitu gemas dengan tingkah Stephanie yang kelewat ajaib. Bukan tingkah saja ucapan dan pikiran juga ajaib.

Suara ketukan pintu terdengar membuat semua orang menoleh. Seorang lelaki berpostur tegap tersenyum lalu melangkah masuk membawa setumpuk buku.

"Ini buku tugas kalian dari Bu Sinta," ucap lelaki itu. Seluruh siswi menjerit histeris kecuali Hana dan Stephanie.

"Eh, Bang Erlan rupawan yang bawain. Hati Adek Rana menjadi terpanah, nih," ucap seseorang di sudut. Lelaki yang  bernama Erlan itu tertawa kecil.

"Tapi gue enggak bisa tanggung jawab loh ya," ujarnya. Seluruh siswi lagi-lagi dibuat histeris.

"Enggak usah banyak bacot deh, tugas lo cuma bawain buku, kan?" julid Stephanie. Seluruh siswi kelas langsung menyeru padanya.

"Pan, mulut lo kontrol dikit napa," bisik Tyo. Stephanie menatap Tyo malas.

"Kan emang gue benar tugas dia emang buat bawa buku. Lagian juga Bu Sinta kenapa nyuruh orang sih kan dia bisa bawa sendiri."

"Oh ... pasti karena dia lagi gatal sama Ramanya."

Ujaran pedas terus keluar dari mulut Stephanie. Selain terkenal usil dia juga terkenal bermulut pedas. Pernah suatu hari ada kakak kelas yang melabraknya, Stephanie mengeluarkan kata-kata pedasnya.

"Kok bajunya ketat banget, ya Kak? Kancingnya udah mau lepas tuh, kalau mau jual diri jangan di sini di jalanan sana."

Erlan yang mendengar ucapan pedas Stephanie hanya terkekeh. Dia tidak merasa tersinggung sama sekali karena sudah memaklumi Stephanie. Erlan melangkahkan kaki keluar.

Tyo menggetok kepala Stephanie keras. Stephanie meringis sembari memegang kepalanya.

"Sakit bego!"

"Bodo amat, moga-moga jin yang bersarang di badan lo keluar semua."

-🐈🐁-

Stephanie berjalan lunglai menuju arah parkiran. Dia menekan remote mobil miliknya lalu masuk. Seluruh badannya terasa pegal karena lelah membersihkan kolam ikan sekolah.

Pak Tejo yang memang selalu waspada memergoki Stephanie yang berusaha mengambil ikan sekolah. Pak Tejo tentu saja melapor pada guru. Stephanie berakhir di hukum guru untuk membersihkan kolam.

Notifikasi pesan masuk di ponselnya dan ternyata dari Hana. Stephanie membuka pesan Hana dengan hati setengah gondok.

Cheat Genius
Woi
Lo udah selesai bersihin kolamnya?

Me
Udh

Cheat Genius
Idih singkat bet, ngambek nih ceritanya?


Me
Gk

Cheat Genius
Ya maap gue td rapat jd gk bisa bantu lo
Maafin lah


Me
Hmm

Cheat Genius
Ya udah deh sebagai permintaan maaf gue bakal contekin tugas Pak Cahyo deh


Me
Oke Deal
Enggak boleh ditarik kembali ya ucapannya
😙


Cheat Genius
Heleh urusan contekan langsung luluh😒


Stephanie bersorak ria. "Memang benar kata orang bijak habis gelap terbitlah terang."

Stephanie menghidupkan mobilnya tapi gerakannya terhenti. Dia membuka jendela mobilnya melihat seorang lelaki memegang buku. Stephanie mengerutkan keningnya merasa familiar dengan lelaki itu.

"Di, Di, Didit," Stephanie menggelengkan kepalanya. Dia berusaha keras mengingat nama lelaki itu.

"Dyon!" seru Stephanie kemudian yang membuat Dyon menoleh.

Dyon menyipitkan mata berusaha melihat ke arah yang memanggilnya. Stephanie menjalankan mobilnya menuju Dyon.

Mobil Stephanie terhenti tepat di depan Dyon. Dyon yang mengenali Stephanie langsung memasang wajah permusuhan.

"Mau apa lo?" tanya Dyon galak. Stephanie terkejut melihat Dyon yang begitu tak menyukai dirinya.

Stephanie meluruskan lengannya memperlihatkan telapak tangannya, "calm, gue enggak bakal ngapa-ngapain kok."

"Gue mau tawarin tumpangan buat pulang, hitung-hitung sebagai permintaan maaf gue."

Dyon mengernyitkan dahi tak suka, "gak butuh."

Dia berjalan pergi menuju ke arah gerbang sekolah. Stephanie belum menyerah dan masih berusaha membujuk Dyon.

"Beneran lo enggak mau?"

Dyon tidak mempedulikan pertanyaan Stephanie. Dia melambaikan tangan untuk memberhentikan angkot. Dyon pergi meninggalkan Stephanie yang terbengong.

"Dia keknya udah benci banget sama gue."

-🐈🐁-

Sesuatu yang tak bisa disingkirkan adalah rasa penasaran dan bersalah

-🐈🐁-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

That Girl Is StupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang