" Lo tuh nyusahin banget Chan!, lo yang mesen ngapa jadi gue yang ribet ngambil? "
"Ya elah To!!!, kalau gue gak diseret sama Mark buat nganterin ke rumahnya juga gue gak bakal minta tolong sama lo"
"Ngater apa kencan lo berdua? " Tanya Haruto dengan nada sinis.
"Hehehe, dua- dua'nya"
"Hahahehe lo!, ini gue udah nyampe depan gedung K.J nih. Gue harus kemana lagi? "
Sambil ngedengerin penjelasan dari Haechan, Haruto mengedarkan pandangan menyapu tingginya gedung didepannya.
Itu adalah gedung perusahaan elektronik baru. Dan katanya perusahaan ini adalah cabang baru dari WAIJI GRUP.
" EH To!, lo dengerin gue gak sih? Kok lo gak nyaut-nyaut? "
"Eh? - ya! Gue denger"
" Nah! Sekarang lo liat toko perhiasan di sebelah gedung K.J? "
"Iya gue liat"
"Nah lo masuk kesana, terus bilang aja mau ngambil pesenanMarkChan. Mbaknya pasti ngerti. Dan satu lagi... Tolong lo bayarin dulu ya? Hehe.. Bye Haruto. Love u"
"Yak! Mana bi- Tut- tut -tut!
Mati.
Sambungan diputus.
Haechan emang asu.
Udah seenak udel ngeganggu tidur siangnya , memintanya untuk mengambil pesenan yang entah apa itu di toko, sekarang di suruh bayarin pula. Bayangin kalau lo jadi Haruto, udah sekesel apa tuh cowok sekarang?
Tapi walaupun kesel gitu, Haruto tetep jalan ke arah toko sambil ngedumel. Melototin matanya ke ponsel miliknya sendiri sambil ngebayangin kalau ponselnya itu tuh si Haechan.
Dan Karena hal tersebut lah yang membuat Haruto tak fokus melihat jalanan di depan, hal hasil dia nabrak.
Bruk!
" Maafkan saya"
Deg!
Haruto tiba-tiba merasa berdebar.
Suara ini?
Kenapa Suara ini terdengar familiar?
Haruto menoleh kebelakang, namun sayangnya sosok orang yang dia tabrak tadi sudah pergi - berlari masuk kedalam gedung tinggi itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Junkyu? " Spontan nama itu terucap lirih. Haruto menatap terpaku pintu utama gedung pencakar langit didepannya.
