202 14 0
                                    

JOONGHWA
Hongjoong Top, Seonghwa Bot
bxb
Jangan salah lapak ya-! And also sorry for typo

Happy Reading

Pada suatu malam, Seonghwa terlihat meringkuk di sisi sofa putih di tengah ruang tamu sambil menonton TV. Dia sedang menunggu Hongjoong kembali ke rumah, dia akan mengajukan pertanyaan yang sangat penting malam ini. Mereka diam-diam berkencan selama satu setengah tahun, dan beberapa bulan sebelumnya mereka berdua mengumumkan ke publik, bahwa mereka 'JOONGHWA', sebenarnya nyata. Semua orang mungkin berpikir terlalu awal dan beresiko untuk memberitahukan hal tersebut ke publik, walaupun sempat banyak yang tidak terima, tetapi adapula yang tetap mendukung mereka, tapi Hongjoong dan Seonghwa telah memikirkan hal ini secara matang. Mereka tahu dan siap menerima resikonya.

Dia berharap Hongjoong pulang dengan keadaan baik-baik saja, karena keadaan di luar gelap, cuaca hujan deras disertai angin kencang, jalanan didepan rumah pun hampir tidak terlihat karenanya, menambah suasana dingin nya malam. Dia memutar-mutar cincin yang ia pakai di jarinya manisnya yang panjang nan lentik, bergumam pada dirinya sendiri serta memikirkan bagaimana dia akan mengajukan pertanyaan itu. Apakah dia harus bertanya sekarang? Seonghwa mendadak bimbang.

Seonghwa mulai bosan, hujan dan angin pun sudah mulai reda. Seonghwa melihat jam dinding dihadapannya 'Hongjoong terlambat dua jam, apakah dia menginap di studio lagi? tapi biasanya dia selalu mengabariku kalau ingin menginap' pikirnya. Ini sangat tidak biasa. Lalu ia pun mencoba mengirim pesan kepada Hongjoong. Dia perlu tahu bahwa Hongjoong baik-baik saja. Semua harapan pupus ketika ada siaran TV berita "Dua mobil saling bertabrakan di jalan xxx malam ini. Kami belum bisa mengidentifikasi pengemudi mobil xxx, tetapi diketahui bahwa pengemudi mobil xyz, adalah Kim Hongjoong dari ATEEZ. Dia dilarikan ke Rumah Sakit terdekat dengan keadaan bersimbah darah... ." Seonghwa tidak kuat mendengar reporter itu berbicara lagi, hatinya terasa seperti dicabik-cabik dan hancur berkeping-keping.

Dia memasukkan ponselnya ke dalam sakunya, mengabaikan bunyi notifikasi ponselnya yang bersahutan. Hongjoong lah hal yang terpenting saat ini. Seonghwa tidak tahu seberapa cepat dia mengemudi, atau berapa lama waktu yang dibutuhkan, tetapi dia tiba di rumah sakit dalam sekejap. Seonghwa berusaha agar airmatanya tak jatuh begitu saja dari mata indahnya. Dia bertanya kepada resepsionis di mana Hongjoong berada, akan tetapi resepsionis itu menolak untuk membiarkan dia masuk ke ruangan Hongjoong, sampai Seonghwa pun akhirnya membentaknya. "Dengarkan aku!! Orang yang aku cintai ada di ranjang rumah sakit itu. Aku ingin menemuinya, kau tidak bisa membuatku menunggu disini. Aku harus bersamanya!!" Resepsionis itupun tampak kebingungan, sambil melirik ke arah kanan kiri, resepsionis itu pun mengatakan dengan pelan "Baiklah. Tapi anda jangan memberitahukan siapa pun bahwa saya lah yang membiarkan anda masuk..." Seonghwa pun mengangguk tidak sabaran, harap cemas menunggu data resepsionis. Resepsionis nya pun akhirnya menunjukkan jalan ke ruangan yang dimaksudkan Seonghwa.

Seonghwa menarik napas dalam dan membisikkan ucapan terima kasih yang pelan kepada resepsionis tersebut, dan dia pergi dengan cepat. Menahan napasnya, Seonhwa mendorong membuka pintu dengan pelan dan ia pun hanya mampu terdiam mematung di depan pintu tangannya menutupi mulutnya, ia tak kuasa melihat ini. Hongjoong-nya. Hongjoong tampak sangat kecil dengan segala peralatan medis yang menempel ditubuhnya, kelopak matanya tertutup menyembunyi mata indah yang selalu menatap Seonghwa lembut.  Seonghwa perlahan berjalan mendekat. Dia duduk di kursi disamping ranjang orang terkasihnya, tangannya mencoba meraih dan menggenggam tangan biru lebam penuh luka milik kekasihnya. Seonghwa terus mencoba mengabaikan air mata yang mendesak untuk keluar lebih banyak, tetapi justru hatinya semakin sakit dibuatnya, akhirnya tangisnya pun pecah dihadapan kekasihnya, walaupun terdengar samar tetapi bagi siapapun yang mendengarnya pasti juga merasakan sakit. Ia pun memberikan ciuman ringan ditangan yang kini ia genggam. "Kau akan baik-baik saja, Hongjoong-ah. aku yakin itu." Dia terus membisikkan kalimat yang sama berulang-ulang sampai tertidur.

Pukul 6 pagi di hari berikutnya ketika bunyi bip panjang dan memekakkan telinga mengagetkan Seonghwa. Kepalanya pusing mendengar suara itu, ia menoleh ke arah monitor di samping nya. Garis yang semalam stabil, sekarang berubah menjadi garis panjang yang tidak pernah berakhir. Seonghwa menangis keras ketika beberapa dokter menerobos masuk ke dalam ruangan, dan mendorong Seonghwa keluar ruangan. "Tidak! TIDAK! HONGJOONG! HONGJOONG!!" Dia berteriak masih keadaan menangis sambil memanggil nama kekasihnya. Seonghwa hanya mampu meringkuk dilantai dingin rumah sakit sambil mengulangi kalimat yang sama seperti malam sebelumnya. "Kau akan baik-baik saja. Kau akan baik-baik saja, Hongjoong-ah"

Dia tidak tahu berapa lama meringkuk di lantai yang dingin dan keras sampai seorang perawat mendekatinya dan memberikan pelukan. "Maafkan aku... Kami melakukan semua yang kami bisa. Maaf, temanmu sudah pergi." Mendengar kata-kata itu, hati Seonghwa hancur total. HONGJOONG. Soulmatenya. Cintanya telah pergi. Dia berpegangan pada perawat, menangis dipelukannya. Hongjoong-nya telah pergi. Dia tidak akan kembali.

~~ HARI BERIKUTNYA ~~

Pemakaman. Seonghwa tidak bisa menyaksikan ini. Sepanjang upacara pemakaman ia tak bisa menahan tangisannya. Setiap orang mencoba meremas bahu Seonghwa untuk menenangkan, dia selalu mendorong mereka untuk pergi. Dia hanya ingin sendiri. Begitu semua orang berlalu meninggalkan pemakaman, Seonghwa tetap tinggal disana. Dia berlutut di hadapan batu nisan kekasihnya, dan terisak lagi. "Maafkan aku, Hongjoong-ah. Maafkan aku."

"Seonghwa, tidak apa-apa. Aku tidak kesakitan lagi sekarang." Tiba-tiba muncul suara yang mirip kekasihnya. Seonghwa pun memutar kepalanya untuk melihat kebelakang, bisa ia lihat tak jauh dihadapannya Hongjoong berdiri di dekat pohon dengan pakaian sama persis terakhir ia bertemu. Seonghwa tidak mempercayai apa yang dia lihat. Hongjoong. Kekasihnya. Dia menggosok matanya yang bengkak dengan air mata, dan menatap sosok itu dengan lekat. Dia yakin itu Hongjoong-nya, akan tetapi dia... tembus pandang.

"H-Hongjoong? B-Bagaimana? K-Kau...apa aku..." Seonghwa tergagap, menggelengkan kepalanya tak percaya. Ini benar-benar terjadi. Hongjoong-nya telah… mati. Ia kembali terisak "Maafkan aku Seonghwa, Aku hanya ingin memberitahumu untuk terakhir kalinya bahwa aku sangat mencintaimu, sebelum aku membiarkanmu melanjutkan hidupmu." Hongjoong mengatakan hal itu sambil tersenyum lembut. Tiba-tiba terlintas pertanyaan dikepala Seonghwa yang belum sempat ia sampaikan "Hongjoong-ah, bagaimana dengan hubungan kita, kau sudah berjanji padaku akan selalu bersamaku, dan kau sudah berjanji padaku untuk menikahi ku?tapi kemudian, kecelakaan itu…Ya Tuhan, kenapa hal ini harus terjadi. Hongjoong-ah Aku mencintaimu." Ucap Seonghwa, wajahnya berlinang air mata yang sepertinya tidak pernah berakhir. "Sekali lagi maafkan aku Seonghwa, aku tidak bisa menepati janjiku untuk terus bersamamu, dan tolong jangan salahkan Tuhan atas kejadian ini. Ini memang sudah takdir yang kita dapatkan"

Wajah Hongjoong tampak bersinar. "Dengarkan aku soal pernikahan itu aku minta maaf padamu, karena kita tidak bisa melangsungkannya, karena kita sudah berbeda alam, tapi ingatlah kalau aku sangat sangat mencintaimu" Dia mendekat ke arah Seonghwa, menangkup wajahnya yang berlinang air mata dengan kedua tangannya. Seonghwa merasakan sensai dingin diwajanya saat bersentuhan dengan tangan Hongjoong, mengunci matanya yang berlinang air mata ke mata berwarna coklat milik Hongjoong. "Seonghwa kumohon jangan terlalu memikirkan hal ini. Aku akan menunggumu di kehidupan selanjutnya, aku akan selalu menunggumu, ingat itu. Tapi berjanjilah padaku, untuk saat ini aku ingin kamu hidup tenang, bahagia, jatuh cinta dan memiliki keluarga. Jika kau benar-benar mencintaiku, kumohon kabulkan permintaan ku ini. Aku akan menunggumu." Seonghwa hanya bisa mengangguk mengiyakan perkataan kekasihnya.

"Aku mencintaimu, Hongjoong-ah...aku berjanji..."

"Aku juga mencintaimu, Seonghwa. Sampai jumpa lagi."

END

BOY, I LOVE YOU || JOONGHWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang