XI. Well...

8K 1K 130
                                    




Sudah empat jam berlalu dan belum ada balasan dari Hyunsuk. Jihoon kalut, bingung, gelisah. Dia mondar mandir sambil mikir kemungkinan keberadaan Hyunsuk.

"Oh iya," Jihoon berjalan mendekati ponselnya yang tergeletak ditempat tidur. Tangannya dengan cepat mengirim pesan.

Beberapa menit kemudian ponselnya berbunyi, dengan sigap Jihoon meraih dan membacanya dengan seksama. Lalu senyum tipis muncul diwajahnya, keningnya nggak lagi mengerut.

Kira-kira begini isi pesan yang ngebuat dia secerah mentari pagi:

Junkyu.

Iya, Pak?

Kamu tau Hyunsuk dimana?

Oh
Tau
Hyunsuk pulang kampung, pak. Katanya bapaknya sakit

Boleh minta alamatnya?


Setelah membaca pesan Junkyu, dengan senyum yang merekah, Jihoon bergegesa mengambil jaketnya dan beranjak keluar dari kamarnya.



***

Diatas atap rumah sakit, Hyunsuk duduk. Selonjoran. Rumah sakitnya besar. Bertingkat banyak. Ya mungkin bisa disebut rumah sakit elit.

Hyunsuk memeluk kedua kakinya. Matanya terpejam, merasakan angin membelai rambutnya. Mendinginkan kepalanya yang penuh sejak ia menjajakan kakinya dilantai rumah sakit. Beberapa kali ia menghembuskan nafas berat.

Tiba-tiba dahinya berkerut saat merasakan angin menjadi ribut. Ia membuka matanya akibat kebisingan yang ditangkap indra pendengerannya.

Matanya terbelalak kaget melihat sebuah helikopter melayang cukup jauh dari tempatnya duduk.

“Buset,” ia mengamati helikopter yang hendak turun, “ini orang aneh mana ke rumah sakit naik helikopter anjir?!”

Matanya masih setia mengamati. Ketika seseorang turun dari helikopter, ia otomatis menjerit.

“KAK JIHOON?!

Hyunsuk langsung bangkit dan berlari menghampiri Jihoon dengan kebingungan terpantri diwajahnya.

“Kak Jihoon kenapa disini?” tanya Hyunsuk. Masih kaget.

“Nyamperin kamu.” Jawab Jihoon santai.

“Iya, tau... terus ini... helikopter.. ngapain? Buat apa? Hah? Buset— kaya,” Hyunsuk meracau tidak jelas. Kepalanya mendadak linglung menyadari betapa kayanya seorang Park Jihoon.

Are you okay?” tanya Jihoon. Matanya menatap Hyunsuk khawatir.

Hyunsuk mengangguk. “Papi juga baik-baik aja kok. Cuman darah tingginya naik aja. Paling besok udah balik, sih.”

“Kenapa?”

“Hah?”

“Kenapa tiba-tiba balik?”

“Ya papiku masuk rumah sakit masa nggak balik?!”

“Bukan gitu...” ucap Jihoon lembut. Tangannya menggenggam tangan yang lebih muda, diusapnya punggung tangannya lembut. “Pasti ada hal lain, kan?”

Sugary Dad [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang