"sekarang tanggal 23, jangan di lupain ya," pinta Raga sambil menaruh kembali ponselnya ke kantungnya. "Jangan tinggalin gue juga, banyak hal yang mau gud lakuin sama lo."
Sorot mata Sisi tak mampu bohong, gadis itu benar-benar senang saat ini. Ia menatap Raga dengan binar yang sama sekali tak ia sembunyikan, seolah ingin Raga paham betapa ia beruntung mendapatkan ia di hidupnya.
"Gue di sini, gue ga akan kemana-mana apalagi ninggalin lo." Sisi berbicara dengan tegas namun lembut, menyiratkan ia benar-benar akan ucapannya tadi.
"Ayok buat cerita indah kedepannya," lanjut Sisi dengan senyumannya.
Senyuman itu nyatanya menular pada Raga dalam beberapa detik. "Bunda kalau tau kita pacaran, pasti seneng."
"Iya, Bunda juga pasti seneng," balas Sisi yang langsung membuat keduanya terkekeh karena bunda yang mereka maksud tentunya berbeda.
"Bunda sama Ayah tuh sayang banget sama lo tau Si. Kita sama-sama bukan anaknya, tapi dia sayang lebih-lebih dari orang tua kandung kita," kata Raga yang di balas oleh anggukan saja dari Sisi.
"Makannya, gue pengen banget jagain mereka, gue pengen bahagiain dua-duanya. Gue ga mau liat mereka sedih, gue juga pengen jagain terus ade-ade gue."
Sisi tersenyum mendengar itu, ikut tersentuh karena di balik sifatnya yang jail ini. Raga adalah lelaki yang selalu berusaha melindungi sekitarnya, dan ia tak akan melupakan jasa orang yang telag membantunya. Cepat atau lambat ia akan membalas kebaikan itu berkali-kali lipat.
"Bunda, Ayah, Zara, Olif, gue sama orang-orang di sekitar lo beruntung bisa kenal lo, Ga. Terutama gue, gue seberuntung itu punya lo di hidup gue," tutur Sisi tulus. Gadis itu lalu menyenderkan kepalanya pada bahu Raga.
Tanpa permisi, Raga mengecup cepat kepala gadis itu. Kemudian ia terkekeh saat menyadari tubuh Sisi yang langsung menegang, namun beberapa detik kemudian Sisi mengulum bibirnya. Mencoba menahan rasa yang ingin meledak dari dalam dirinya karena terlalu senang.
Oh kapan terakhir Sisi merasakan euforia bahagia seperti ini? Rasanya sudah terlalu lama ia tak sesenang ini
•••
Saat matahari sudah mulai kembali turun ke arah barat, saat itu juga Sisi mengajak Raga untuk kembali pulang. Takut terlalu malam sampai di rumah nanti.
Sedari tadi, Raga sama sekali tak melepaskan genggamannya pada tangan Sisi barang sedetik pun. Seolah tak ingin perempuan itu jauh-jauh darinya, padahal sudah beberapa kali juga Sisi memintanya untuk melepaskan genggamannya ini. Namun Raga malah menulikan telinganya, memilih pura-pura tak mendengar apapun perintah Sisi.
Lelaki itu masih tak menyangka bisa mendapatkan Sisi, segala pengorbanan juga penantiannya seolah terbalaskan. Ia berjanji akan selalu menjaga dan membahagiakan Sisi bagaimanapun caranya, sudah cukup rasanya Sisi selama ini menderita. Karena kini kebahagiaan datang menghampirinya.
"Ke rumah dulu yah?Bunda pasti nanyain kalau gue balik ga bawa lo," Pinta Raga sesaat sebelum keduanya sampai di parkiran.
"Boleh deh, udah lama gue ga kesana, mau nengok Bunda Hani," kata Sisi menyebutkan nama Bunda Raga.
Raga terkekeh pelan, ia menyempatkan diri untuk mencubit pelan hidung Sisi sebelum akhirnya mengambil helm dan memakaikannya pada Sisi.
"Dasar bocil, lain kali harus bisa sendiri, harus inget selalu di cetrekin. Ini buat keselamatan tau," ceramah Raga yang hanya di balas oleh beberapakali anggukan malas dari Sisi.
Setelah itu, Raga naik ke atas motornya yang di ikuti oleh Sisi. Cowo itu menarik lembut tangan Sisi agar melingkar ke perutnya. Sisi yang tiba-tiba di tarik seperti itu sejujurnya cukup terkejut, hanya saja ntah kenapa kali ini ia ingin menurut begitu saja pada lelaki yang baru jadi kekasihnya ini. Biarlah hari ini baik dia dan Raga sama-sama tak membatasi diri, melepaskan semua yang ada di hati dan juga melakukan semua yang mereka inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUDUT KENANGAN
FanfictionStart : 12 September 2023 End : Masukin perpustakaan dulu aja yuk kak, siapa tau kan jodoh sama ceritaku 🐝❣