Bagian 2

6 0 0
                                    

"Tanya apa? Kamu siapa?" Jawabku dengan heran.

"Maaf kak, aku murid baru disini dan sedang diospek, aku dapat tugas dari kakak OSIS untuk cari tau atlit di sekolah ini yang pernah menang juara satu tingkat nasional, kakal tau gk?" Ucap perempuan tadi menjelaskan kepada Jiwa.

Mendengar penjelasan perempuan itu, Jiwa tersenyum kecil. Dan mulai berpikir untuk menjahili gadis itu.

"Bentar-bentar, kamu tanya ke kakak kelasmu tapi kamu gk memperkenalkan diri dulu. Klo kamu gk bener caranya, gk aku kasih tau ya." Ucap Jiwa dengan wajah serius.

"I-iya kak, maaf kak. Nama saya Bella Cantika Puspita, bisa dipanggil Bella. Saya sekarang kelas sepuluh IPA 3 kak." Ucap Bella dengan nada takut.

"Ternyata nama kamu udah bisa dilihat dari wajah kamu ya." Ucap Jiwa.

"Hah? Maksud kakak?" Jawab Bella polos.

"Iya, Cantika kayak wajah kamu." Ucap Jiwa dengan tawanya.

Bella hanya membalasnya dengan tertawa kecut. Karena bukan kalimat itu yang dia harapkan dari kakak kelas yang baru ditemuinya ini.

Akhirnya dengan baik hati Jiwa memberikan jawaban yang diharapkan oleh Bella sejak tadi.

"Atlit juara I Nasionalis itu udah berdiri dihadapanmu sekarang." Ucap Jiwa santai.

"Hah, yang bener kak? Atlit apa? Terus nama kakak siapa?" Ucap Bella dengan terheran-heran.

"Kamu gak lihat pakaianku sekarang?" Tanya Jiwa sambil menunjuk baju yang sedang ia pakai.

"Itu pakaian silat ya kak?" Jawab Bella polos.

Jiwa tersenyum dan memutar bola matanya. Dia merasa gadis ini benar-benar memggemaskan.

"Udah biar cepet karena aku masih ada latihan dan kamu pasti diberi waktu untuk cari tau ini. Namaku Jiwangga Mahardika atlit Karate pernah juara I nasional di Jakarta." Ucap Jiwa.

Bella sibuk mencatat ucapan Jiwa tadi. Dan sontak dia dikagetkan dengan kalimat Jiwa.

"Untuk tanda terima kasih karena aku udah baik hati kasih tau tugas kamu, sekarang aku minta nomor WA kamu." Ucap Jiwa sambil menyodorkan gawainya, tanda Bella harus mengetik nomornya di gawai milik Jiwa.

Tanpa menjawab Bella patuh dengan permintaan Jiwa. Dengan cepat ia mengetik nomornya. Dan kemudian diserahkan lagi gawai itu kepada pemiliknya.

"Makasih banyak ya kak, udah bantu aku. Aku harus kembali ke kakak osis yang tadi." Ucap Bella tergesa-gesa lalu pergi meninggalkan Jiwa.

***

Di kelas sebelas IPA, bu Susi sedang membentuk kelompok untuk tugas Matematika. Dalam ruangan itu terdapat 20 siswa dan bu Susi menentukan jumlah anggota kelompok hanya 2 orang. Bu Susi sudah menentukan kelompok sesuai keinginannya, dimana Arga satu kelompok dengan gadis bernama Sasa. Sedangkan 3 sahabat Arga yaitu, Dimas satu kelompok dengan Sinta. Namun malangnya Adam dan Haris menjadi satu kelompok karena jumlah gadis di kelasnya berjumlah ganjil.

"Bu, saya kok satu kelompok sama Adam sih." Protes Haris.

"Gak usah protes sudah untung kamu satu kelompok sama Adam yang pinter Matematika." Tegas bu Susi.

Haris dan Adam hanya bisa pasrah dengan keputusan bu Susi. Sebenarnya mereka juga mau satu kelompok dengan teman perempuan. Ibaratnya sambil menyelam minum air, mengerjakan tugas sambil PDKT.

Kisah Jiwa & ArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang