Waktu menunjukkan pukul 16.00. Jiwa sudah berkemas dan bersiap untuk pulang. Sambil berjalan menuju gerbang sekolah, ia mengirim pesan ke bunda supaya segera dijemput.
Setelah menunggu selama 15 menit, akhirnya bunda tercinta sampai dengan mengendarai sekuter matik yang bisa digunakan bergantian dengan dirinya. Jiwa tersenyum melihat bundanya lalu bergegas menggunakan helm dan menawarkan biar dia yang mengendarai motornya. Tanpa pikir panjang bundanya turun dan membonceng di belakang.
Sampai di rumah ternyata tidak ada orang, yang tandanya sang ayah masih bekerja dan abangnya masih di studio untuk latihan band. Setelah meletakkan tas sekolahnya, Jiwa memutuskan untuk mandi.
Keluar kamar mandi sperti biasa Jiwa bertelanjang dada dengan rambut basah dan handuk bergantung dipundaknya.
"Bun, masak apa? Laper nih. Boleh makan dulu gak?" Pinta Jiwa.
"Laper banget ya? Nanti gk ikut makan bareng dong kalo adek makan sekarang." Ucap bunda.
"Makan dikit aja bun, nanti malam makan lagi bareng-bareng." Jawab Jiwa dengan tersenyum.
Akhirnya Jiwa dibolehkan makan sore itu, meski masih lapar dia mengganjalnya dengan cemilan sambil menonton televisi.
Pukul 17.30 Arga sampai di rumah. Begitu masuk rumah Arga disambut oleh adiknya.
"Sore banget baru pulang, bang?" Tanya Jiwa.
"Iya, tadi latihan lagu baru jadi agak lama." Jawab Arga sambil menyapa bunda dengan pelukan.
"Langsung mandi ya kak, jangan tiduran dulu!" Ucap bunda sambil melihatnya Arga menuju kamarnya.
Tak jauh berbeda, Arga pun punya kebiasaan yang sama dengan Jiwa jika selesai mandi. Ia bergabung dengan adiknya untuk ikut bermain game di ruang menonton tv, yang dimainkan Jiwa sejak Arga sedang mandi tadi. Mereka menghabiskan waktu menunggu makan malam dengan tiga kali ronde game.
Pukuk 18.10 terdengar tanda-tanda sang ayah pulang. Setelah memarkirkan mobil di garasi, sang ayah masuk dengan mengucapkan salam dan dibalas kedua anaknya yang masih bermain game. Ayah pun segera mandi dan solat, lalu bergegas untuk rutinitas makan bersama keluarganya.
"Hari ini kalian ngapain aja?" Tanya ayah membuka topik pembicaraan.
"Hari ini masih biasa aja yah, karena masih hari pertama masuk. Tapi tadi mapel Matematika udah bentuk kelompok aja, jadi besok rencana aku mau belajar kelompok di rumah temen. Terus tadi pulang sekolah aku langsung ke studio buat latihan lagu baru, jadi pulangnya agar telat." Arga mengawali menjawab.
"Hari ini pelajaran di kelasku juga masih perkenalan, terus tadi setelah istirahat aku latihan buat persiapan turnamen bulan depan." Jiwa melanjutkan menjawab.
Jiwa belum berani bercerita tentang kejadian di kantin sekolah tadi siang, karena dia takut digoda anggota keluarganya kalau dia telah minta nomor dari gadis yang baru ia kenal. Karena dia baru pertama kali melakukan itu. Mungkin ia akan menceritakannya nanti jika sudah siap atau mungkin ketika lebih dekat dengan gadis bernama Bella itu.
Selesai makan malam Arga dan Jiwa belajar bersama di kamar Arga. Kamar yang rapi dan tak banyak barang itu memang nyaman digunakan untuk belajar, dari pada kamar Jiwa yang penuh dengan barang yang tak penting ditambah ia yang tak pandai merapikan kamar.
Disela-sela belajar, mereka tampak asik dengan gawai mereka yang ternyata sedang membahas hal penting bagi mereka di grub chat yang beranggotakan mereka berdua, Dirga, Hasan, Juna, Adam, Dimas, dan Haris. Mereka sudah berteman sejak di bangku sekolah menengah dan masih terjalin baik sampai sekarang.
Dan isi percakapan mereka di grub chat:Haris: Ayo kerkom bareng, masak aku kerkom berdua doang sama Adam. Najis banget dah..
Dirga: Kerkom apaan deh?!
Dimas: beda kelas woy. Ayo lah, ris. Mau pamer juga nih aku sekelompok sama Sinta yang manis banget. Hahaha..
Juna: Kita anak IPS ikut aja kalik ya sekalian nongkrong gitu.. Setuju gk? @Jiwa @Dirga @Hasan
Adam: Gua pasti ikut lah, daripada berdua doang ama Haris. Bawaannya merinding terus.
Haris: Lu kira gua mahluk halus..
Jiwa: Aku setuju @Juna. @Haris kamu kan jelmaan siluman wkwk
Haris: @Jiwa awas ya klo besok ketemu, gua celupin di got samping kelas. Oke setuju semua nih, lah si Arga mana kok blm muncul. Mana abang lu nih wa??
Arga: Aku belum bilang ke Sasa, aku chat dia dulu deh.
Haris: Buruan..
Setelah membalas di grub tongkrongan, Arga tampak bingung bagaimana mengirim chat ke Sasa.
"Dek, kamu kalau ngechat cewek duluan kayak gimana?" Tanya Arga dengan ragu-ragu.
"Ya tinggal chat aja sih bang, kayak kamu ngechat bunda." Jawab Jiwa asal.
"Lah beda dong bodoh, masak bunda kamu samain sama cewe baru kenal." Ucap Arga kesal.
Akhirnya Arga memberanikan diri untuk mengirim pesan ke Sasa.
Isi pesan Arga ke Sasa:
Arga: Sa, mau kerkom kapan?
Sasa: Ini siapa ya? Kerkom?
Arga: Lah nomorku gak kamu simpen? Aku Arga yang satu kelompok di mapel Matematika.
Sasa: Oh, kamu. Sorry ya Ga. Kamu bisanya kapan? Aku ikut kamu aja.
Arga: Klo besok gimana? Aku diajakin Dimas, Haris, sama Adam buat ngerjain bareng di caffe.
Sasa: Mau kerkom apa nongkrong? Lagian aku gak akrab sama temen-temen kamu.
Arga: Udah santai aja, mereka jinak kok.. Lagian ada sinta juga. Aku gak enak nolaknya nih. Entar aku jemput di rumahmu deh.
Sasa: Ya udah deh, aku ngikut kamu aja
Arga: Alamat rumah kamu mana? Besok aku jemput jam 3n setelah ashar ya.
Sasa: Perum. Pondok Indah blok 50 No 33. Iya Ga
Arga: Oke, sampai ketemu besok Sa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Jiwa & Arga
Teen FictionKami adalah kembar bukan identik. Kata bunda jarak usiaku dengan bang Arga hanya lima menit. Dan kata bunda kenapa aku baru keluar setelah lima menit, katanya ketika aku akan keluar dari perut ternyata leherku tersangkut tali pusar, dan akhirnya dok...