Lembayung senja mengantarkan raga itu kepada peristirahatan terakhirnya. Masih teringat jelas bagaimana kenangan indah yang ia lalui bersama pria itu. Seorang pria yang berani mengambil keputusan untuk mencintai wanita yang jelas-jelas tidak bisa menemaninya hingga akhir. Bahkan pria itu harus ia tinggalkan ketika cinta mereka semakin terasa hangat dalam hati.
Meninggalkan sosok yang terkasih memang tak mudah. Namun, tak ada waktu lagi baginya untuk bertahan. Tuhan sudah memanggilnya untuk pulang dan beristirhat. Kini ia hanya berharap pria itu bisa merelakannya dan tidak berlarut dalam duka yang ia tinggalkan.
Aku pamit untuk tidur, kamu pulang dan lanjutkan kehidupanmu. Lanjutkan hal-hal yang tertunda karena kamu terus berada disisiku selama ini. Aku mencintaimu sampai akhir, maaf jika aku hanya bisa bertahan sampai sini. - Chaeyoung.
***
Chaeyoung mengerang kesakitan. Untuk sekian kalinya rasa sakit itu menjalar pada tubuh ringkih yang terasa menyiksa baginya. Andai saja jika bisa menawar kepada Tuhan, mungkin ia ingin sekedar sakit biasa yang bisa disembuhkan oleh obat dan istirahat yang teratur. Sayangnya, penyakit yang ia derita tak bisa disembuhkan. Walau selama ini ia terus melakukan kemotrapi, tapi itu hanya bisa membantunya untuk sekedar menambah masa bertahan untuk hidup yang ia jalani.
Gadis itu sudah merelakan berbagai macam hal yang seharusnya bisa dilakukan oleh gadis seumurannya. Ia putus sekolah. Hanya diam di rumah atau berada di rumah sakit. Beberapa perawat bahkan ia anggap sebagai temannya. Hanya untuk sekedar tempat berbagi kisah mengenai kesehariannya yang membosankan sebagai seorang pasien.
Sore ini ia meminta ijin kepada perawatnya untuk membaca novel di taman rumah sakit. Sang perawat pun memberi ijin, setidaknya ia merasa gadis itu perlu menghirup udara segar setelah beberapa jam lalu melalui kesakitan yang luar biasa setelah melakukan kemoterapi. Perawat bernama Boram itu mengantar Chaeyoung dengan menggunakan sebuah kursi roda.
Setelah berada di taman, Chaeyoung meminta untuk ditinggal oleh sang perawat. Ia beralasan akan menghubungi perawat tesebut dengan ponselnya jika gadis itu ingin kembali ke ruangannya. Perawat Boram awalnya ragu akan permintaan Chaeyoung tersebut, tapi Chaeyoung meyakinkannya hingga akhirnya perawat tersebut pun setuju.
Setelah ditinggalkan, Chaeyoung menghirup udara dengan perlahan. Gadis itu menikmati suasana taman dengan angin sepoi-sepoi yang sesekali menerpa rambutnya yang terurai. Ia mulai membuka lembaran novel yang akan dibaca. Sebuah kisah klasik mengenai cinta antara Romeo dan Juliet. Kisah yang menurut Chaeyoung menjadi kisah cinta fiksi kesukaannya.
Beberapa menit berlalu, terasa damai dan menenangkan bagi Chaeyoung. Hingga akhirnya hal itu terusik oleh suara seorang pria yang entah sejak kapan duduk di hadapan Chaeyoung.
"Kisah yang membosankan, masih ada yang mau baca buku seperti itu di jaman sekarang?" tanya pria itu yang jelas-jelas sebuah pertanyaan yang seharusnya tidak ia lontarkan begitu saja.
Chaeyoung menurunkan bukunya hingga tesimpan di pangkuannya. Ia menatap pria angkuh yang berada di hadapannya itu. "Ada dan itu aku," sahut Chaeyoung.
"Kuno sekali seleramu. Sakit memang membosankan, tapi percayalah setelah kamu pulang ke rumahmu dan mulai melakukan aktivitasmu lagi seperti biasanya, aku yakin kamu pun akan lupa akan buku itu," kata pria itu lagi.
"Kamu perlu tahu sesuatu, aku bahkan telah membaca buku ini belasan kali dan aku tidak pernah bosan pada isi buku ini. Tidak ada yang berubah sekalipun aku pulang ke rumah. Bahkan rumah sakit ini seperti rumah kedua bagiku," ucap Chaeyoung.
"Aneh, dimana orang yang menganggap rumah sakit adalah rumah keduanya? Para pekerja di gedung ini pun bahkan tidak pernah menganggap tempat kerjanya adalah rumah kedua bagi mereka. Yang ada mereka juga ingin segera pulang dan mendapatkan hari libur."
KAMU SEDANG MEMBACA
On The Gone
Fanfiction[Oneshoot] Roseanne x boys Only! Dibuka pada tanggal : 23 Desember 2021 By : All participating authors