Da【Ⅱ】nty Daffodil : The destiny

32 0 2
                                    

Happy reading !

Hai, minna sama~

Ada yang sudah pernah nonton film suckseed belum ? Hihi

Itu filmnya bener2 berisi bgt, ^^

Cocok buat minna sama yang lagi butuh olahraga perut (red: ketawa ngakak)

Salam suckseed, ^^

Mentari pagi di hari minggu menyapa ku lembut. Membiaskan cahayanya menembus retinaku lewat jendela besar yang sudah terbuka sebagian tirainya. Aku mengucek mataku dan beralih menuju kamar mandi. Menanggalkan dress tidurku dan berendam di bath up. Hoaah, segarnya. Namun, tak sampai sepersekian detik aku memekik.

"Kyaaaaa !!!" Aku lalu membekap mulutku, khawatir akan ada yang mendobrak kamar mandiku hanya untuk menyelematkanku.

Aku menatap nanar ke arah tangan kananku. Astaga ! Apa ini !! Goddamn ! Di bagian lengan kananku terdapat sulur-sulur berwarna hijau. Ah, tidak. Sepertinya sulur hijau itu adalah tanganku. Dan, lihat. Aku benar-benar sudah mati rasa sekarang. Telapak tanganku mulai kaku. Sulur itu seperti menggerogoti tanganku. Dan aku bersumpah lama kelamaan maka aku akan menjadi manusia pohon. Sial ! Bagaimana ini bisa terjadi !

A-ha ! Ini pasti ada hubungannya dengan perkataan dryad sialan kemarin. Pada saat mencengkeram tanganku ia melepaskan racun dryadnya. Hanya itu yang dapat kusimpulkan. Shit ! Kukira aku hanya mimpi. Jadi, semua kegilaan kemarin itu nyata.

Oh, aku hampir lupa. Kemarin dryad itu memberikanku kertas. Secarik kertas lusuh. Dimana aku menyimpannya yah?

.

.

Aku keluar dari kamarku dengan mengenakan mini dress putih lima senti diatas lutut ditambah blazer hitam sepanjang dressku. Juga mengenakan sepatu kets hitam yang cukup kecil dikakiku. Aku membiarkan rambut sebahuku tergerai. Yeah, mau bagaimana lagi. Rambut pendek tidak memberikan banyak akses untukku memodifikasinya. Ah, dan juga aku sedang panik sekarang.

"Mary ! Kau simpan dimana bajuku kemarin ? " tanyaku pada gadis muda alias salah satu maid di mansion ini.

"Umm, sepertinya sudah di cuci oleh Mrs. Jane, nona. Ada apa?"

"Apa ?! Sial ! Mati aku !" Umpatku. Sepertinya kelas keputrian yang selama ini kuikuti tak ada hasilnya jika dilihat dari caraku mengumpat ini. Hell yes, I dont mind !

Aku meninggalkan mary yang kebingungan itu. Tapi, ia tetap membuntutiku . Aku tak peduli. Ku pacu langkahku sampai ke tempat dimana jane berada. Mary yang memberitahuku ia ada disini. Di ruangan cuci.

Ruangan ini sama besarnya dengan ruangan-ruangan di mansion. Namun, letaknya di lantai teratas karena sekalian sebagai tempat untuk menjemur. Kulihat ada beberapa maid yang sedang bekerja. Maid separuh baya yang sedang menggosok. Ada juga yang sedang mencuci. Oh, shit. Dimana jane.

"Nona, ini mrs. Jane." Ujar mary. Aku melihat mrs. Jane marah. Ia terlihat ketakutan.

"Bodoh ! Bodoh ! Bodoh ! Kemana baju yang kupakai kemarin ! Ku harap kau belum mencucinya jika masih ingin bekerja disini !!" Pekikku geram.

Aku benar-benar kalap. Bagaimana aku bisa melupakan kertas yang mungkin akan membantuku menghilangkan kutukan dryad jalang itu.

"Tolong maafkan saya, nona. Tapi, semua baju kotor kemarin sudah dicuci." Ujarnya lirih dan memelas.

"Sekali lagi maafkan saya nona,"

Aku menjambak rambutku frustasi lalu berlari kearah jemuran. Aish, banyak sekali pakaiannya. Seprai-seprai putih dan warna lain juga terlihat masih basah. Aku menjelajahi satu persatu tali-tali jemuran yang sudah terisi ini.

Da【Ⅰ】nty Daffodil : The SeekerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang