Tasya POV
Pagi ini aku sibuk di toko melayani pembeli yang penuh sesak karena banyak orang tua membeli keperluan anaknya yang akan memulai sekolah offline. Yaa, setelah sekitar hampir 2 tahun sekolah dan kuliah dilakukan secara daring karena wabah covid, mulai Minggu depan sekolah akan dibuka lagi.
Para orang tua sibuk mencari keperluan sekolah mulai dari seragam, tas, sepatu,dan keperluan sekolah lainnya. Mengingat toko tempatku bekerja ini merupakan toko serba ada. Aku sangat sibuk sekali.
"Huh, capek banget ya Allah" Aku.
"Tapi ga boleh ngeluh masak calon orang sukses ngeluh, ya gak boleh lah hahahaha"lanjutku.
Sibuk mondar mandir dan melayani para pembeli sampai sampai aku lupa untuk makan siang. Untung aja saat mulai sore para pembeli mulai sepi, tapi mau beli makan rasanya mager banget.
Coba aja ada yang ngirim makan gitu, kan enak ya-batinku.
📞Mas Rangga
Hallo
Saya di depan, kamu udah selesai kan shift nya?
Hah, ngapain mas didepan? Iya ini udah selesai tinggal beres beres
Udah cepet ke depan saya tunggu
Panggilan terputus~
"Mas Rangga didepan nih? Jemput aku? Lah kesambet apaan coba" Aku.
Daripada bingung mikirin mas Rangga lebih baik aku cepet beres beres terus nyamperin orangnya. Ga banyak sih, cuma tinggal ganti baju sama beresin tas selempang yang ku bawa.
Aku jalan ke depan dan mas Rangga udah senderan di depan pintu mobil. Apa coba maksudnya, tebar pesona gitu. Dasar duda.
"Mas tumben banget jemput aku, ada apa?"Aku.
"Temenin saya jemput Tarisya ke sekolah. Karena saran kami akhirnya saya daftarin dia sekolah" Mas Rangga.
"Kok sore banget jempunya, bukannya Risya masih TK?" Aku.
"Saya mau jemput kamu dulu dan kamu ga usah khawatir karna disamping sekolahnya juga tempat penitipan anak jadi saya sekalian daftarin disana juga biar bisa menyesuaikan jam pulang kantor saya" Mas Rangga.
"Ngapain repot repot jemput saya sih mas, seharusnya mas langsung jemput Risya kasihan tau dia nungguin kamu" Aku.
"Udah kamu diam aja ga usah protes" Mas Rangga.
Aku memilih diam dan ga melanjutkan obrolan kita. Dari mulai masuk mobil dan di perjalanan kami hanya ditemani keheningan yang membosankan.
"Kamu kenapa diam saja? Biasanya juga cerewet" Mas Rangga.
"Tadi disuruh diem, sekarang suruh ngomong maunya apa sih" Aku.
"Iya iya maaf, jangan ngambek ke saya dong" Mas Rangga.
"Iyaa dimaafin, udah cepetan nyetirnya kasian Risya tau" Aku.
"Ini saya tadi beli camilan, makan gih belum makan siang kan. Ganjel pakai itu dulu ya nanti sehabis jemput Risya kita mampir makan dulu" Mas Rangga.
"Ga usah mampir nanti masak aja di kostan, bahan masakan juga masih banyak sayang kalau makan diluar" Aku.
"Iya terserah kamu aja" Mas Rangga.
Kesel sih rasanya sama mas Rangga pengen tak HIHH, tapi berhubung udah sore banget niat itu ku urungkan. Kasihan Risya pasti udah nunggu banget dijemput papanya. Lagian ngapain coba mas Rangga jemput aku segala kan malah buang buang waktu jadinya.
🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞
Kami akhirnya sampai ke tempat penitipan dimana Risya dititipkan. Tempatnya masih lumayan rame mengingat mungkin banyak anak yang belum dijemput orang tua mereka.
"Kak Tasyaaaaaaa" Risya.
"Hai sayang, maaf ya jemputnya lama papa kamu nih jemput Kaka segala jadinya jemput kamunya telat" Aku.
"Ihh ga papa Kaka, aku ko yang nyuruh papa buat jemput kaka biar bisa jemput aku sama sama" Risya.
"Tuh dengerin makanya sekarang ga usah ngambek sama saya" Mas Rangga.
"Iyaa ih orang udah dimaafin juga" Aku.
"Ayo sekarang kita pulang udah mau magrib" lanjutku.
"Ayoooo" Risya.
Kami sekarang dalam perjalanan pulang dan keadaan mobil sangat ramai karena celotehan Risya tentang hari pertamanya sekolah. Aku dan mas Rangga sangat senang menanggapi celotehannya. Seperti keluarga bahagia ya bund.
Sesampainya di kost, Risya dan mas Rangga langsung masuk ke kamar untuk bersih-bersih. Perlu kalian tahu untuk urusan makanan, mas Rangga menyerahkannya kepadaku. Aku diberi uang untuk belanja kebutuhan sehari-hari.
Kenapa aku tidak menolak padahal mereka orang asing. Entahlah, kerena aku mau dan merasa memiliki keluarga baru setelah kehadiran mereka. Mengingat keluargaku ada di kampung dan aku sendirian merantau ke ibu kota.
Kesepakan untuk memasakkan mereka terjadi sekitar 3 hari yang lalu. Dimana mas Rangga datang ke kamarku dan meminta hal itu. Cukup lama aku berfikir tapi mengingat Risya, akhirnya aku mau.
"Assalamualaikum mas, ayo makan malam dulu. Udah siap makannanya" aku.
"Waalaikumussalam, iya sebentar Sya" mas Rangga.
Pintu kamar kost mas Rangga terbuka menampilkan mas Rangga dalam keadaan fresh dan wangi. Duh makin buat deg degan aja ni duda satu.
Tak lama kami bertiga ke kamar kost ku untuk makan bersama. Aku senang melihat mereka lahap makan masakanku. Seperti keluarga sungguhan rasanya.
"Gimana Risya masakan Kaka? Enak atau ada yang kurang?" Aku.
"Enaaak banget Kaka, aku suka. Besok kalau buatkan Risya bekal mau ga?" Risya.
"Tentu sayang, mas mau juga?" Aku.
"Mau disayang?" Mas Rangga.
"Ihh apaan sih, maksudku tuh mas mau dibuatin bekal juga?" Aku.
"Oh iya mau, kalau tidak merepotkan" Mas Rangga.
"Ga repot kok, aku seneng malahan" Aku.
Kami bertiga selesai makan malam. Tidak banyak obrolan yang terjadi setelah makan malam. Karena waktu semakin malam mas Rangga dan Risya kembali ke kamar kost mereka dan aku harus bersih-bersih dulu. Sebelum akhirnya tidur.
Dekatan sama mas Rangga emang bahaya buat jantung aku, deg degan mulu asli ga boong-batinku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hai semuaaaaaa
Kangen banget nglanjutin work iniii
Kangen kalian jugaaa
Maaf ya baru bisa lanjutin, karena sibuk banget udah kelas 12
Jangan lupa tekan bintang yauw, bubayy
*Ojo lali pokoke aku mekso* ᕦ⊙෴⊙ᕤ
KAMU SEDANG MEMBACA
Kok Bisa?
Short StoryPas aku mau tidur menuju nyenyak, eh ada suara anak kecil nangis kejer, aku kebangun seketika merinding dong, kok malem malem ada anak kecil nangis eh setelah itu ada suara bapak bapak yang kayaknya lagi nenangin anaknya. "Duh siapa sih yang nangis...