2.Kembali ke Rutinitas

2 1 0
                                    

Alesha terbangun saat mentari mulai terbit di ufuk timur. Mual yang dia rasakan tidak dapat tertahankan lagi. Alesha pun berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya disana. 

Kepalanya sangat sakit sekali. Entah karena Alesha yang kurang tidur atau karena minuman keras yang dia konsumsi semalam. 

Alesha benci pagi hari, ketika dia harus kembali kembali bergelut dengan keras dunia, dimana dia harus berjuang untuk dirinya dan hidupnya sendiri. 

Jam menunjukan pukul 06.50 . Masih ada waktu untuk nya berangkat ke sekolah. Alesha memanglah anak yang nakal, namun untuk pendidikan Alesha tidak lah bermain-main. Dia bertekad untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan membuktikan kepada orang tuanya bahwa Alesha pantas untuk dibanggakan. 

"Lebih baik terlambat daripada tidak berangkat sama sekali kan? " Batin Alesha bergumam. 

***

Alesha mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Dia tidak perduli dengan nyawa nya sendiri, karena yang terpenting baginya adalah bisa sampai di sekolah sebelum pelajaran dimulai. 

"Pak, tolong bukain gerbang dong, Alesha mau masuk nih, " Rayu Alesha. 

"Tidak bisa,sekarang sudah terlambat 10 menit! " Tegas pak satpam. 

"Saya tau Pak. Nanti Saya traktir seblak deh, kalo Bapak bukain gerbang nya. " Nego Alesha. 

"Kamu pikir Saya cewek! " 

Alesha tertawa, "Emang bapak kira seblak itu cuma makanan cewek doang ya pak? "

Pak satpam menyerah, "Yaudah, kamu boleh masuk ,tapi sebelum itu  temui dulu Pak Satya di ruang BK sekarang! "

"Seblak nya jadi nggak pak? "Goda Alesha. 

"Saya nggak suka seblak! "

Alesha pun tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi dari pak satpam. 

***
Alesha terdiam di bangkunya, suara hiruk piruk di keramaian tidak membuat lamunan nya buyar. Sungguh, Alesha sangat membenci keramaian. Baginya semua kebisingan ini sangatlah mengganggu ketenangan dirinya. 

"Alesha temenin gw ke toilet dong. "

Alesha berdecak malas, apakah Tuhan tidak mengizinkan dirinya untuk bersantai satu menit saja? Namun Alesha tetaplah Alesha, dia tidak akan bisa menolak permintaan dari orang lain. Sebisa mungkin dia akan membantu orang tersebut walaupun dirinya sangatlah kerepotan. 

Alesha menatap Rasya dengan tatapan datar, " ayo! katanya ke toilet. " 

Rasya menghela napas,"Gausah natap gw begitu, ntar gw traktir boba deh pulang sekolah" 

"Minum doang mah ga bikin kenyang," protes Alesha. 

 "Yaudah , semerdeka lo deh mau beli apa, urusan bayar ntar gw yang urus. " pasrah Rasya. 

"Itu baru temen gw. " ujar Alesha penuh kemenangan. 

"Pengin nimpuk tapi sayang, ga ditimpuk nanti tuman,dasar teman. " Sindir Rasya. 

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi 15 menit yang lalu. Saat ini Alesha dan Rasya sedang berada di sebuah mall, setelah perdebatan kecil mereka.

"Ras, Lo jadi traktir gw kan? " tegas Alesha memastikan ucapan Rasya di toilet.

"Emang gw pernah bohong ke lu? "Sanggah Rasya.

Alesha memutar bola matanya malas, " Sering, setiap hari palah."

"Ya maap, khilaf soalnya, " Kekeh Rasya dengan tampang tidak berdosanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mentari Di ujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang