Chapter 1

1.3K 118 3
                                    

Selamat membaca.

Mimpi Wang yibo 9 tahun lalu.

Air semakin menenggelamkan tubuh mungil nya ia berhasil menolong sang adik malah justru dirinya jatuh ke dalamnya. Tetapi ketika pikiran dan tubuh hendak ingin pasrah sebuah tangan menarik lengannya melesat ke permukaan wajah itu terlihat kabur bercahaya seperti malaikat.

Mata Yibo terbuka seketika, kini dirinya terbangun merasakan pening di kepala akibat mimpi, tulangnya serasa remuk nyeri belum dapat di gerakan secara rileks, tetapi ia bukan pria lemah Yibo menggerakkan tubuh perlahan mencoba duduk di tempat.

"Tuan sebaiknya anda jangan banyak bergerak" salah satu pelayan rumah mendekati Yibo segera.

"Ah, sialan pasti aku kalah lagi dari pria miskin itu" Yibo mendesis mulutnya masih terasa perih. Wajah dari si tampan terlihat babak belur hanya mengurangi sedikit kemulusan tetapi ia tetap tampan meski di tempeli beberapa handsaplas dan kapas kecil.

"Kenapa anda tidak menyerah saja Tuan dia cukup tangguh mungkin lain kali ia bisa saja menghabisi anda" Nasehat si pelayan.

"Apa kau pikir aku lemah hah!?" Yibo berteriak menatap garang ke arah si pelayan.

"Bukan maksud say-"

"Jika sekali lagi kau berkata seperti tadi akan ku buat wajah bayimu itu menjadi bubur! Ji Li!" Ancam Wang yibo sembari menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan secara gusar.

Kepala Yibo terasa pening lagi, ia memijat pelan keningnya yang mulai memanas terasa hampir meledak. Bayangan amarah kepada Sean begitu besar sudah 3 kali mereka bertemu dan harus berakhir dengan duel. Yibo pernah meminta wilayah itu secara kekeluargaan lalu menawari beberapa perjanjian yang menurut Yibo menguntungkan untuk pihak kaum miskin. Ia pikir sejumlah uang yang baginya tak begitu ternilai dapat membeli wilayah itu demi membuat bisnis kakak tertuanya lancar. Yibo hanya suruhan tangan kanan dari kakaknya sendiri Jackson Wang.

Yibo sebenarnya ingin keluar mengakhiri dunia yang telah di buat oleh kakaknya sendiri, ia merasa di kekang seperti singa perbudakan. Kalau saja ia tak melindungi adik tirinya Dilreba mungkin ia sudah melarikan diri dan mencari orang itu. Orang dalam mimpinya yang selalu hadir ketika Yibo dalam keadaan tidak berdaya. Meski hanya sebuah ilusi karna kejadian itu sangat lama tetapi sampai sekarang Yibo selalu mengingatnya ia menganggap orang yang menolongnya waktu itu adalah malaikat tak bersayap.

Ji Li sendiri merasa kasihan kepada Yibo sejak kecil ia sudah menjadi pelayan setia Yibo. Dalam keadaan apapun Ji Li selalu di samping Yibo karena ayahnya berhutang budi banyak kepada Ibu Yibo yang sebelumnya juga menjadi pelayan Ibu Yibo, dan sebelum ayahnya tiada Ji Li di beri pesan wasiat terakhir untuk selalu berada di pihak Yibo apapun yang terjadi.

Flashback setelah Yibo ambruk di kalahkan Sean.
Sean berniat melayangkan tinju terakhir pada Yibo ia berjalan gentoyoran mendekati tubuh Yibo yang sudah ambruk tak sadarkan diri. Ketika ia hendak membungkuk melayangkan tumbukan mentah, justru malah hal tak terduga terjadi telapak tangannya malah berubah mengusap gusar penuh kasih sayang kepala lawannya. Semua orang di sekitar melihat hal itu terkejut, bahkan ada yang mengucek mata mereka berkali-kali.
"Apa kita tidak salah lihat..."
Flashback berakhir.

"Aw Dil... Aw pelan-pelan!" Sean nyengir merasakan perih ketika kapas kecil berbalur alkohol mengenai luka lebam di pipinya.

"Ge! Bisakah kau jangan bergerak terus! Lukamu nanti bisa infeksi kalau tidak di obati! Wajah tampan manismu ini akan hilang selamanya! Kenapa sih Ge, Gege malah berkelahi dan merusak wajah tampanmu ini!" Wanita muda yang mengobati luka Sean terlihat cemberut sembari tangannya dengan telaten berhati-hati mengobati luka di wajah Sean.

RIVAL ZERO(yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang