Sixteen

3.6K 299 44
                                        

Olahraga adalah mata pelajaran yang paling di tunggu kelima orang yang kini tengah sibuk mengoper-oper bola, siapa lagi jika bukan Abim, Dylan, Bara, Gyas dan Pandu. Empat siswa dan satu siswi yang selalu membanggakan dan juga pernah mengharumkan sekolah Angkasa atas kejuaraan tingkat nasional tanding futsal.

Selain karena prestasi mereka juga memiliki wajah yang tampan, jadi tak sedikit yang mengidolakan kelimanya apalagi Abim yang terkenal sangat maskulin dan sexy jika sudah terjun ke lapangan dengan keringat yang membasahi tubuhnya.

"Udahan ah, capek." ujar Abim lalu berlari ke arah gadisnya yang sedang duduk bersama dua temannya.

"Kia!" sapa Abim sambil tersenyum manis, tapi Zakia malah terkesan acuh tidak merespons. "Dih, kenapa mukanya jutek amat." Abim mulai duduk di samping sang gadis.

"Kia, gue sama Alsa ke kantin duluan ya." ucap Nissa seperti tidak ingin mengganggu kebersamaan mereka begitu pun Alsa, lantas tanpa menunggu jawaban Zakia keduanya langsung melegang pergi.

"Kia, aku-nya kok di cuekin." memelas Abim.

Namun, Zakia masih di mode diam.

"Kenapa sih sayang?"

"Abim!" Zakia langsung membuka suara.

"Apa sayang?" heran gadis tomboy itu.

"Jangan manggil itu ih!"

"Emangnya kenapa?" Abim bertanya bingung. "Lagian semua orang juga udah tau kalo yang namanya Kia anak kelas 12 Asper 2 itu pacarnya Abimanyu, satu-satunya cewek yang masuk tim futsal cowok di sekolah SMK Angkasa." jelas Abim sedetail mungkin.

"Ih dasar!" Zakia memukul lengan kekasihnya itu kesal karena sudah menggoyahkan hatinya yang tadi ingin ngambek seharian karena insiden ia melihat Abim berpelukan dengan Aira di taman.

Abim terkekeh geli. "Nah gitu dong, senyum." detik berikutnya Abim mencium cepat pipi gadisnya.

"Abim!" Zakia berbicara galak.

"Kenapa Kia sayang?" Abim masih saja menggoda gadisnya dengan panggilan sayang di tempat umum.

Zakia memalingkan wajahnya. "Aku lagi kesel, stop ya, aku nggak akan senyum!"

"Masa sih?" Abim mulai menggeser duduknya.

"Diem, aku kesel banget sama kamu!" ujar Zakia ketika Abim mencoba untuk memeluknya.

"Yaampun Kia."

Kemudian Zakia membalikan tubuhnya untuk menatap Abim. "Kamu nggak nanya gitu aku kesel karena apa?!" tanya Zakia sangat kesal.

Abim tersenyum singkat. "Emang kamu kesel kenapa Kia?"

"Gak tau!" jawab Zakia galak. "Udah nggak mood, kamu gak pekaan, kesel!"

Abim mengernyitkan dahinya heran. "Katanya tadi di suruh nanya, giliran udah nanya malah di bilang gak peka. Mau kamu apa sih 'hm? " tanya Abim lembut.

"Jangan deket-deket sama Aira!" secara tiba-tiba kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Zakia.

"Hah? Emangnya kenapa?" tanya Abim merasa bingung dengan permintaan gadisnya.

Tiba-tiba Zakia mengalihkan seluruh atensinya untuk Abim. "Kamu nggak peka banget sih jadi pacar!"

"Nggak peka apanya sih Kia?" kekeh Abim yang merasa gemas melihat Zakia ngambek seperti itu. "Coba jelasin dulu ke aku, ayo."

Zakia malah menghembuskan nafas kasar sambil mendelik.

"Ayo Kia, jelasin kenapa 'hm?" tanya Abim sembari meraih tangan gadisnya.

Zakia masih diam.

"Gak mau ngejelasin?" tanya Abim lagi sambil mengusap lembut pipi mulus gadisnya, Zakia menatap manik sang kekasih. "Yaudah okey, gapapa." putus Abim pada akhirnya.

Felicity [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang