Satu : Everything About Love

139 13 10
                                    

Jatuh cinta selalu menyenangkan.
Tapi, mencintaimu seperti hanya dalam angan.
Semuanya memabukkan.
Hingga tanpa sadar, aku terlena dan tenggelam.

***

"Cemberut mulu. Kenapa lo?"

Taehyung mendongak, mendapati Jimin, sahabatnya, yang baru saja keluar dari kelas.

"Kantin, yuk. Laper," Taehyung menyeret pemuda itu cepat setelah matanya tak sengaja bersiborok dengan netra milik Jeongguk. Yang kebetulan memiliki jam kelas bersamaan dengan Jimin.

Yang sayangnya juga, Taehyung lupa.

Jimin mengernyit bingung disela perjalanannya menuju ke kantin. Ada hal-hal aneh yang terjadi seharian ini. Pertama, Taehyung tidak berangkat bersama Jeongguk. Kedua, mata Taehyung merah dan nampak sembab. Ketiga, selama kelas berlangsung, Jeongguk banyak diam dan seperti tidak fokus. Dan sekarang, Taehyung seperti menghindar dari pemuda itu.

"Lo kenapa, sih? Ada masalah sama Gguk?"

Taehyung terdiam. Sebenarnya, mungkin dirinya saja yang berlebihan. Karena dari awal, Jeongguk tidak pernah meletakkan hati padanya.

"Nggak. Gue oke."Jawaban Taehyung membuat Jimin mendengus. Sedikit kesal.

"Lo tau, lo nggak bisa bohong sama gue. Masih aja lo bertingkah," Jimin benar. Taehyung itu seperti buku yang terbuka jika berhadapan dengannya. Terlalu transparan.

Menelungkupkan wajah pada meja, Taehyung nampak sangat lelah. Jimin yang melihat hanya terkekeh dibuatnya. "Kenapa, sih? Kesel banget gue liat lo muram gini."

"Emang gue nggak se-worth it itu buat dicintai ya, Jim?" Suaranya teredam karena posisi duduk Taehyung. Namun, Jimin masih dapat mendengar suara yang lebih seperti gerutuan itu. Lantas, dirinya tertawa.

"Pasti masalah kemarin lagi, nih. Lo belum obrolin sama doi apa?"

Taehyung menegakkan posisi duduknya. Wajahnya kusut, namun masih nampak anggun disaat yang bersamaan. "Belum," jawabnya lemas.

"Gimana mau ngomong kalo dateng-dateng dia cuma ngewein gue sampe mampus. Lubang gue masih sakit, nih," lanjutnya kemudian.

Jimin merotasikan bola matanya malas, "Tmi, tolol."

"Ya emang gitu. Bahkan gue kena pukul di tempat yang sama dua kali. Bekasnya belum ilang, ini ditambahin."

Jimin cukup sabar menanggapi cerita Taehyung. Sahabatnya itu memang tidak pernah memfilter apa-apa yang diucapkannnya.

"Jim," panggil Taehyung.

Mendongak, Jimin menjawab panggilan Taehyung dengan deheman. Meskipun begitu, tatapan pemuda itu terfokus pada sosok di hadapannya.

"Is that okay to stop?"

Nah ini. Inilah yang sudah Jimin tunggu-tunggu dari setahun lalu. Dari hari dimana Taehyung dan Jeongguk memutuskan untuk memulai hubungan haram itu. Friend with benefit.

Lagipula, Taehyung lebih banyak dirugikan disini. Dasarnya bulol saja makanya mau melakukan segala hal demi tetap bersama Jeongguk. Nyatanya, pemuda itu bahkan tak pernah meliriknya sama sekali.

"Gue capek, Jim. Meskipun gue nggak mau munafik, kalau sesayang itu gue sama Gguk. Cuma, gue udah nggak tahan lagi."

"Tae," Jimin menepuk pundak pemuda itu perlahan. Membuat fokus Taehyung sepenuhnya tertuju pada Jimin.

"Jangan pernah takut buat kehilangan orang lain. Mau secinta apapun lo sama dia, mau sesayang apapun lo sama dia. If they wanna go, then let them be. Berarti mereka nggak deserve lo. Ada rencana Tuhan yang lebih baik lagi buat lo,"

Jeda sejenak. Jimin menyeruput es tehnya sebelum melanjutkan ucapannya. "Gue juga dulu gitu. Selalu takut sama yang namanya ditinggalkan. Padahal, pada waktunya, semua orang pasti pergi ninggalin kita. Dan gue yakin, lo pasti bisa laluin itu. Lo lihat gue sekarang, kan? Ini tuh, bukti nyata, kalau ditinggalkan atau meninggalkan itu nggak selalu berakhir buruk,"

Taehyung mengangguk-angguk paham. Benar juga apa yang Jimin katakan.

"Jangan pernah bikin statement atau doktrin otak lo dengan pikiran bahwa lo nggak deserve mereka," Jimin melanjutkan, "tapi, ubah dengan pemikiran bahwa they don't deserve you. Karena apa? Karena you're the most precious thing in your own life. Jangan sampe, lo kehilangan jati diri lo demi memenuhi ekspektasi orang-orang tentang lo. Biarin aja. Suatu saat nanti, akan ada seseorang yang dengan gagah nawarin dirinya buat memantaskan diri, biar bisa bersanding sama lo."

***

TBC!

Immortal [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang