Satu persatu tangan ditarik oleh pria manis dengan warna Surai pirang dengan model undercutnya.
" Kau kenapa sih, chifuyu? " ucap pria manis satunya lagi bersurai sama warna dengan pria yang tadi hanya iris mata dan gaya rambut mereka yang menjadi pembeda-nya.
" Lihatlah " tunjuk chifuyu ke arah ruang ganti pria anak kelas 2A. Ruang ganti senior.
Memang ruang ganti dibedakan sesuai pangkat kelas siswa kelas masing-masing. Karna ruang ganti kelas 2 satu lawan arah dengan kantin itu lah sebabnya mengapa ke empat pria manis ini bisa tersangkut di depan ruang ganti kelas 2.
orang-orang yang ditarik olehnya menoleh ke arah yang ditunjuk. Seketika rona merah menjalar ke seluruh wajah mereka. Chifuyu menertawakan hal itu.
" Ciptaan tuhan mana lagi yang harus kalian dustakan. " Gumam chifuyu masih dengan tawa bangganya.
Takashi mitsuya, yang memang lebih tertua dari ketiganya memukul kepala belakang chifuyu. " Chifuyu, otakmu benar-benar sudah terkontaminasi. "
" Kak taka, ayo jewer saja manusia biadap ini. " Hanagaki takemichi, pria manis dengan mata birunya ini memanas-manasi mitsuya dan hal itu mendapatkan tatapan tajam dari chifuyu.
Inui seishu atau dikenal dengan panggilan inupi ini hanya menggelengkan kepala dengan tingkah teman-temannya.
" Ayo pergi dari sini. Kalau ketahuan sama senior yang didalam bisa gawat." Inui berucap.
" Apa yang gawat? " Keempatnya menoleh.
Sial. Mereka terciduk oleh senior yang sedang berganti.
" Halo, manis. Apa yang kalian lakukan didepan ruang ganti para senior? Ingin mengintip? "
Keempatnya kalang kabut. Ini semua salah chifuyu, refleks takemichi, mitsuya dan inupi menoleh ke arah chifuyu. Chifuyu yang ditatap sudah ketar-ketir ditempat.
Ia masih mencari alasan pasti untuk menjawab senior didepan mereka. Seketika ide cemerlang melaju di pikirannya. Dengan seringaian kecilnya ia menatap takemichi.
" Michi, pengen nonton katanya kak. "Takemichi menjatuhkan rahangnya. Apa-apaan itu! Kalau begini dirinya yang akan mendapatkan masalah. Oh, ya tuhan tolong jatuhkan saja chifuyu ke sungai Amazon.
" n-nggak kak, d-dia bohong. " Takemichi mengelak, jelas-jelas chifuyu yang membawa mereka ke tempat ini kenapa jadi dirinya yang dituduh. Chifuyu sialan, ingatkan takemichi untuk mengutuk manusia biadap itu.
" Benar begitu? " Salah satu senior yang memiliki tinggi semampai dengan ciri khas rambut ungunya yang rapi bertanya kepada inupi dan mitsuya.
Takemichi menatap keduanya penuh harap. Selamatkan aku. Batinnya.
Tapi jawaban dari keduanya membuat takemichi ingin menangis sekarang juga saat ini.
" Ya, takemichi udah ngepet banget pengen nonton. " Inupi mengatakannya dengan lancar tapi dengan wajah yang gugup.
" Takemitcy, maaf. Bunuh saja chifuyu habis ini. " Batin mitsuya.
Mereka semua mengangguk.
" Baiklah, kalian boleh pergi terkecuali kau manis. "Ketiganya langsung melenggang pergi dengan chifuyu yang mendorong kedua bahu mitsuya dan inupi seperkian ia menoleh menampilkan cengiran sialan yang diarahkan untuk takemichi. Chifuyu bajingan.
" Jadi, hukuman apa yang harus kita berikan?. "
—
DUARRR!!!!
ide cemerlang muncul diotak Mimin, karna takut lupa jadi mending langsung Mimin jadikan sebuah ketikan azekk..
Slow update aj okey.
Yang sabar bokongnya lebar.
Eh maksudnya yang sabar disayang setan🌚.
Oke tinggal kan dulu uang parkirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIMADONA - [MAITAKE]
FanfictionBook #2 - Hanagaki takemichi. " Lah, chifuyu mau ngapain? " Inui seishu. " Anak itu benar-benar sudah gila. " Takashi mitsuya. " Bersihkan otak kotormu itu, chifuyu. " Matsuno chifuyu. " Hey, mengintip sebentar itu tidak apa-apa. "