Rabu.
Sudah menjadi kewajiban di sekolahku menggunakan seragam coklat, yakni seragam Pramuka.Aku bersama dengan teman-teman sekelasku di lorong sekolah, lebih tepatnya kami duduk di depan kelas. Lorong sekolahku di lantai tiga dan agak pojok, itu membuat orang-orang tidak bolak-balik hanya sekedar untuk berkaca di kamar mandi.
"Jadi si Kipray jadian sama kakel?" kata ku bertanya pada teman-teman. Kami semua baru kembali dari kantin.
Nafisa si pembawa gosip mengangguk, "Iya! Mana heboh bangat, lu gak liat status WhatsApp dia?"
"Gue aja gak nyimpen nomor, Kipray." aku menjawab dengan jujur.
"Emang pacaran sama siapa si?" Ayu yang sibuk makan ayam tepung lima ribuan itu bertanya, sesekali dia membenarkan kerudung nasi padangnya.
"Kak Aulia, ada anak kelas sembilan." yang menjawab itu namanya Suci, dia bisa di anggap teman yang paling dekat dengan Nafisa.
Memang benar, Nafisa dan Suci adalah pembawa gosip di kelas. Itu sebabnya kelas 74 tidak pernah ketinggalan berita yang heboh di sekolah.
"Cantik?" tanya salah satu temanku lagi, namanya Wita.
Maklum, di kelas kami ada tiga puluh lebih siswa dan siswi. Itu baru setengah, jangan ngeluh terlalu banyak peran:)
"Cantik banget," kata Suci lagi, dia sepertinya paling tau.
Lantas kami terdiam beberapa detik, aku sibuk makan Indomie rasa rendang milikku, dan teman-teman yang kompak memesan menu yang sama.
"Eh eh, liat, itu si Kepin sama Lia ngapain?" Nafisa nepuk bahuku, begitu juga dengan yang lain.
Aku melihat arah yang di tunjuk Nafisa, disana ada Lia dan Kevin yang berduaan di depan kelas tujuh lima yang merupakan kelas paling ujung di lantai tiga.
"Pasti Kepin lagi nembak Lia!" aku hampir menumpahkan es ku karena terlalu yakin.
"Kayaknya si," Nafisa menganggukkan kepalanya setuju."Etdah si Kepin maluan amat itu, nyengir mulu lagi."
Memang si Kevin ini orangnya kelebihan gigi atau bagaimana aku pun tidak tau. Dia selalu nyengir menampilkan gigi-giginya dalam kondisi apapun, bahkan sepertinya jika sekolah terjadi tsunami dia masih sempat tersenyum dan nyengir.
"Si Kepin emang playboy ya? Gue takut temen gue di apa-apain masa ama dia." Aku refleks bicara begitu karena katanya Kevin ini memang Playboy, dia dalam seminggu bisa dua kali ganti perempuan.
Apa kabar temanku Lia? Dia bahkan anti lelaki sebelumnya, perempuan baik-baik nan kalem bagaimana bisa bertemu dengan seorang playboy?
Ah entahlah, aku memikirkan hidupku saja pusing.
Takdir Tuhan memang selalu mengejutkan, itu baru pasangan beda sifat. Bagaimana yang beda negara sepertiku? Pacarku, Baekhyun EXO.
"Cie cie, yang abis jadian jiakh." Ayu sama Nafisa paling heboh waktu Kevin dan Lia sudah arah balik ke kelas kami.
Lia nyengir, begitupun Kevin. Manusia kuda itu langsung masuk kelas karena malu. Sedangkan si Manis Lia bergabung bersama kami.
"Cielah Li, jadian ni?" aku meledek, menyenggol lengan Lia.
Lia tidak menjawab tapi senyum dia menjawab semuanya.
"Alhamdulillah akhirnya jadian juga, kesel gue PDKT mulu." Ayu paling bersyukur, lagi-lagi dia membenarkan kerudung nasi padangnya yang melorot kebelakang.
"Beneran kan, Li? Malu-malu amat." Suci memastikan.
Lia mengangguk, "Bismillah ya,"
"Gue doain langgeng Li, sampe kayak siapa tuh kakel yang pacaran dari kelas tujuh sampe kelas sembilan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Santriku
Teen Fiction"Sebuah kisah Epilog tanpa kata Prolog." -Caya 2018. *** Azarya Amri adalah sosok lelaki yang kutemui di bangku sekolah menengah pertama. Lelaki bermata sipit, tinggi, dan punya senyum manis itu merupakan salah satu dari sekian murid-murid nakal di...