男 = Otoko = Pria
~§~
Aku tidak tahu bagaimana nantinya aku berjalan dalam kehidupan ini. HAMPA. Setiap hari sekolah, bermain bersama teman, belajar, membantu orang tua bekerja di toko, begitu terus sampai sekarang ini. Mama pernah menanyakan akan ikut siapa untuk agama, Mama tidak ingin anaknya atheis setidaknya ikut agama kakek dan nenek 'shinto' atau ikut orang tuaku yaitu seorang kristiani. Tetapi mayoritas disini adalah atheis.
Selama ini, aku keluar masuk agama yang ada di Jepang, walaupun belum masuk secara resmi aku mengikuti apa yang mereka lakukan sampai dimana sekolahku mengadakan study tour ke Kobe dan bertemu salah satu bangunan yang mengusikku.
Masjid Kobe
Dan ternyata masih ada satu agama lagi yang belum aku pelajari yaitu Islam. Sebenarnya di Kyoto juga ada tetapi aku tidak pernah mengunjunginya mendengarnya pun aku tidak pernah. Ini pertama kalinya aku melihatnya, sungguh hati ini tergerak untuk memasuki bangunan tersebut.
Aku agak sedikit terkejut karena perempuan di sekitar bangunan itu memakai penutup dari kepala sampai kaki, semuanya tertutup. Saat menatap para perempuan itu mengangguk dan tersenyum sebagai balasannya, aku spontan membalasnya membungkuk kecil.
Memasuki area dalam masjid sungguh indah sekali, telingaku sayup - sayup beberapa orang di dalam ruangan ini membaca sebuah kitab? Sepertinya kitab agama ini, dan suara dari lantunannya sungguh menenangkan. Lalu ada seorang pria agak tua mendekatiku. Dia bertanya 'apakah kamu pertama kali memasuki masjid?' aku mengangguk sebagai jawaban.
Lelaki tua itu tersenyum, 'bagaimana jika aku mengajakmu berjalan - jalan sekitar masjid ini, apakah kamu sibuk?'
'tidak' jawabku. Lelaki itu kembali tersenyum dan mengajakku berkeliling masjid dan menjelaskan awal mula pembangunannya dan sedikit sejarah agama islam.
Aku sangat senang mendengarnya. 'Ini hanya study tour sebentar, bolehkah aku mempelajari agama islam tetapi aku tidak tahu apakah aku akan masuk ke dalam golongan mualaf'
'Tidak apa, itu terserah kamu anak muda. Tuhan kami tidak memaksa kamu untuk masuk ke dalam agamaku, tetapi aku senang jika kau mempelajarinya'
Setelah pertemuan singkat itu. Aku banyak mempelajari agama islam lewat internet dan mencari - cari komunitas beragama islam di Kyoto. Sampai aku kelas 12 SHS aku mendapatkan informasi tentang komunitas tersebut, kurang lebih setahun aku mempelajari islam dan mencari komunitas islam di Jepang, tidak gampang. Mama tahu jika aku mempelajari agama islam pun membantuku untuk mencari komunitas dan akhirnya ketemu dengan namanya Saekuchi Regato seorang muslim yang selalu datang ke toko kami untuk membeli roti tart. Saekuchi-san senang mendengar jika aku ingin belajar agama islam.
Selama kurang lebih 2 tahun aku mempelajari islam dan di umurku 20 lebih aku resmi memeluk agama islam. Respon orang tuaku? Senang, mereka tidak peduli apa agama yang aku peluk, mereka oke - oke saja. Selama aku mempelajari agama islam banyak yang berubah dalam kehidupanku, berhati - hati dalam makanan, minuman, tutur kata, perilaku dan cara berpakaian itu pun diatur dalam agama islam. Terkekang? Tidak, tidak sama sekali, aku hanya merasa hidupku lebih berarti dam teratur selama ini.
Beberapa teman sekelasku pun sedikit menjauhiku karena memang sedikit susah mencari restoran dengan label halal di Kyoto, tetapi Saekuchi-san dan teman - teman komunitas memberikan nama - nama restoran ataupun cafe yang berlabel halal. Aku pun tidak mempermasalahkannya.
Waktu kuliah pun aku sangat terkejut karena tiba - tiba aku mendapatkan banyak teman dari seluruh penjuru Jepang, berbagai macam daerah dan beberapa teman - teman kampus tahu akan agama islam dan larangannya. Aku senang karena mendapat teman yang dapat mengerti. Aku berkuliah di Kyoto University yang notabene kampus terkenal tidak hanya di Jepang sendiri tetapi sampai ke luar negeri.
Aku pun juga berprestasi dalam akademik maupun non akademik dan aktif dalam berbagai organisasi kampus dan komunitas islam, walaupun aku tidak banyak bicara saat perkumpulan. Aku lebih banyak mendengarkan jika ada hal yang aku tidak mengerti aku bertanya kepada mereka dan juga mereka pun dengan senang hati menjelaskannya sampai aku paham.
Dan sampai dimana ada beberapa mahasiswa baru dari universitas luar negeri. Karena keaktifanku dalam organisasi aku mengenal mereka semua walaupun tidak pernah menyapanya mungkin mereka tahu aku tetapi tidak kenal begitu baik. Circle mungkin ya.
Dan saat komunitas islam mengadakan acara, aku melihat salah satu mahasiswa yang satu kampus denganku dan aku tahu dia siapa, dia mahasiswi beasiswa student exchange 6 bulan. Aku tidak ingin menyapanya, bukan karena aku cuek tetapi memang inilah aku tidak mudah bergaul dengan orang luar negeri.
Selama perkumpulan tersebut gadis itu banyak bercerita tentang Indonesia, Islam dan tentang dirinya. Aku hampir lupa, didalam komunitas tersebut tidak semua beragama islam ada yang atheis, katolik, shinto, dan budha dan disana tidak hanya orang Jepang. Ada orang India, Arab, Indonesia, Malaysia, dan Amerika tetapi mayoritasnya adalah orang Indonesia.
Setelah perkumpulan komunitas islam tersebut, tiba - tiba gadis itu memberikanku sekaleng coffe yang dia beli di vendor machine.
Dan itulah dimulainya sebuah kisah yang tidak pernah aku kira.
~§~
Semua gambar bersumber dari google dan pinterst
KAMU SEDANG MEMBACA
あなたと一緒に歩く |Anata to issho ni aruku|
De Todoあなたと一緒に歩く Anata to issho ni aruku Berjalan Bersamaku Sebuah kisah fiksi antara 2 orang yang menjalin sebuah hubungan