Teman temannya sudah pulang dan kini tersisa Brian dan Winara di rumah itu. Namun kini Winara mengajaknya ke taman belakang rumahnya.
Brian melihat taman penuh bunga itu dengan sumringah, ia menatap ke arah Winara sejenak. Tuhan, bahkan Winara tak kalah indah dari bunga bunga ini.
"Duduk sinii," ujar Winara sembari menepuk bangku kosong di sebelahnya.
Langit kini berubah warna menjadi senja, angin semilir menyapa kulit mereka. Winara memejamkan matanya sebentar, tanpa ia sadari pun sedari tadi ia telah dijadikan pusat dunia oleh pria di sebelahnya ini.
Winara menoleh ke arah Brian yang kini ikut menikmati hembusan angin sore itu. Senyum manis terukir di belah bibirnya.
Ia menatap Brian namun seketika sekelebat bayangan itu kembali muncul. Pertemuan pertama mereka kala sekolah menengah pertama. Dimana saat itu Winara bersumpah bahwa Brian adalah satu satu nya laki laki yang berhasil masuk ke dalam hati nya.
On Flashback
Seorang pria tengah duduk di sebuah kursi kecil dengan tangan yang memegang dua buah stick drum.
"Udah ayo stand by bentar lagi giliran kalian nih !" ujar seseorang
"Aduh aduh sorry i telat ya ?" suara orang lain menginterupsi backstage acara pentas seni itu. Pria yang tadi duduk kini sudah berdiri menghadap pintu backstage tanpa menggubris kekacauan dibelakangnya.
"Astaga Win gue udah deg deg an banget lo telat !" seru Mike sembari menepuk bahu nya.
Winara meringis, tadi sebelum jalan kesini ada sedikit masalah dengan panick attack nya, jadi ia harus menenangkan dirinya terlebih dahulu.
"BAIKLAH YANG KITA TUNGGU TUNGGU SELANJUTNYA ADA CTRL+S !!! AYO TEPUK TANGAN !!" ujar MC di panggung.
Brian menaiki tangga backstage dan satu persatu dari mereka mulai keluar. Brian mengambil posisi sebagai drummer sedangkan Winara sebagai gitaris. Dibantu dengan Mike sebagai penyanyi dan Guns sebagai Gitaris Bass.
Lagu pun mereka mainkan, Brian tengah fokus pada tempo nya. Ia baru sadar ada Winara di panggung itu.
"GUNS !! ITU SIAPA ??" teriak Brian.
"GITARIS BARU GANTIIN HARIT ! LO BELUM KENALAN YA ?" tanya Guns juga berteriak.
Teriakan Guns dijawab gelengan oleh Brian kemudian ia kembali fokus pada tempo nya.
"KENALAN LAH ! WINARA !" panggil Guns. Merasa dipanggil, Winara menoleh ke arah Guns dan Brian.
"KENALAN !" ujar Guns.
"HAI ! NAMA I WINARA !!" teriak Win masih bermain dengan alat musik senar itu.
Brian menoleh, kedua iris mata mereka menatap dengan tangan masing masing yang sibuk bermain pada drum dan gitar.
"APASIH ?! FOKUS !" gertak Brian
Winara jatuh pada pesona laki laki itu, ia memberi senyuman lucu nya.
"JANGAN GALAK GALAK ! NANTI I SUKA !" jawabnya lagi.
Flashback Off
Winara meremas pelan ponsel Brian yang ia pegang. Sang empunya ponsel sedang bermandi ria sekarang. Tadinya Winara meminjam ponsel Brian untuk bermain game namun ada satu notifikasi yang menyita perhatiannya.
'Siapa Starla ?' batinnya.
Brian keluar dari kamar mandi dan menghampiri sosok manis yang tengah cemberut di kasurnya.
"Jelek banget lo kayak bebek," ujar Brian sembari mengacak rambut Winara.
Sontak Winara terkejut kemudian menatap Brian lagi dan kembali cemberut.
"Tuh ! Ada yang chat," ucap Winara sembari melempar pelan ponsel Brian.
Brian mengambil ponsel nya kemudian menatap layar kaca itu. Ia terkekeh kemudian mendekati Winara. Brian naik ke atas kasur lalu memeluk pinggang Winara.
"Cemburu ya hmm ?" tanya Brian sembari menciumi pipi Winara.
"Angga ish lepasinn !" ujar Winara menjauhkan tubuh Brian
Apalah daya tenaga Brian lebih besar sehingga Winara tak mampu menolak. Perutnya di penuhi oleh ribuan kupu kupu saat ini.
Ditengah lovey dovey nya itu, mereka dikagetkan karena kehadiran seorang wanita cantik. Siapa lagi kalau bukan mami Kyo
Winara dan Brian merasa tertangkap basah. Mereka berdua buru buru menjauh satu sama lain.
"Mami ihh kan i sering bilang kalo mau masuk ketok pintu duluu," rengek Winara.
"Kalo mami ketok pintu ya gak akan bisa liat yang tadi," jawab mami Kyo.
"Udah jangan cemberut ah, yuk kebawah mami bikinin red velvet tuh. Angga masih suka red velvet kan nak ?" lanjut mami Kyo
Brian mengangguk canggung kemudian mengekori Winara untuk keluar dari kamarnya.