6

0 0 0
                                    

.

.

.

Gerald, Mike, dan Guns baru saja keluar dari kedai makanan langganan mereka saat sedang break kerjaan.

"Jadi kemaren nemenin Ciize ?" tanya Mike.

Gerald mengangguk sembari memakan kebab yang ia beli.

-

"Lo sama Ciize itu apasih ?" tanya Guns penasaran.

"Gue gak pernah anggap dia lebih dari sahabat Guns. Tapi dia yang ngelunjak," jawab Gerald.

Guns dan Mike yang merupakan sahabat karib Gerald dari jaman kuliah hingga bekerja ini juga bingung pasalnya Ciize dari dulu hanya mengekori Gerald kemana mana.

-

Tiga serangkai itu berbincang banyak disepanjang jalan. Ditengah perbincangan itu, suara familiar menyapa telinga Gerald.

"Edward l-lepas !" teriak orang itu.

"Itu Meta ?" tanya Gerald sembari mengamati orang yang sedang di tarik paksa itu dari jauh.

-

Plak !

Bugh !

Metara tersungkur ditanah debgan ringisan kesakitan. Laki laki yang mendorong nya itu mendekat kemudian menampar nya sekali lagi. Terlihat ujung bibir Metara sudah berdarah.

"Disuruh masuk doang susah banget !" gertak Edward pada Metara.

"S-sakit...." lirih Meta

Edward hendak melayangkan tamparan ketiga nya sebelum sebuah suara mengagetkannya.

"Wow cut ! Akting lo keren nih ro udah gue rekam tadi," suara itu berasal dari Gerald.

Mike memegang handphone yang sudah merekam kejadian tadi. Dengan cepat Gerald berdiri didepan Metara menghadap Edward.

"Edward Edison model nya Velence ? Lo yakin habis video ini kesebar karir lo bakal baik baik aja ?" tanya Gerald dengan tatapan mengintimidasi.

-

Edward membolakan mata nya panik kemudian mendengus kasar.

"Bajingan lo tau apa hah ?! Ngapain ikut campur urusan gue ?!" gertak Edward.

"Sellow bro, chill aja gausah tarik urat. Mending lo pergi sebelum—" Gerald menatap mike yang sudah bersiap mengupload video penganiayaan tadi.

.

Edward geram, mukanya memerah hingga akhirnya ia memutuskan pergi.

"Lo bebas kali ini jalang !" ujarnya pada Metara yabg masih bergetar di tanah.

-

"Metara, ini gue," ujar Gerald sembari menyentuh bahu bergetar itu.

"Jangan deket deket aku !" tangkisnya.

"Hey liat dulu ini siapa, angkat kepala nya coba," ucap lembut Gerald.

Metara mendongakkan kepalanya dan menatap Gerald. Iya, itu Gerald bukan Edward.

Dengan segera ia memeluk tubuh Gerald kemudian menangis keras.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 11, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ArchiveWhere stories live. Discover now