6

36 7 0
                                    

Bel pulang sudah berbunyi. para siswa siswi pun mulai berhamburan untuk segera pulang. begitupun dengan Nayla dan Fira yang kini sudah ada di depan halte sekolah, menunggu angkot berhenti. jika kalian ingat kejadian sebelum nya, kalian pasti sudah bisa menebak seperti apa sekarang mood nya Nayla. sejak kejadian tadi siang, Nayla masih setia dengan wajah muram nya. Fira sudah bekali kali mecoba menghibur Nayla, namun bukan nya tertawa atau senyum, malah ia yang kena seprot dari Nayla. jika dipikir dipikir memang hari ini bukan lah hari yang indah untuk seorang Nayla. bahkan mungkin tak ada yang indah di hari ini. huuhh sekarang tubuh Nayla sangat lengket karena bekas jus tadi siang. arrgh rasanya ia ingim menghajar siapa saja yang berani menampakan wajah dihadapan nya.

terdengar suara motor sport berhenti di depan halte tempat Nayla menunggu angkot. dan sudah bisa ditebak kan siapa pemilik motor itu. Dimas turun dari motor nya dan menghampiri Nayla.

"Nay aku anter pulang yuk" ajak Dimas dengan nada berhati hati. ia tau Nayla sedang dalam mood yang tidak baik. ia takut ada salah kata yang bisa memicu kesalah pahaman diantara mereka. Dimas tak mau hubungan nya dengan Nayla semakin meregang. ia juga berniat ingin membuat Nayla paham dengan pertunangan nya dengan Syilla.

"ga" jawab Nayla singkat

"ayok lah Nay. angkot jam segini bakal agak susah dapet nya, mening sama aku aja yuk" bujun Dimas.

"gw bilang ga ya engga" kini Nayla sedikit meninggi kan nada bicaranya. Nayla benar benar sudah muak dengan kelakuakn Dimas.

"tapi aku mau-"

"lo bisa ga sih pergi dari hidup gw" potong Nayla. kini gadis bertubuh gemuk itu menatap tajam lawan bicaranya.

"jujur aku ga bisa" dimas yang ditatap tajam hanya membalas tatapan itu dengan tatapan sayang

"lo udah punya tunangan Dim. akan lebih baik lo perhatiin aja tunangan lo. karena dengan cara lo deketin gw terus bukan nya gw suka sama lo tapi gw semakin ilfil sama lo. kenapa? karena gw paling benci cowo yang ga setia" Nayla mengucapkan nya dengan penuh penekanan.

"Nay, aku sama dia tunangan tu cuma karena bisnis orang tua, dan aku yakin suatu saat nanti aku bakal bisa putusin hubungan pertunangan ini. aku janji Nay" 

"lo ternyata bukan cuma ga setia lo juga egois ya Dim.  lo ga liat gw sekarang gimana? hari gw buruk gara gara lo, dan lo masih gamau ngejauh dari gw padahal lo udah punya tunangan. dan lo dengan mudah nya bilang suatu saat lo bakal batalin pertunangan ini tanpa mikirin keluarga lo. tanpa mikirin perasaan mereka. tanpa mikirin perasaan Syilla"

"bukan aku yang ga ngerti mereka tapi mereka yang ga ngerti sama aku dan seenaknya sma aku Nay. mereka bikin keputusan tanpa menanyakan aku, tanpa mikirin perasaan aku"

"oh jadi karena keluarga lo gaada yang ngertiin lo, jadi lo lampiasin keluar rumah, dengan seenaknya tanpa mikirin perasaan gw, perasaan Syilla, dan lo juga balas dendam dengan ga mikirin perasaan keluarga lo?" 

"kamu ga tau apa apa tentang keluarga aku Nay. kamu ga tau apa apa tentang aku jadi jangan asal ambil kesimpulan" yang tadinya tatapan sayang kini Dimas mengubah nya menjadi tatapan marah. mata Dimas memerah menandakan ia kini sedang dalam keadaan marah besar namun sebisa mungkin ia tahan. amarah itu pun berhasil membuat Nayla yang tadinya menahan emosi kini sedikit demi sedikit mulai menciut. Dimas yang melihat Nayla kini sedang ketakutan pun mulai menurunkan amarahnya. mata amarah pun kini berubah dengan perasaan bersalah. selangkah Dimas ingin menyentuh bahu Nayla, namu Nayla mundur sambil menundukan kepala nya. ia masih sedikit takut untuk menatap Dimas. 

melihat Nayla yang ketakutan membuat Dimas perlahan memundurkan badannya dan langsung menaiki motornya. segera ia melaju kan motornya dengan perasaaan bersalah karena sudah memarahi Nayla.

NOT PERFECT (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang