"Senyum kali" bisik Lisa pada Jennie yang sedari tadi hanya memasang wajah sedihnya.
Kejadian tadi sukses merubah sifat dan sikap Jennie. Gadis yang biasanya selalu merengek atau mengatakan hal apapun itu kepada Lisa, kini hanya terdiam dengan tatapan kosong.
"Boleh peluk?" tanya Jennie dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Biasanya juga langsung peluk, kan?" ujar Lisa sambil membawa Jennie ke pelukkannya.
"Kalo Mamah tau Papah main di belakangnya, gimana Li?" lirih Jennie.
"Yaa, bagus!"
"Kenapa bagus?"
"Karena Mamah lo jadi tau kalau Papah lo itu bukan yang terbaik untuknya" lembut Lisa.
Ucapan Lisa semakin membuat Jennie tersadar. Jika, Papahnya memang lah tak pantas mendapatkan seorang istri yang begitu sabar, perhatian, penyayang dan begitu sempurna seperti Mamahnya.
"Makasih yaa"
"Untuk?"
"Untuk kejadian tadi, makasih karena lo ada disaat dunia gue hancur"
"Gak perlu terima kasih, gue ikhlas"
Keduanya saat ini tengah berada di Cafe yang tak jauh dari mansion keluarga Kim. Tadi, Lisa dengan tiba-tibanya memberhentikan mobilnya dan membawa Jennie masuk ke dalam Cafe.
Tak ada angin dan tak ada hujan. Tiba-tiba saja Lisa mendapatkan pukulan telak dari seorang pria.
"Lo apa-apaan sih?!" marah Jennie sambil menangkup lembut pipi Lisa.
"Lo yang apa-apaan Jen! Ngapain lo berduaan di Cafe pake peluk-pelukan segala, huh?!"
"Pacar lo kan?" bisik Lisa tapi Jennie menggelengkan kepalanya tegas.
"Ini yang gue gak mau Jen. Lebih baik lo selesaikan masalah lo terlebih dahulu. Baru setelahnya lo bisa dekat lagi dengan gue"
"ENGGAK!"
Hampir seluruh pengunjung menoleh kearah mereka. Suara Jennie memang begitu keras dan lantang.
"Gue gak bisa kayak gini Jen. Mending sekarang lo pikirin mana yang terbaik buat lo, gue pulang" kata Lisa sambil beranjak dari duduknya.
"Please, Li. Gue gak ada hubungan apapun sama dia. Dari awal emang dianya aja yang terlalu berharap sama gue"
"Terus kalo lo tau dia berharap sama lo. Kenapa lo kasih dia harapan? Kenapa lo terima dia menjadi kekasih lo?!"
Sejenak Jennie menatap tajam pria tersebut. Seharusnya ia dan Lisa tidak berdebat seperti ini.
"Pacar lo itu gue Jen, bukan dia!"
"LO BISA DIAM GAK SIH!" bentak Jennie.
Lisa menghela nafasnya keadaan di dalam Cafe mulai tak kondusif. Teriakan Jennie mungkin terdengar ke seluruh penjuru Cafe. Bahkan sampai ada yang membicarakan mereka bertiga.
"Gue duluan, semoga lo baik-baik aja. Lupain kejadian tadi. Bokap lo memang bukan yang terbaik untuk menjadi pemimpin di keluarga lo. Lo harus ikhlas, permisi"
Jennie menggelengkan kepalanya berkali-kali dengan air matanya yang sudah mengalir. Ia masih membutuhkan Lisa, hanya Lisa yang ia inginkan untuk saat ini.
"Dari awal emang gue yang salah. Lebih baik lo pergi dari hadapan gue. Karena lo, hubungan gue dan Lisa menjadi seperti ini. Maaf sudah memberi harapan yang seharusnya gak gue kasih ke lo. Gue benar-benar menyesal dan gue harap lo mengerti, Sunwoo"
🌼____🌼____🌼
Jisoo meletakkan ramyeon instan tepat didepan Jennie. Malam ini Jennie menginap di apartnya. Entah karena apa, tapi yang jelas Jennie belum mau memberitahunya.
"Lo makan dulu aja. Gue tau lo belum makan kan dari sore?" tanya Jisoo dan Jennie hanya menganggukkan kepalanya lesu.
"Kalo ada masalah lo bisa cerita ke gue. Kan dari dulu emang selalu gitu kan?"
"Gue gak tau harus mulai dari mana. Tapi yang jelas, Papah gue selingkuh. Dia bermain dengan wanita lain di mansion. Gue dengar suara-suara yang seharusnya gak gue dengar dan saat itu gue bersama Lisa" jelas Jennie sambil menahan tangisnya.
"Om Seung Ho selingkuh?! Terus sekarang dia dimana Jen, biar gue bacok sini!" emosi Jisoo.
"Udahlah Jis, gue capek. Gue nginep malam ini gak papa kan?"
"Lo udah kayak sama siapa aja. Bahkan lo mau nginep sampe 3 tahun atau bahkan sampe lo nikah juga boleh Jen"
"Makasih Jis" lirih Jennie.
"Terus Lisa? Lo ke sini sama dia kan?"
Raut wajah Jennie berubah dan Jisoo melihat itu. Ia rasa untuk saat ini keduanya sedang tidak baik-baik saja.
"Gue capek Jis" hanya itu yang keluar dari mulut Jennie.
"Tadi sebelum gue ke sini, Lisa sempat bawa gue ke Cafe. Awalnya kita fine-fine aja bahkan Lisa bersikap seperti biasanya. Tapi itu semua berubah saat Sunwoo datang dan dengan tiba-tibanya memukul pipi Lisa"
"Sunwoo? Pukul Lisa? Gila, berani banget dia! Terus Jen?"
"Habis itu Lisa kayak langsung berubah ke gue. Dia bilang, dia gak bisa kayak gini. Dia juga minta gue untuk berpikir mana yang terbaik buat gue" sendu Jennie.
Jisoo mengusap lembut bahu Jennie. Hari ini benar-benar hari yang melelahkan bagi Jennie. Setelah mengetahui Papah tersayangnya berselingkuh. Jennie juga harus memberikan Lisa dan dirinya waktu untuk berpikir.
"Masalalu, lo bersikap seperti ini karena masalalu lo yang tidak berjalan baik. Sekolah menengah pertama, dimana usia lo yang saat itu belum terlalu cukup untuk mengenal apa itu cinta. Semua rasa sayang dan rasa cinta yang lo punya saat itu lo kasih semuanya ke dia tanpa batas. Tanpa lo tahu, kalau apa yang lo lakukan pada saat itu benar-benar salah"
"Disaat lo sudah ketergantungan akan kehadirannya. Lo menjadi lupa akan semuanya dan hanya menomor satukan dirinya. Dan pada saat dimana dia menghancurkan hati lo, lo pasti gak terima akan itu. Lo marah, sedih, hancur, rapuh dan semua yang lo rasa pada saat itu bercampur satu menjadi sebuah rasa yaitu, rasa dendam"
Jennie terdiam mendengar perkataan Jisoo yang sangat panjang tapi, memang benar nyatanya.
"Apa yang dia lakukan ke lo pada saat itu. Lo lakukan kembali bahkan hingga saat ini, Jen. Gue tau, lo pasti sadar akan apa yang lakuin selama ini tuh salah. Lo juga pasti menyesal kan atas apa yang lo perbuat?"
"Perlahan, gue akan mencoba untuk berubah dan belajar serius dengan Lisa. Karena gue hanya ingin serius dengannya, Jis"
🌼____🌼____🌼
Jennie mulai dapat pencerahan dari nyai Jisoo nich
Kira kira dibikin cepet jadian atau ditahan dulu nich???
TBC🌼☁️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Play Girl (End)
Fanfic"Lo mau merubahnya? Dan lo harus merasakan rasa sakitnya Li? Lebih baik jangan, gue tau maksud lo baik. Tapi, gue gak yakin Jennie bisa berubah" "Semua orang bisa berubah, gue yakin akan itu" ______ Cus dibaca kalo kalian pinisirin xixixi