𝗣𝗲𝗿𝗽𝗶𝘀𝗮𝗵𝗮𝗻

237 40 2
                                    

Langris

||Name

||Aku berhasil lawan rasa sakitnya

||Akhirnya bisa bangun juga

||Walaupun tubuhku agak sakit sih...

||Name?

||Selama aku off masa kamu gak
ngechat aku?

||Kamu pergi?

||Habis kuota?

||Pengen bangun cuma gak bisa

||Name

||Aku suka sama kamu lho

||Bales dong...

||Name

||Kamu hilang ke mana?

Langris menjadi khawatir karena sama sekali tidak ada kabar dari Name. Dia melawan rasa sakitnya dan berdiri, dia ingin bertemu Name sekarang. Tubuh Langris masih begitu lemah, tapi untuk Name, dia akan berjuang. Dia keluar dari kamarnya sembari betumpu ke tembok. Suster atau dokter yang melihat Langris langsung panik. Mereka menyuruh Langris balik tapi Langris tidak mau. Dia kekeh ingin bertemu dengan Name. Jarak kamar antara Langris dan Name tidak begitu jauh, hanya perlu melewati 8 pintu kamar pasien lain.

Tapi begitu Langris buka pintu kamarnya Name, kosong.

Tidak ada apapun di dalam kamar.

"Tunggu... Aku gak salah kamar, kan?"

Langris mengecek nomor pintunya.

"Iya... Gak salah, tapi ke mana...?"

Langris masuk ke dalam kamarnya.

"Suster!!" Panggil Langris.

Salah satu susterpun datang, takut Langris kenapa-napa.

"Iya, kenapa?" Tanya si suster.

"Name ke mana, sus? Kok dia gak di sini?" Tanya Langris dengan penuh keputusasaan.

"Maaf ya... Tapi kamu harus tau, kalau Name sudah pergi ke tempat yang lebih tenang saat kamu masih tertidur..."

"Suster bohong!"

Langris tau apa yang dimaksud suster tersebut, itu artinya Name sudah tak ada di sini.

"Name memang menitipkan ini padamu sebelum dia akhirnya pergi..." Suster mengeluarkan sebuah kertas kecil.

Langris menerima kertas tersebut, kertas itu berisi ucapan perpisahan.

"Name... Katanya kamu ingin hidup normal bersamaku... Kok kamu ninggalin aku sih...?" Air mata Langris menetes dan membasahi pipinya.

Kertas perpisahan itu juga terkena tetesan air matanya Langris.

Langris kembali ke kamarnya dengan raut wajah yang sedih.

Dia kembali duduk di atas ranjang dan bersender, dia ingin menenangkan diri.

Langris

||Name

||Maaf ya kalo telat...

||Aku udah baca suratmu kok

||Indah banget tulisan tanganmu

||Makasih sudah menyemangatiku
di saat aku sedang merasa kesusahan
dan kesakitan

||Sekarang waktunya aku berdoa untukmu

||Supaya kamu tenang di sana...

||Aku tau kamu akan memperhatikan
aku dari atas sana dan aku takkan
melupakan kebaikanmu

||Terima kasih untuk semuanya

||Aku menyayangimu, Name

𝙁𝙞𝙣

𝗡𝗼 𝗪𝗮𝘆 𝗧𝗼 𝗚𝗼𝗜 𝗪𝗮𝘀 𝗙𝗶𝗻𝗲 𝗧𝗼 𝗗𝗶𝗲

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝗡𝗼 𝗪𝗮𝘆 𝗧𝗼 𝗚𝗼
𝗜 𝗪𝗮𝘀 𝗙𝗶𝗻𝗲 𝗧𝗼 𝗗𝗶𝗲

𝙔𝙤𝙪 || 𝙇𝙖𝙣𝙜𝙧𝙞𝙨 𝙑𝙖𝙪𝙙𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang