Langris menjadi khawatir karena sama sekali tidak ada kabar dari Name. Dia melawan rasa sakitnya dan berdiri, dia ingin bertemu Name sekarang. Tubuh Langris masih begitu lemah, tapi untuk Name, dia akan berjuang. Dia keluar dari kamarnya sembari betumpu ke tembok. Suster atau dokter yang melihat Langris langsung panik. Mereka menyuruh Langris balik tapi Langris tidak mau. Dia kekeh ingin bertemu dengan Name. Jarak kamar antara Langris dan Name tidak begitu jauh, hanya perlu melewati 8 pintu kamar pasien lain.
Tapi begitu Langris buka pintu kamarnya Name, kosong.
Tidak ada apapun di dalam kamar.
"Tunggu... Aku gak salah kamar, kan?"
Langris mengecek nomor pintunya.
"Iya... Gak salah, tapi ke mana...?"
Langris masuk ke dalam kamarnya.
"Suster!!" Panggil Langris.
Salah satu susterpun datang, takut Langris kenapa-napa.
"Iya, kenapa?" Tanya si suster.
"Name ke mana, sus? Kok dia gak di sini?" Tanya Langris dengan penuh keputusasaan.
"Maaf ya... Tapi kamu harus tau, kalau Name sudah pergi ke tempat yang lebih tenang saat kamu masih tertidur..."
"Suster bohong!"
Langris tau apa yang dimaksud suster tersebut, itu artinya Name sudah tak ada di sini.
"Name memang menitipkan ini padamu sebelum dia akhirnya pergi..." Suster mengeluarkan sebuah kertas kecil.
Langris menerima kertas tersebut, kertas itu berisi ucapan perpisahan.
"Name... Katanya kamu ingin hidup normal bersamaku... Kok kamu ninggalin aku sih...?" Air mata Langris menetes dan membasahi pipinya.
Kertas perpisahan itu juga terkena tetesan air matanya Langris.
Langris kembali ke kamarnya dengan raut wajah yang sedih.
Dia kembali duduk di atas ranjang dan bersender, dia ingin menenangkan diri.
Langris
||Name
||Maaf ya kalo telat...
||Aku udah baca suratmu kok
||Indah banget tulisan tanganmu
||Makasih sudah menyemangatiku di saat aku sedang merasa kesusahan dan kesakitan
||Sekarang waktunya aku berdoa untukmu
||Supaya kamu tenang di sana...
||Aku tau kamu akan memperhatikan aku dari atas sana dan aku takkan melupakan kebaikanmu
||Terima kasih untuk semuanya
||Aku menyayangimu, Name
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
𝙁𝙞𝙣
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.