.
.
.
.
."Setelah ini ayo ke taman," ajak Rosé saat mereka menyelesaikan makan malam, Jennie mengangguk. Jalan-jalan di taman saat malam hari dia pikir cukup romantis.
Rosé ijin ke toilet sebentar untuk menyemprot parfum ke pakaian, bau anyir darah kembali tercium dan dia tidak mau ketahuan bahwa telah membunuh, apalagi Jennie cukup peka dan teliti, tiba-tiba saja ada seseorang yang menabraknya hingga parfum di pegang terjatuh ke lantai dan pecah.
"Sialan, bisa kau berhati-hati"
Suara itu, Rosé sangat mengenal juga membencinya. Sial, kenapa mereka harus bertemu seperti ini.
"Kau ..."
Rosé langsung meninggalkan Jungkook dan menghampiri Jennie, mereka harus cepat pergi dari sini.
"Hei!" panggil Jungkook, ingin mengejar tapi dia bertabrakan dengan seorang pelayan tengah membawa piring, membuatnya tidak bisa kemana-mana.
Jennie di buat kebingungan oleh Rosé tiba-tiba mengajaknya pergi dan sekarang wanita itu mencari tempat untuk bersembunyi seperti sedang di kejar oleh sesuatu.
"Chae, apa yang terjadi?" tanya Jennie.
"Nanti saja tanyakan," sahutnya.
Mereka masuk ke dalam antara dua bangunan, cukup sempit untuk di masuki oleh dua orang. Rosé melihat sekitar dan menemukan Jungkook berlari ke arah mereka.
"Chae, kenapa sebenarnya?"
"Bisa diam sebentar?" pinta Rosé, dia berharap Jennie tidak bicara apapun untuk sekarang sampai Jungkook menjauh, jarak mereka sangat dekat hingga kemungkinan pria itu bisa mendengar apa yang di ucapkan Jennie.
Jennie ikut melihat ke samping, seorang pria berumur dua puluh tahunan seperti sedang mencari seseorang. Dugaannya yang di cari adalah Rosé, apa hubungan di antara mereka?
"Kau berselingkuh da—" perkataan Jennie terpotong di saat bibirnya di bungkam oleh Rosé.
Jungkook celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang, terdengar suara membuat Jungkook mendatangi tapi, tampaknya tidak mungkin ada seseorang disana, hingga ia putuskan untuk kembali saja.
Rosé melepaskan bibirnya setelah tahu Jungkook telah pergi, terkekeh melihat pipi mandu Jennie bersemu kemerahan.
"Kenapa kau tiba-tiba menciumku," katanya sembari memegang bibir yang barusan di cium.
"Habis kau tidak mau diam."
"Siapa yang mau diam tahu ternyata kekasihnya berselingkuh."
"Berselingkuh? I didn't do it baby." Goda Rosé, untuk apa dia berselingkuh dengan pria Jeon sialan itu? "Mari lupakan jalan-jalan, I need to punish you for not doing what I say."
Mendengar ucapan barusan membuat Jennie menjadi gugup. Rosé kembali tertawa melihat wajah lucu kekasihnya.
"Hanya bercanda, ayo pergi."
.
.
.
.
."Aku perlu melihat CCTV," ucap Jungkook pada manajer Restoran. Dia ingin memastikan orang tersebut adalah orang yang dia kenal meski hanya sedikit kemungkinan bisa melihat wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD ROSÉ| ROSEKOOK
Fiksi PenggemarHanya satu tujuan Rosé hingga dirinya bisa menjadi pembunuh bayaran, MEMBUNUH JEON JUNGKOOK.