Los Angles,2030
Dengan balutan kemeja lengkap Kim Seokjin memasuki studio siaran berukuran cukup luas. Deretan tribun berisi lebih dari tujuh puluh orang disediakan untuk memeriahkan acara mingguan yang akan disiarkan secara langsung dalam beberapa menit kedepan. Seokjin berjalan mengikuti salah satu staf yang bertugas untuk mengantarkannya ketempat duduk. Iya tersenyum ramah kala beberapa orang menyapa,sepertinya mereka adalah Army karena jelas sekali dari raut terkejut mereka saat melihat wajah tampan Seokjin yang sedikit tertutup oleh sosok mungil yang sedari tadi bersembunyi diceruk lehernya.
"Ini tempat duduk anda tuan." Staf tadi menunjuk dua kursi yang berada diurutan ke lima dari depan. Seokjin mengangguk,mengucapkan terimakasih kemudian mendaratkan pantatnya dengan nyaman disana.
Iya menghela nafas sebentar,sebelum menurunkan sosok mungil yang berada dalam pelukannya keatas kursinya sendiri.
"Lyly duduk disamping papa,okey!" Ucapnya pelan yang langsung dibalas gelengan oleh gadis mungil tersebut.Bukannya nurut untuk turun gadis mungil itu justru mengeratkan pelukannya pada leher sang papa.
Seokjin kembali menghela nafasnya pelan,sebenarnya iya sudah dapat menebak jika hal ini akan terjadi. Ini pertama kali Lyli muncul dihadapan orang banyak dan juga kamera,jelas gadis yang kini genap berusia tiga tahun setengah itu akan merasa tidak nyaman.
"Kita lihat Mama,sebentar lagi dia akan tampil."bujuknya lembut. Dalam hati Seokjin merampal do'a penuh harapan,agar ucapannya benar-benar didengar oleh putri sematawayangnya ini.
"Malu." Cicitnya pelan sekali. Iya menduselkan kepalanya keleher papanya,menyembunyikan wajah manisnya yang sudah ditutup masker hitam sesuai titah mama sebelum berangkat tadi.
"Tidak masalah,sayang. Papa ada disini dan Mama ada disana." Balas Seokjin,iya menunjuk panggung berukuran cukup luas didepannya.Yang baru diisi oleh sosok gempal yang kini melambaikan tangan padanya. "Kau bilang ingin bertemu papa mochi, lihat dia melambaikan tangan pada kita."
Mendengar nama papa mochi disebut membuat Lyli jadi penasaran. Papa seringkali bercerita tentang papa mochi padanya setiap kali iya tengah kesal. Kata papa 'papa mochi'adalah ayah paman Jimin di Amerika,dan ini cukup membuat Lyli penasaran. Lyli akhirnya memutuskan untuk menengok kearah dimana orang yang papanya bicarakan berada.
Gocha!..
Lyli sedikit menaikkan hat hitam yang membungkus kepalanya keatas,mata bulatnya menangkap sosok pria bertubuh besar dengan perut berisi seperti santa clause. Iya melambai padanya seperti kata papa. Membuat Lyli senang bukan main.Senyum manisnya terukir secara otomatis,iya mberingsut turun dari gendongan Seokjin dan dengan berani duduk disampingnya. Iya lalu membalas lambaian papa mochi dengan percaya diri yang tanpa disadarinya tengah disorot oleh banyak orang dengan kamera handphone ditangan mereka.
"Papa mochi is cute." Kata gadis berusia tiga tahun lebih itu riang. Renteran gigi susunya terlihat indah saat tawa renyahnya mengudara,membuat Seokjin sedikit terperangah ditempatnya. Iya tak menyangka jika putri kesayangannya ini begitu mengidolakan sosok papa mochi yang sering kali iya ceritakan.
"Jika dengan papa,lucu siapa?" Seokjin bertanya diiringi tatapan keingintahuan bercampur harapan jika putrinya akan memilih dirinya.
Lyli terlihat berfikir keras,iya melipat tangannya didada. Mengerutkan kening dan memanyunkan bibirnya sedikit kedepan. Ini pilihan sulit. Papa atau papa mochi. Dua-duanya lucu tapi.....
"Papa!" Serunya membuat Seokjin senang bukan main. Meski papa mochi lucu tapi papanya jauh lebih lucu dan baik hati. Papa selalu membantunya menggosok gigi setiap mau tidur,membuatkannya sarapan setiap Mama bekerja,dan mengajaknya bermain boneka saat iya sedang tidak sibuk. Papa Jin jauh-jauh lebihhhhh dari siapapun untuk Lyli,iya juga selalu membuat tebak-tebakan lucu saat tengah berkumpul bersama. Membuat mama dan dirinya tertawa sampai sakit perut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY
FanfictionIni hanya fiksi belaka,kalo ada kesalahan kata/kalimat,nama dan juga tempat mohon koreksi dari teman-teman semua. Tengkyuuu💜