PROLOG

350 28 0
                                    

Nanti, kamu akan mendamba sosok seperti dirinya, setelah kamu menerima kehilangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nanti, kamu akan mendamba sosok seperti dirinya, setelah kamu menerima kehilangan.

• My Little Angel •

****

"NAJA, kenapa adikmu belum pulang jam sebelas gini?"

Naja terdiam lama, di rasa Bunda sudah merasakan kekhawatiran yang sama seperti yang Naja rasa sedari tadi.

"Mungkin dia masih main di rumah temannya."

Bibirnya terkatup rapat. Mau sampai kapan ia menutupi semuanya dari Bunda. Adiknya memiliki circle pertemanan pergaulan bebas yang menjadikannya sering keluyuran malam, memakai baju kurang bahan, tingkah seperti anak yang tidak pernah dididik attitude.

"Jemput aja, Nak. Dia terlalu sering pulang larut. Bunda jadi khawatir." titah Mayang dengan intonasi lembut.

"Iya, bunda."

Naja mengambil jaket di pinggiran kursi dan memakainya, ia menyalimi bundanya dulu sebelum pergi.

"Hati-hati, Nak. Tolong jangan marahi adikmu."

Naja menoleh, ia tersenyum dan mengangguk.

****

Sesampainya di tempat lokasi, Naja memegang kuat stir mobilnya. Ia tidak menyukai tempat ini. Jika tidak terpaksa, Naja tidak akan pernah menginjakan kakinya di tempat ini.

Tatapan lapar dari perempuan-perempuan malam itu, terpana menatap Naja yang penuh kharisma dan pesona. Naja begidik ngeri. Ia terus beristighfar di dalam hatinya agar ia tak tergoda dengan bisikan Syaiton.

Salah satu teman adiknya ada yang melihatnya. Ia menatap sinis ke arah Naja.

"Ve, bodyguard lo tuh." tunjuknya ke arah Naja.

"Pulang." tekannya, dengan intonasi dingin.

"Gak, enak aja. Lo gak usah kesini, deh. Ganggu gue aja."

"Pulang." suruh Naja sekali lagi. Ia masih bersabar sekarang.

Adiknya nampak tak menghiraukan keberadaan kakaknya. Naja menatap keadaan adiknya dari atas sampai bawah. Ia kesal dan malu padahal adiknya yang memakainya. Adiknya tidak bisa menjaga malu sebagai perempuan.

Naja menarik lengan Veve dan menyeretnya untuk pulang. Veve tersentak dan berteriak pada Naja.

"Goblok lu, ya! Lepasin gue anjir! Gue bukan bocah tengik yang setiap waktu perlu lo jaga. Gue malu punya Abang possesvie kayak lo! Temen gue terus ngejek gue, mereka terus mikir kalo gue berdiri di balik punggung lo!"

Naja tidak menggubrisnya, ia tetap berjalan dengan amarah yang terpendam. Wajahnya merah padam, urat lehernya mengeras, Naja menahan karena bunda yang mengamanatkan.

"Gue gak mau pulang, Naja!"

Naja menyiram wajah Veve dengan satu hentakan, sampai Veve terdiam di dalam mobil.

"Gue masih diam lo sering keluyuran di tempat kayak gitu. Tapi kalo lo udah nyebut nama gue, atau bunda. Gue bakal lupain kalo lo adik gue."  sentak Naja pelan tapi menusuk.

Naja memakaikan sealtbeat pada Veve, setelahnya Naja sendiri yang memakai. Ia menyalakan mesin mobilnya dan langsung pergi dari tempat itu.

Naja bukan tidak berperasaan, ia hanya ingin mendidik. Senakal apapun, jangan sampai kehilangan attitude, apalagi kepada orang yang lebih tua.

Veve diam marah pada Naja. Ia menangis dalam diamnya. Lebih baik di bentak daripada di siram seperti tadi. Veve tau, kakaknya tidak pernah membentak Veve, tapi tindakan kakaknya yang kebanyakan mendidik, malah semakin membuat Veve berontak.

"Di jok belakang ada baju-baju lo. Ganti baju lo di toilet pom bensin didepan. Bunda bakal drop lagi kalo liat kelakuan putri bungsunya kayak gini."

Veve diam tapi ia mengiyakan.

"Besok lo harus sekolah, gak ada istilah kesiangan. Gue capek di panggil ke ruang BK karena tingkah lo yang kebanyakan so gaul dan jagoan."

"Lo gak terima? Kalo bokap gak ninggalin bunda, dan bunda gak sakit-sakitan, gak mungkin gue minta bantuan sama lo, Kak!" balasnya, berteriak sembari terisak.

"Makannya jangan bikin ulah mulu kalo gak mau gue yang kesana." ucap Naja tanpa menatap Veve.

Veve diam lagi, ia selalu kehabisan kata-kata jika mendebat Naja.

Naja merasakan ke ganjalan, ia menepikan terlebih dahulu mobilnya.

"Lo mabok?" tanya Naja tanpa melihat ke arah Veve.

"E-engga. Engga." elaknya gugup.

Naja memukul keras stir mobilnya, "Terus ini bau apa? Bangke?"

Veve diam.

"Mau sampai kapan? Sampai gue sama bunda pergi baru lo bakal berubah?"

"Lo itu cewek. Putri satu-satunya." Naja menatap Veve sekilas, ia menggeleng tak percaya. "Gue udah gagal jadi kakak lo, Ve."

****















TEREALISASI
SELAMAT DATANG KEMBALI
Dalam judul cerita yang sama dan dengan alur yang berbeda.

Gimana sama Prolognya gais? Dapet gak feel-nya?

Jangan lupa Vote dan Komen kalau mau lanjut. Banyak komen lanjut aku lanjut.

See you

Bandung, 02 Desember 2021

My Little Angel 2 (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang