"hanya karna itu susah,
Bukan berarti itu mustahil"
~christian Jovan"Jo, sorry soal yang kemaren"
"Gue tau gue salah, makanya gue terima terima aja bibir seksi gue babak belur" mohon Ardan dengan puppy eyes nya.
Usai perkelahian di club kemaren, Ardan datang kerumah jovan, memohon ampun didepan Jovan. Rendy dan deren hanya tertawa mengejek kelakuan Ardan saat ini.
Jovan memutar bola matanya malas. Walaupun dia tau kemaren itu Ardan tidak bermaksud apa apa, tapi tetap saja Jovan tidak terima gadisnya dikatai seperti itu.
Plak. Plak. Plak.
Ardan menampar bibirnya berkali kali, memohon mohon dengan wajah yang benar benar menyesal.Deren terbahak sangat keras, bahkan bisa dilihat air matanya yang keluar sangkin tidak tahannya melihat tingkah Ardan.
"Lagian dan, kalo mabok tuh harus tau ngontrol mulut. Kelakuan Lo sama mulut Lo sama sama anjing tau gak" ucap deren usai tertawa
"Diem Lo bangsat. Kaya kelakuan Lo ga anjing aja" balas Ardan tidak mau kalah.
"Ya seenggaknya deren gak kaya Lo yang asal ceplos, bikin masalah lagi" sarkas Rendy ikut nimbrung.
Ardan memutar bola matanya malas, tidak ada yang membela nya ataupun membantu nya.
"Bodo ah. Diem lo pada" putus Ardan kembali menatap Jovan yang sibuk dengan ponsel nya.
"Maapin gue ya bebeb jopan. Skali lagi engga deh. Kalo keulang lagi, Lo boleh–" belum siap dengan ucapannya Jovan menatap tajam Ardan dan
"Boleh bunuh Lo?" Sambung Jovan yang benar benar sudah muak dengan rayuan Ardan.
Suasana kembali menegang, Ardan sendiri diam tak bisa menjawab. Pasalnya Ardan takut untuk menjawab iya, bagaimana kalo terulang lagi?, Ardan pasti akan mati ditangan Jovan. Jovan tidak pernah bermain main dengan perkataan nya.
"Gue maafin. Tapi Skali lagi ke ulang, gue gak janji bisa nahan gak bunuh Lo" ucap Jovan lagi, berdiri dari sofa berjalan menuju kearah dapur.
HUFFF
Mereka bertiga kembali bernafas dengan normal."Bonyok kemana Jo?" Tanya Rendy melihat Jovan keluar membawa minuman.
"Gatau. Ga urusan gue juga" jawab Jovan asal, meneguk minumannya yang ternyata itu alkohol.
"Buset Jo, dirumah Lo ada Vodka. Trus ngapain minum minum ke club?"
"Buang buang duit aja" tukas deren
Jovan mengacuhkan pernyataan sohibnya yang satu itu. Jovan juga tidak tau alasannya apa, padahal dulu Jovan termasuk orang yang malas ke bar.
Yang pasti Jovan tidak ingin dirumah terus. Terlalu banyak kenangan dan tempat tempat tentang gadis itu dirumahnya.
*
Usai kepergian para kurcaci, Jovan naik keatas, memasuki kamar nya. Membuka kaos yang ia pakai, menunjukkan tubuh proposionalnya.
Jovan merebahkan dirinya di ranjang besarnya, membuka ponsel, menatap lekat lekat wallpaper handphone nya. Terlihat jelas wajahnya yang bahagia memeluk gadisnya yang manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DISTINY
Romance18+!!!!! BIJAKLAH DALAM MEMILAH KATA. perjalanan cinta yang terlalu manis untuk dilupakan. bahkan mungkin tak akan bisa dilupakan, memutuskan untuk berpisah pada jaman SMA, berpikir itulah jalan terbaik untuk keduanya yang nyatanya tidak sama sekal...