" tidak ada yang lebih indah, daripada
Melihat kegigihan laut yang menolak berhenti
Mencumbui bibir pantai. Meski berkali kali
Harus menjauh terbawa arus "Pantulan cahaya matahari disenja hari membuat warna air laut terlihat kuning keemasan. Debur ombak berwarna itu menyala membuat indahnya panorama pantai berkali kali lipat lebih indah.
Ombak putih keperakan itu menambah kesan garangnya ombak air lautan, dan menarik seluruh perhatian gadis yang sedang termenung di bibir pantai.
Menikmati senja dan deburan ombak yang membuatnya candu untuk selalu datang ke pantai.
Baginya tidak ada yang lebih indah, daripada melihat kegigihan laut yang menolak berhenti mencumbui bibir pantai. Meski berkali kali harus menjauh terbawa arus.
Senyum manisnya melengkung sempurna tak kala ombak menghampirinya, menyentuk telapak kakinya yang telanjang.
Disinilah gadis itu menitipkan rindunya. Ketika merasa penat, dia akan berlari ke pantai mencari ketenangan dari desiran ombak.
Gadis itu menoleh merasakan ada yang menyentuh bahunya erat. Seketika senyum manisnya terbit kembali, melihat pria yang sudah bertahun tahun setia menemaninya dan selalu sabar menunggu jawaban atas perasaan yang belum juga dibalasnya.
Jeremi sabastian, lelaki yang kerap dipanggil jere itu mengerutkan keningnya, merasa bingung dengan tingkah laku gadis disampingnya.
"Gitu banget liat nya" ucap Jeremi gemas sambil mencubit pipi berisi Gadis itu.
Yang di cubit hanya tersenyum, membalas mencubit pipi Jeremi.
"Kak jere ngapain kesini ?" Tanya Agatha lembut.
Agathalia Beatrix, gadis lugu dengan paras yang sangat cantik dan perawakannya yang lembut membuat ia terkenal sebagai gadis yang baik di desa itu.
Agatha dan ibunya adalah penduduk pindahan dari kota Jakarta. Usai lulus SMA neneknya meninggal dunia, membuat mereka berdua harus datang kedesa nan jauh itu.
Bukannya pulang ke Jakarta, justru Agatha dan mamanya -dinda- bersepakat untuk menetap di pedesaan itu.
"Lia, besok ngampus?" Tanya Jeremi lagi, membuyarkan lamunan Agatha
Agatha mengangguk, tersenyum miris mendengar nama itu. Agatha sudah bilang tidak suka dipanggil dengan panggilan itu, tapi Jeremi memaksa, katanya ingin menjadi satu satu nya orang yang memanggil nama belakang Agatha.
Padahal sebenarnya, sudah pernah ada yang memanggil Agatha dengan sebutan Lia, sebelum Jeremi.
Dan jika saja orang itu tau, bahwa nama itu diambil alih orang lain, pasti dia tidak akan tinggal diam. Tidak akan pernah menerima siapapun mengambil punya nya.
Dan lagi, Agatha hanya bisa tersenyum miris mengingat semua itu.
Agatha kembali melihat kearah jere yang sudah menunggu jawaban.
" Iya nih, emangnya kenapa kak?" Jawab Agatha"Mau nonton nggak nanti malam?"
"Kamu tau gak, ada bioskop baru buka dipinggir kota?" Lanjut Jeremi
Agatha tampak bingung, menyipitkan matanya curiga, mencari kebohongan Dimata Jeremi.
Jeremi tertawa,
"Aku gabohong Lia. Aku juga baru dikasih tau temen tadi. Kalo kamu mau nanti malam aku jemput" ucap Jeremi lembut di iringi senyuman manisnya. Membuat Jeremi terlihat lebih tampan lagi.Agatha bingung dengan dirinya sendiri. Mengapa pria selembut, sebaik dan setampan Jeremi tidak bisa masuk kedalam hatinya? Padahal Jeremi sudah lebih dari cukup untuk tipe cowok idealnya.
"Oke. Tapi ada syaratnya" pinta Agata, mencolek hidung mancung Jeremi.
Jeremi menaikkan sebelah alisnya,
"Apa? Bilang aja, nanti aku usahain" jawab Jeremi tidak sabaranAgata mengetuk ngetuk dagunya seraya berpikir,
"Kak jere, mau kan masak makanan aku lagi besok? Soalnya mama besok berangkat lagi keluar kota. Katanya ada kerjaan" cicit Agata maluSeketika tawa Jeremi keluar, mencubit pipi Agatha, merasa gemas dengan gadis yang sudah lama di incarnya selama beberapa tahun ini.
Jeremi mengangguk, mengusap kepala Agatha lembut, bergerak mendekatkan wajah nya kedepan wajah Agatha. Bisa gadis itu rasakan harum mint dari nafas Jeremi.
"Berarti nanti malam jadi kan?" Tanya Jeremi lembut.
Agatha hanya mengangguk malu tanpa mengeluarkan suara, membuat Jeremi kembali gemas. Jere mengusap hidung Agatha dengan ujung hidung mancungnya, membuat kedua bibir mereka hampir saja bersentuhan.
Agatha diam, terkejut dengan perlakuan Jeremi. Bukan sekali dua kali Jeremi berperilaku seperti tadi.
Sudah sering, tapi Agatha masih selalu terkejut.Entah mengapa terkejut nya sekarang berbeda dengan yang dulu.
Jantung. Jantungnya tidak berdetak cepat, seperti saat dulu pertama kali ia bertemu dan bersentuhan dengan Jovan.
*********
Soriii part dua nya pendek. Karna aku cuma. Kaya mau ngenalin Agatha aja.Makasiii yang udah mau baca..
Jangan lupa vote dan comen nya.
Kalo ada nama tokoh atau tempat yang sama. Mohon dimaklumi, ini real hasil karya ku.Stay healthy guyss
Ily<3
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DISTINY
Romansa18+!!!!! BIJAKLAH DALAM MEMILAH KATA. perjalanan cinta yang terlalu manis untuk dilupakan. bahkan mungkin tak akan bisa dilupakan, memutuskan untuk berpisah pada jaman SMA, berpikir itulah jalan terbaik untuk keduanya yang nyatanya tidak sama sekal...