Ch. 2

575 69 5
                                    

"Heeseung, Terima kasih telah membantuku mengerjakan perbaikan fisika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Heeseung, Terima kasih telah membantuku mengerjakan perbaikan fisika."

"Hey, itu bukan apa-apa. Semangat terus ya!"

Hyunjin Song melambaikan tangannya kearah Heeseung dan meninggalkan Heeseung sendiri di meja perpustakaan. Heeseung tidak kembali karena ia telah berjanji akan bertemu dengan Sunghoon di perpustakaan.

Heeseung memasukkan buku paket fisikanya dan segala peralatan tulisnya kedalam totebag putih miliknya. Kemudian menatap keadaan luar melewati jendela kaca sembari menyesapi teh hibiscus dingin yang ia beli sebelumnya.

"Telah lama menungguku, hm?" Heeseung mengarahkan pandangannya kearah sumber suara. Suara Sunghoon lebih tepatnya.

"Tidak kok, baru saja Hyunjin pulang. Kau bagaimana? lelah ya setelah rapat? Bagaimana dengan keputusannya? dapat solusinya?" Sunghoon terkekeh gemas ketika Heeseung melontarkan banyak pertanyaan kepadanya. Tak segan Sunghoon mengusak rambut Heeseung gemas. Yang diusak hanya tersenyum manis, sudah terbiasa oleh kebiasaan Sunghoon.

"Ya... seperti biasanya. Kak Jungkook dan Kak Jaehyun hampir saja bertengkar lagi karena berbeda pendapat. Itu telah menjadi hal biasa untuk kami. Mereka bertengkar, karena Kak Jaehyun juga menyukai Kak Seokjin, Kak Jungkook tidak terima karena dia adalah kekasihnyaa, jadi sedikit sensitif saja jika dengan Kak Jaehyun. Solusinya belum kami dapatkan, rapat berikutnya kami mencoba berdiskusi lagi." Sunghoon melonggarkan dasinya asal sembari mengibasi wajahnya dengan tangannya. Sedikit gerah karena sebelum ia bertemu Heeseung, ia harus memberi hukuman kepada Jay dan Jay yang terus saja memberontak.

Heeseung mengangguk-angguk paham, kemudian memberikan 1 totebag kecil kepada Sunghoon "Kak Seokjin memang sangat cantik dan baik, tak heran jika semua orang menyukai dirinya. Omong-omong, aku membeli Kimbab segitiga dan teh dingin. Aku tahu kau pasti lapar."

Sunghoon berbinar cerah, ingin hati rasanya Sunghoon mencium pipi merah gembil milik Heeseung. Ia terlalu cinta dengan Heeseung, namun masih enggan untuk mengungkapkannya karena takut Heeseung tak nyaman dengannya.

Ia lebih baik menyimpan rasa daripada harus berjauhan dengan Heeseung. Ia tak sanggup. Tapi tak apa, sebentar lagi ia akan mengungkapkannya di waktu yang tepat.

"Terima kasih, manis. Rasanya, aku ingin memiliki kekasih penuh perhatian sepertimu." Sedikit memberi kode, barangkali Heeseung menjawab "Iya."

Namun kenyataannya tak semudah itu, ternyata Heeseung hanya terkekeh pelan, tidak ada respon kata-kata yang terlontar dari mulut Heeseung. Sunghoon tidak kecewa, hanya saja merasa sedikit kikuk karena ia telah berekspetasi berlebihan.

"Eomma merindukanmu, Sunghoon. Katanya, kau tidak pernah menemuinya di dalam rumah. Padahal, eomma ingin kau masuk kedalam rumah."

"Ah.. apakah benar? hehehe.. baiklah nanti aku akan mampir masuk ke dalam." Heeseung mengangguk lucu.

THE WAY YOU LOOK AT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang