"Huh? Omong kosong macam apa ini?" protes Han Sooyoung. "Dia meminta kita untuk mencarinya? Apa dia benar-benar niat mengajari kita??"
"Hey, sudahlah." Jung Heewon bangkit dari kursinya. "Lihat, di sini tertera ada batas waktu. Lebih baik kita mulai mencari."
"Apa kau punya ide betapa luasnya akademi gila ini?!" Han Sooyoung terlihat histeris. Aku paham perasaan itu. Kami kemarin bahkan belum mengunjungi semua tempat, padahal sudah berjalan seharian. Sekarang, kami diminta mencari seseorang dalam waktu satu jam.
Jung Heewon terdiam. Ucapan Han Sooyoung ada benarnya. "Lalu, kita harus apa? Tidak mungkin hanya berdiam diri, bukan?"
Yoo Joonghyuk bangkit dari kursinya. "Berdebat tidak akan membuat kita menemukan Guru."
"Bagus. Bagaimana jika kita pergi mencari ke gedung olahraga, padahal Guru berada di gedung perpustakaan?"
"Kau terlalu banyak bicara."
"Si sialan ini!"
"Anu, teman-teman--"
"Apa?!" Yoo Joonghyuk dan Han Sooyoung menoleh ke arahku secara bersamaan, membuatku tersentak pelan.
"Astaga, bisakah kalian tenang?" Aku meringis. "Kalian terlalu sibuk berdebat hingga tidak sadar bahwa tinggal kita berempat yang tersisa di sini."
"Langsung ke intinya saja."
... Dasar ikan tempramental sialan.
Aku mengembuskan napas kasar. "Sepertinya aku tahu di mana Guru berada."
***
"Seperti yang diharapkan dari muridku."
Aku tersenyum kecut begitu melihat sosok Kyrgios tengah duduk santai di dahan pohon. Seperti yang kuduga, lelaki itu berada di lapangan belakang asrama, tempat yang sama ketika pertemuan awal kami. Jadi itu mengapa dia tidak mengucapkan salam perpisahan kepadaku. Dia menjadi guru di Akademi ini, dan kami masih bisa sering bertemu.
"Jadi dia guru kita?" bisik Jung Heewon, "serius?"
Aku mengangguk. Wajah ketiga teman sekelasku itu seakan tidak percaya--ah, aku tidak tahu dengan Yoo Joonghyuk, karena raut wajahnya tetap sama. Aku mengerti kenapa mereka tidak percaya. Yah, kau tidak bisa menyimpulkan buku hanya dari sampulnya saja.
"Meski samar, aku bisa merasakan aura tidak biasa darinya," ucap Han Sooyoung, diikuti anggukan kepala Yoo Joonghyuk.
Ah, jadi mereka bisa merasakannya juga?
"Hanya empat orang yang berhasil menemukanku? Kenapa lama sekali, sih?" Kyrgios berdecak kesal. "Apa sebaiknya kupercepat saja batas waktunya?"
"... Master--"
Aku berhasil menemukannya karena pernah mengalaminya. Aku tidak yakin bisa menemukan Master jika tidak diajari olehnya sebelum ini.
Setengah jam berlalu. Masih belum ada siapapun yang bergabung dengan kami. Aku jadi sedikit gelisah. Kenapa tidak ada seorang pun yang berpikir untuk mengecek lapangan belakang asrama?
"Hey, Kim Dokja." Bosan, Han Sooyoung membuka percakapan. Gadis itu duduk di sampingku. Tekstur rumput hijau terasa geli ketika terkena kulit. "Bagaimana kau bisa tahu bahwa Guru berada di sini?"
"Yah ...," aku menggaruk pipiku, "kebetulan?"
"Hah, omong kosong macam apa itu?"
Aku mengangkat kedua bahuku, tidak peduli.
"Jika bukan berkatmu, pasti akan sulit untuk menemukannya." Jung Heewon menekuk kedua kakinya. "Maksudku, ukuran tubuhnya sangat mungil, dan lagi dia bersembunyi di tempat yang jarang didatangi murid-murid."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories That Written Behind The Wall [ORV AU]
Fanfiction[Omniscient Reader's Viewpoint Highschool AU] Apa yang terjadi jika apocalypse tidak pernah ada? Sebagai gantinya, dunia sejak awal memang sudah memiliki star stream sebagai pusat kekuatan. Di mana skill, atribut, dan stigma merupakan hal wajar yang...