Sang raja tidak menikah. Dia memutuskan bahwa, tidak bijak kalau dia membawa pergi anak orang yang begitu dicintai seluruh negeri untuk dirinya sendiri. Jadi sang Raja dan ketiga kurcaci berjalan ke arah matahari terbit. Menjauhi kastel itu dan menembus kegelapan.
Sudah semestinya sang Raja belajar dari pengalaman mendiang ayahnya; jangan mencomot perempuan sembarangan dari medan perang. Kau tidak pernah tahu siapa mereka sebenarnya.
Lelaki muda itu, kalau dipikir-pikir usianya puluhan tahun lebih tua dari diri sang Raja sendiri, namun dia telah tertidur sepanjang hidupnya, dan ketika dia akhirnya terbangun, dunia seolah-olah terulang kembali kepada masa kejayaannya.
Atau mungkin benar, di dalam cerita ini, kau tidak membutuhkan para wanita.
Sang Raja hanya mengamati dari jauh keributan di depan kastel. Jauh di lantai tertinggi di sana. Dia melihat ke bawah. Seorang laki-laki muda yang dia kenal. Para penjaga menahannya yang berusaha keras untuk memasuki gerbang. "Aku mengenal Yang Mulia! Aku mengenal yang Mulia!"
"Aku datang dari Dorimar!"
Tepat setelah teriakan lelaki itu, Sang Raja muncul di hadapan mereka. Segeralah semua keributan itu berhenti.
Sang Raja menatap ke dalam mata lelaki muda itu. "Biarkan dia masuk. Dia adalah tamuku."
Sang Raja berdiri dari tempat duduknya di depan lelaki muda itu setelah mendengar ceritanya. Berjalan mondar mandir dan berkata, "Ayahmu pasti mencarimu."
"Tidak akan." Bantah laki-laki berparas ayu itu percaya diri. "Aku telah menulis dalam suratku agar dia jangan mencariku kemanapun."
Wajahnya yang cantik menatap sang raja dengan garang. Sorot matanya menjadi lebih dewasa. Ada beberapa goresan kecil di pipi dan dahinya. Rambutnya jauh lebih pendek dari ingatan sang raja. Dahulu mereka ikal dan panjang, bukan berarti mereka berkurang cantiknya. Pakaiannya juga penuh debu dan tanah. Perjalanan dari Dorimar ke Kanselaire butuh waktu berbulan-bulan bahkan bisa setahun. Dia sampai dalam empat hari. Ketiga kurcaci telah menemaninya. Sang raja berpikir, dia perlu memarahi para kurcaci nanti.
Sang raja berlutut di hadapan lelaki muda itu. Mengelus sisian wajahnya sembari menyingkirkan helaian rambut pirangnya ke belakang telinganya, "Ayahmu pasti akan tetap mencarimu bahkan sampai ke ujung dunia sekalipun. Kau putra satu-satunya."
"Aku tidak akan kembali kesana!" balasnya tegas.
"Lalu... Apa yang kau inginkan di sini?"
"Menikah denganmu!" jawab lelaki muda itu mantap.
Sang raja berdiri, berjalan membelakanginya ke sebuah jendela di belakang kursi-kursi. Melihat jauh ke depan. "Kau akan sama terkurungnya kalau bersamaku di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAETEN - the sleeper and the spindle (FINISHED)
FanfictionFINISHED a total remake from the book with the same title "The Sleeper and The Spindle" NOTICE -probably not for everyone.