3

7 2 0
                                    

Kini Rifqi berada di markas Palavos. Tadi ia di kabari Milan bahwa mereka sedang berkumpul disana. Markas keberasan circle.

"Gimana Lan, perkembangan hubungan lo sama Lisha?" tanya Riqfi.

"Ya gitu deh," ucap Milan dengan lesu.

"Pasrah amat idup lu," timpal Fathan.

"Pantang maju sebelum mundur dong, ya ga pak boss?" tanya Revan pada Rifqi

"Iyain deh biar lu senang," ujar Rifqi

"Van-Van, kasihan gue sama orang tua lu,,," fathan menjeda ucapanya.

Ketiga sahabatnya seketika menoleh kearah Fathan.

"kasihan kenapa Han?" ucap Milan mewakili penasaran teman teman nya.

"Iya kasian, soalnya Revan di sekolahin bukan tambah pintar, malah tambah bego," jawab Fathan.

"Loh kok lo gitu sih han!!" jawab Revan tidak terima.

"Gile-gile Fathan, sekali ngomong langsung jleb bestih. Pedes banget gila," ucap Rifqi sembari tertawa kecil.

Begitulah mereka circle palavos yang penuh dengan canda menegangkan didalamnya wkwk.

Seketika Rifqi teringat pada cewe yang menjadi incarannya. Senyuman lelaki itu mengembang lalu merogoh saku jaketnya dan mengambil benda pipih yang bernilaian puluhan juga.

"Aduh aroma-aromanya ada yang lagi kesambar asmara nih," celetuk Milan. Di antara mereka Milan lah orangnya yang cepat tanggap soal yang namanya dunia 'percintaan'.

Rifqi tidak menanggapi perkataan dari sahabatnya barusan. Lelaki itu tetap mengetikkan sesuatu pada ponselnya.

Ponsel Avilla yang tergeletak di atas nakas samping tempat tidurnya berbunyi notifikasi.

Iky tampan :
Sherlock rumah lo, gue mau ajak lo jalan 😇

Eitssss,,, untuk user di atas jangan pada salah fokus ya, itu kerjaan si Rifqi bay the way wkwk.

Avilla pun mengalihkan pandangannya dari buku yang di bacanya ke arah ponselnya. Lalu membuka notifikasi itu.

User saya :
Wait mau izin ke Bunda dulu 😇

Iky tampan :
Okeii cantik 😇

Avilla baru saja sampai dirumah nya dan sudah mendapatkan pesan singkat dari Rifqi teman barunya di sekolah.

Dengan cepat Alvilla membalasnya dan berjalan cepat untuk memberi tahu Bundanya.

"Bunda," seru Alvilla sambil menuruni tangga.

"Bun.."

"Bunda..,"

"Di kebun belakang sayang," jawab Ana Bunda Avilla.

Avilla berjalan menuju kebun stroberi milik Bundanya. Iya Bunda Ana gemar sekali Berkebun.

"Bunda, nanti teman Avilla mau kesini mau ngajak Avilla main boleh?" tanya Avilla dengan lucu.

"teman apa teman ni?" goda bunda Ana

"ihh bunda mah, teman bunda."

"cowok kan?" tanya bunda Ana lagi

"iya hehe," jawab Avila dengan cengiran yang memperlihalkan Gingsulnya.

"ya udah, sana mandi dulu kan mau ngedate," goda bunda Ana

"Bunda ihh," kesal Avilla bunda Ana selalu saja mengodanya jika ada laki-laki yang mau menjemput nya kerumah.

Sedangkan bunda Ana hanya tekekeh.

"ya udah sana buruan mandi," ucap Bunda Ana

"Siap Ibunda ratu," jawab Avilla sambil memberikan hormat kepada Bundanya.

Saat ini Avilla tengah tinggal bersama bundanya dan Bi inem pembantunya. Sedangkan ayah Avilla sedang ada urusan Bisnis di luar Negri. Waktu antara Avilla dan ayahnya seolah terbatas sangking padatnya jadwal pekerjaan sang ayah. Meski begitu, namun Avilla tidak kekurangan kasih sayang dari ayahnya.

Kini sudah menujukan pukul 19.28 dan Avilla belum juga keluar dari kamarnya. ya Rifqi sekarang berada dirumah Avilla. Ibu Avilla keluar dari dapur membakan manpan berisi minuman dan cemilan.

"ini nak diminum," ucap Ana ramah sambil duduk di kursi seberang Rifqi

"iya tante makasih, maaf ngerepotin," jawab Rifqi.

"ngak ngerepotin kok, oh ya nama kamu siapa?" tanya Ana

"Rifqi tante," jawab Rifqi sopan

"Rifqi satu kelas sama Avilla?" tanya Ana

"iya tante,hmm kalau boleh tau  om kemana ya? Sekalian mau minta izin bawa anak gadis nya keluar," tanya Rifqi canggung

"Emmm, ayahnya avilla lagi keluar kota," kata bunda Ana

"ohh gitu ya bund," ucap Rifqi , Rifqi yang tersadar dengan ucap pun langsung bersuara.

"Eh, tante maksudnya," ujar Rifqi malu malu.

Bunda Ana yang melihat tingkah Rifqi hanya tersenyum.

Malu banget ya Allah, mama Rifqi malu ma, sama camer,  Ucap nya dalam hati.

Tidak lama setelah itu Avilla  keluar dengan menggunakan hoodie oversize dan juga celana jins tidak lupa tas kecil nya.

Bunda Ana hanya geleng geleng kepala, memang anak gadis nya ini tidak ada feminim feminim nya.

"ayo berangkat," ujar Avilla.

"Bund, Avi jalan dulu ya," ucap avilla sambil mencium telapak tangan bunda Ana.

Tanpa jawaban dari Rifqi Avilla berjalan mendahului nya.

"eh, tungguin woi" ucap Rifqi ngegas, sial nya iya lupa kalau bunda Ana di samping nya.

Suara deheman Ana menyadarkan Rifqi bahwa wanita  yang mau jalan kepala empat itu masih disana.

"eh tante, iki pamit dulu ya tan," ucap nya malu malu serta menyalami Bunda Ana dengan cepat ia pergi.

baru pertama ketemu carmer udah bikin kesan buru. Ucapnya dalam hati.

"lama amat lu," ujar Avilla.

"sabar napa neng." Rifqi menaiki motor nya dan disusuli Avilla.



Lanjut gak ni????

See you di part selanjutnya.......












Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Butut Kesayangan | ongoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang