2 (end)

5.7K 546 356
                                    


Chapter.02
__________


Jimin membeku melihat Jungkook yang pergi begitu saja meninggalkannya. Apa yang baru saja terjadi?

Jungkook… menolaknya?

Jimin mengedipkan matanya yang tiba-tiba terasa menyengat. Ia menatap pintu yang terbuka lebar, dimana baru saja Jungkook pergi darinya. Kedua tangannya mencengkram seprai tempat tidur dengan erat.

Jungkook pergi begitu saja ketika mereka berdua berada dalam keadaan yang sangat intim sebelumnya.

"Kenapa…," suaranya sendiri terdengar serak.

Jimin melihat dirinya sendiri. Memar kemerahan mengotori kulitnya dari ciuman Jungkook, miliknya yang terabaikan serta licin dari lube yang tersebar di pantatnya.

Tiba-tiba ia merasa sangat terbuka dan malu. Penolakan Jungkook tidak hanya sangat menyakitinya, namun juga membuatnya merasa rendah. Itu juga mulai memunculkan satu persatu perasaan tidak aman dalam dirinya. Apakah ia terlihat sangat buruk sampai kekasihnya tiba-tiba menarik diri seperti itu darinya?

Apakah ia sudah tidak menarik lagi?

Apakah Jungkook benar-benar sudah bosan padanya?

Isakan demi isakan lolos melewati bibir bengkaknya. Jimin mengangkat tangannya yang gemetar dan langsung terburu-buru mengenakan kembali night robenya. Ia memeluk tubuhnya sendiri. Dahi jatuh ke lututnya yang menekuk. Menggigit bibir bawahnya dengan keras untuk menghentikan dirinya terisak lebih keras.

Ia bingung dan khawatir, namun juga merasa sakit hati oleh penolakan Jungkook. Rasa sakitnya bahkan menjadi dua kali lipat karena ia ditinggalkan di saat berbagi keintiman.

Ia tidak akan merencanakan hal ini jika akhirnya hanya mendapatkan penolakan yang membuatnya sangat malu. Ia tidak pernah dipermalukan seperti ini selama hidupnya dan itu justru dilakukan oleh kekasihnya sendiri.

Jimin tahu ada yang salah dengan Jungkook, namun ia tidak menyangka Jungkook akan bersikap seperti ini padanya.

Ia ingin marah, beraninya Jungkook memperlakukannya seperti ini tanpa alasan. Meninggalkannya dalam kebingungan tanpa mendapatkan penjelasan apapun atas tindakannya itu.

Jika memang dia sudah bosan padanya, jika dia memang memiliki orang lain diluar sana yang lebih menarik darinya, jika dia ingin berhenti dari hubungan ini─

Jimin pecah oleh isak tangisnya sendiri. Terlalu banyak kata 'jika' dan semua tentang itu menyakitinya. Ia sangat takut pada kemungkinan akan kehilangan Jungkook, namun ia juga tidak bisa terus mengabaikan ini. Ia tahu ia tidak akan bisa menahan Jungkook jika benar dia ingin pergi.

Ia terbatuk pelan, mencoba menghentikan tangisannya. Kedua tangannya yang masih gemetar kini terangkat menghapus air matanya.

"Kau tidak bisa terus diam mengabaikan ku tanpa alasan seperti ini Jungkook," gumamnya, masih terisak pelan.

"Jika kau ingin mengakhiri hubungan kita, kau harus mengatakannya langsung padaku."

Itu pasti akan sangat menyakitinya jika benar. Namun Jimin sudah selesai. Ia sudah muak terus-menerus diabaikan, kebingungan dan patah hati oleh semua sikap berbeda Jungkook.

It's Always Been You ∥ KM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang