ichi.

121 11 0
                                    

"Ah, sudah waktunya untuk melakukan 'itu' ya?"

Sepasang netra heterokrom memandang bulan dengan pandangan penuh nostalgia. Hembusan angin laut malam menggerakkan helaian rambut sewarna batu rubi. Bersandar pada tiang kapal, dengan haori dan kimono yang telah ditanggalkan setelah ia tanpa sengaja jatuh dari deck kapal meninggalkan pemuda tersebut dalam balutan inner clothes tanpa lengan berwarna hitam. Namun, Naruse tidak mengindahkan lengannya yang mulai terasa membeku.

Pemuda tersebut terlalu larut dalam pikiran penuh nostalgianya. Para kru kapal yang sudah kembali ke kabin masing-masing untuk beristirahat membuat suasana kapal menjadi sepi. Hanya tersisa beberapa orang, termasuk Naruse yang tengah mendapat giliran berjaga.

Sehelai selimut yang disampirkan pada sebelah pundak memecah lamunan pemuda tersebut. Kedua tangan secara reflek menggenggam ujung selimut untuk mencegah benda itu jatuh dari pundak.

"Angin malam bisa membuatmu sakit."

Sebuah suara terdengar kemudian. Selembut dan semerdu suara alam yang dideskripsikan oleh orang yang sama.

"Kazuha-san? Sedang apa disini? Malam ini bukan giliranmu berjaga, 'kan?"

Menolehkan kepala, Naruse mendapati sang lawan bicara hanya mengulas senyum kecil, sebelum ikut bersandar pada tiang kapal. Melirik pemuda yang sempat menyandang status buronan sama sepertinya dari ujung mata, ia baru menyadari bahwa helai rambut berwarna platinum blonde yang biasanya diikat, kini ikut bergerak bersamaan dengan hembusan angin laut malam.

"Tidak bisa tidur?" Terka Naruse seraya membetulkan posisi selimut yang tersampir di pundaknya. Desah puas bervolume kecil seketika terlepas dari bibir saat kehangatan menghidupkan kembali kedua lengannya yang sempat membeku.

"Alam sepertinya membangunkanku dengan sengaja." Jawab Kazuha. Sepasang netra yang sama indahnya dengan helai daun maple di musim gugur ikut menatap bulan purnama dan butiran bintang-bintang yang tersebar di kanvas hitam legam. "Melihat pemandangan ini, aku mengerti kenapa mereka membangunkanku."

---
Published [03. 12. 21]
[282 words]

tsukimi ; k. kazuha x ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang