"Kenapa melihat luar jendela terus?" Tanya Lisa usai melihat Jungkook yang senantiasa melihat jalanan sedari tadi, dari awal masuk mobil sampai tengah perjalanan bahkan Jungkook tak pernah mengajak Lisa untuk mengobrol.
"Aku hanya menyukai suasana musim semi," ucap Jungkook lalu tersenyum lugu menghadap Lisa. Bukan senyuman lepas seperti yang lalu, kali ini senyumannya sedikit layu.
"Ya, hari ini memang sudah masuk musim semi. Kau bilang kau suka suasana ini, tapi kenapa menangis?" Tanya Lisa yang membuat Jungkook terkejap sesaat. Lisa melihat, Jungkook seperti gelagapan untuk menjawab pertanyaannya.
Lisa yang harus fokus menyetir tak bisa terus fokus pada satu titik, Lisa bahkan tak melihat bahwa Jungkook kembali meneteskan air matanya.
Lisa melirik tangan Jungkook yang mengambil tisu yang terletak di dashboard mobil, Lisa melihat sekilas, Jungkook mengusap wajahnya menggunakan tisu.
"Ah~ kau melihatnya," ucap Jungkook sembari membuang tisu ke tempat sampah kecil yang tersedia di dekatnya. Jungkook tertawa pelan, hal konyol ini rupanya disadari orang lain.
"Bekasnya terlalu jelas dimatamu," jawab Lisa sembari memberikan senyum andalannya. Senyum yang tak terlalu hangat untuk sesuatu yang dingin, tapi tersimpan kepedulian didalamnya.
"Ada yang mengganjal dihatimu hari ini? Ingin berbagi cerita denganku, Jungkook?" Tawaran Lisa seakan tidak mudah diterima oleh Jungkook. Hal ini karena ceritanya kali ini terlalu rahasia untuk diceritakan kepada orang yang baru saja kenal seperti dirinya dan Lisa.
"Maaf, aku belum bisa menceritakannya. Lain kali, aku berjanji untuk memberi tahu mu tentang hal ini, percayalah." Jungkook menatap Lisa yang sedang fokus untuk menyetir, dalam keadaan seperti itu pun Lisa terlihat sangat elegan. Jungkook bahkan pernah terpanah saat pertama kali bertemu dengannya di Second House.
"Oh, ya. Tidak apa, aku tau rasanya, masih sulit untuk berbagi cerita dengan orang yang baru saja kenal, ya?" Tanya Lisa disandingi dengan kekehan kecil agar suasana tak terlalu canggung nantinya.
Jungkook mengusap tengkuk lehernya, kalau seperti ini rasanya tak enak hati pada Lisa, ia hanya bisa meringis pelan.
"Hehe, iya."
Lisa tertawa kecil, Jungkook terlihat malu-malu dengannya. Lisa sering merasakan hal yang seperti ini, semua orang memandangnya dengan hormat dan formal, padahal Lisa ingin sekali dilakukan selayaknya para tokoh biasa. Lisa ingin semua orang tak canggung padanya.
Atau sikap Lisa yang membuat semua orang canggung padanya? Apakah sikap Lisa terlalu dingin? Lisa rasa tidak.
"Jangan terlalu sungkan berbicara padaku, ya? Aku ingin memiliki teman dekat seperti yang lain. Jangan memandang kalau aku sebagai atasanmu," pinta Lisa kepada Jungkook. Bukan untuk pertama kalinya Lisa berbicara seperti kepada seorang yang baru saja ia kenal. Lisa mengatakan ini pun tidak sembarangan, sebelum mengatakan kalimat ini, Lisa terlebih dulu melihat karakter orangnya, Jungkook sepertinya dapat dipercaya.
Sepertinya hal ini adalah kalimat tak terduga oleh Jungkook yang telah dikatakan Lisa. Saat pertama kali bertemu, Jungkook menilai Lisa sebagai perempuan dengan hati dingin yang misterius. Namun ternyata salah, Lisa bahkan bersikap hangat padanya, seperti kakak yang berbicara kepada adiknya.
"Aku akan menuruti permintaanmu, tapi sepertinya perlu waktu ya untuk bisa akrab denganmu. Emm... omong-omong, kau dekat dengan Taehyung, ya?" Tanya Jungkook mencoba bersikap santai dengan Lisa. Dimulai dengan pertanyaan basic dahulu karena ini baru permulaan.
"Dekat, ya? Sepertinya iya. Taehyung dan aku sudah kenal sejak 5 tahun lalu sebelum aku diangkat menjadi direktur oleh ayahku," jawab Lisa dengan santai, kalau seperti ini kan enak. Dirinya mempunyai teman baru lagi.
"Bukankah Taehyung pernah dibeli oleh kau dengan 5,5 juta Won? Artinya kau bertemu Taehyung saat dirimu sudah diangkat menjadi direktur dong?" Tanya Jungkook heran. Lisa bilang ia bertemu Taehyung sebelum Lisa diangkat menjadi direktur, tapi kenapa Taehyung pernah dijual di second house lalu dibeli oleh Lisa?
"Aku dan Taehyung itu dulunya satu SMA. Aku dekat dengannya karena waktu itu aku tak punya teman, dia mendekatiku. Lalu, beberapa bulan setelah kelulusan, aku tak pernah melihatnya lagi, dan kebetulan waktu itu juga ayahku telah mengangkatku sebagai direktur diperusahannya saat ini.
Misi pertamaku tertuju pada tempat bernama second house, disana banyak menyediakan pria tampan, sangat memberi untung jika mereka bergabung dengan perusahaan ayahku yang berkecimpung di dunia Entertainment.
Di second house pula aku bertemu Taehyung, keadaannya saat itu sangat mengenaskan, sekujur tubuhnya penuh dengan lebam, tanpa pikir panjang aku membeli Taehyung yang bertujuan untuk menyelematkannya sebelum ia dibawa oleh orang lain.
Taehyung menceritakan semua keluh kesahnya padaku di rooftop gedung perusahaan setelah aku membawanya kesana, bahkan Taehyung pernah ingin bunuh diri, untung saja waktu itu aku menggagalkan aksinya.
Karena Taehyung tak punya tempat tinggal lagi, dan kebetulan ada ruang kosong di gedung perusahaan, akhirnya aku menemani Taehyung untuk tinggal disana. Bahkan kita yang merubah nama perusahaan menjadi DOG KING, kita sama-sama suka anjing.
Taehyung memulai streaming di Wetube, subscribernya langsung membludak kala itu. Karena dia tampan. Ayah ku saja terpesona dengan visualnya.
Awalnya hanya ada sepuluh orang yang bergabung dengan perusahaan kami. Tapi seiring perjalanan waktu, orang-orang mulai berdatangan untuk mencalonkan dirinya sebagai member DOG KING. Bahkan di gedung perusahaan pun sudah berubah seperti asrama
Para Wetuber yang bahkan sudah terkenal tak ingin pindah ke tempat yang lebih mewah dibanding kamar digedung perusahaan, mereka bilang bahwa lebih nyaman tinggal berdempetan di gedung perusahaan dibanding tinggal sendiri dengan fasilitas mewah.
Ya, salah satu faktornya karena mereka anak-anak yang terlantar semua, sih.
Tapi karena itulah perusahaanku semakin maju, banyak yang iri bahkan pernah ada yang ingin berbuat curang.
Bahkan ayahku bilang, beliau akan memberikan gedung itu seutuhnya untukku karena kinerjaku yang bagus." Penjelasan Lisa yang panjang itu membuat Jungkook menganga. Bukan karena ia bosan, tapi karena kagum dengan kinerja Lisa yang sangat bagus diusianya yang menginjak 19 tahun itu.
"Ada apa? Penjelasanku terlalu panjangnya, pasti kau bosan. Maaf, ya?" Ucap Lisa merasa tak enak, rasanya ia berucap terlalu panjang sampai melenceng dari pertanyaan Jungkook.
"Tidak, tidak usah minta maaf, kau tidak salah. Aku terlalu terkejut dengan penjelasanmu, kau hebat, perempuan sepertimu— sangat wow, aku suka. Aku kagum, orang yang sedang mengajakku berbicara ini adalah orang yang hebat. Temanku hebat!!" Jungkook terlihat sangat girang, dari yang sebelumnya kali ini Jungkook lebih ceria.
"Tidak usah terlalu memuji seperti itu, nanti aku terbang," lawakanya membuat Jungkook tertawa kencang, "jadi seperti ini ya rasanya ketika melihat orang yang tertawa ceria karena aku, sangat membanggakan."
"Untuk perayaan sebagai teman baru, hari ini semua Wetuber di perusahaan akan aku traktir makan," ungkap Lisa membuat Jungkook bertambah girang, hari ini makan enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral
General FictionSituasi aneh ini terjadi padaku. Aku menyukainya, dia adalah seseorang yang telah menyelamatkan hidupku. Waktu yang terus berjalan membuat perasaan ini tak menentu, aku mencintainya dalam waktu salah - dia sudah mempunyai tunangan. Aku tidak bisa...