26

160 8 0
                                    

Song🎶
Idgitaf-Takut

Baca part kali ini sambil dengerin lagu ini, dijamin dapet bangetttttt file nya, terima kasih jangan lupa vote. I love you zizovers!

Hai, Desember!
Bulan terakhir di setiap tahunnya, semoga kita bisa bertemu lagi di tahun mendatang dengan pribadi yang jauh lebih baik lagi, dengan kisah yang lebih menarik dan keadaan yang semakin membaik.

~Diary Ziva.

-


Ziva yang melihat pintu terbuka, seketika mendongakkan kepalanya. Sesenggukan nya pun mendadak berhenti. Ia pun segera menghapus air matanya.

"Lo habis nangis?"

"Nggak."

"Terus kenapa?" tanya pria itu lagi. Muka pria itu sangat kusam, membuat Ziva menggeleng kebingungan.

"Habis nonton drakor."

Pria itu hanya ber 'oh' ria. "Kok lu gak tanyain gue darimana si?"

"Males. Gak penting juga, sekarang gua gak perduli mau lo kek gimana juga. Hidup lo, ya hidup lo. Hidup gua, ya hidup lo juga. Hahahaha.. ya iya lah lo 'kan gak mau di atur, mau nya ngatur. Lo juga gak pernah ngertiin perasaan gue, mau nya selalu di ngertiin," jawab Ziva menatap sekilas pria yang duduk di depannya. Pria itu terdiam, sesaat kemudian pria itu angkat bicara.

"Baru tinggal di rumah sana selama dua hari aja lo udah kayak gini, gimana selamanya, lo pasti lupain gua. Keven ngajarin lo kayak gini? Bangs*t! Toxic banget tuh cowok."

"Gak usah salahin bang Keven! Gua ngomong kayak gini karena emang kenyataan. Toxic? Yang toxic itu lo! Sadar!" gertak Ziva menatap sengit pria itu. Dan ...

Plak!

"Berani lo ngomong kayak gitu!" murka Zorion sambil mencekram bahu Ziva, membuat bahu gadis itu perih karena pria itu menggoreskan kukunya yang panjang seperti menusuk kulit bahunya.

"Lingkungan gua toxic.. gua udah capek sama semuaaaaanyaa. Lo gak pernah ngertiin gue!" cicit Ziva menahan sakit di bahunya. Malang sekali nasibmu.

"Di rumah sana lebih toxic, Ziv! Sampai kapanpun gua gak akan izinin lo tinggal di sana. Mereka itu jahat, selama ini mereka semua cuma pura-pura. Gua gak mau lo kenapa-kenapa, gua gak mau lo dijadiin babu sama mereka. Gua kayak gini karena gua sayang sama lo," ungkap Zorion sambil memegang lembut tangan gadis di depannya.

"Toxic? Jahat? Pura-pura?" gumam Ziva kebingungan sembari menatap kepergian sang kakak laki-lakinya itu.

o0o

Malam hari, Ziva tengah duduk di dekat jendela, melihat pemandangan di malam hari yang menurutnya sangat indah.

"Sumpah ya gua stress banget, capek sama kehidupan.. punya keluarga utuh tapi kayak gak punya, punya dua sahabat yang atu sibuk yang atu lagi ngediemin gua, salah apa coba gua? Punya crush tapi beda agama udah gitu sebentar lagi jadi tunangan sahabat gua sendiri, yaampuunnn sangat menyedihkan sekali hidupmu Zivanna Aeena Permata."

"Udah bodoh dalam akademik, gak punya bakat apa-apa, jelek, item, dekil, kurus, jerawatan, anying sedih bet dah," ucap Ziva menatap dirinya di pantulan cermin yang berukuran kecil. Zorion yang mendengar itu terkekeh kecil, lalu ia menghampiri gadis itu, memeluknya dari belakang.

"Lepas! Ga jelas lo!" oceh Ziva memberontak.

"Lo tuh gak bodoh cuma males aja. Ziv dengar ya, gak ada orang bodoh di dunia ini-"

"Terkecuali gue, puas lo?!"

Ziva melotot menatap Zorion yang juga menatap dirinya.

"Adanya orang yang males belajar, sama kayak lo," sambung Zorion sembari mencubit kecil pipi gadis itu.

"Tau ah. Oh iya, lo ke mana aja? Masih inget rumah lo, masih inget di rumah ini ada adik lo?!"

"Katanya gak mau perduliin gue lagi.. eh? Tapi gue seneng deh kalau lo cerewet kayak gini, cute banget," ucap Zorion sembari memonyongkan bibirnya lima centi.

"Paan si! Gak usah deket-deket! Jijik gue!"

"Galak bet lu. Oke gini deh sebagai permintaan maaf gua ke lo, lo boleh minta apapun ke gue dan gue bakalan kabulin, terkecuali lo minta tinggal di rumah sana."

"Keluar dari geng motor unfaedah itu, berhenti ngerokok plus ngopi. Gimana? Apa lo bakalan turutin keinginan gue?" tanya Ziva menatap intens pria itu, sedangkan yang di tanya hanya terdiam membeku di tempat.

"Sesimpel ini aja lo gak bisa turutin, gimana gua minta tinggal di sana bareng kedua orang tua gue sendiri," sindir Ziva tersenyum menyeringai. Skak mat! Tiba-tiba tenggorokan Zorion panas dan tiba-tiba saja tubuh pria itu berkeringat dingin.

"Oke, gua bakal kabulin," putus Zorion menggangguk mantap. Ziva tersenyum puas, dia langsung memeluk erat pria itu.

"Anjing pintar," ucap Ziva sambil menepuk-nepuk kepala Zorion.

"Wow shit man, maderpaker!" kelakar Zorion sambil menampar pelan gadis itu.

"I love you! Lain kali jangan begitu ya, what the fuck you man!" teriak Zorion. Ziva menjambak rambut Zorion karena kesal dan campur bahagia, dia kesal karena kejadian tadi siang di mana pria itu menamparnya, tapi di lain sisi ia bahagia karena pria itu akan memenuhi keinginannya.

"Ampun mbak jago, awsh.. sakit woii!" ringis Zorion. Sebenernya biasa saja, tidak terlalu sakit. Namun, ia hanya ingin mengerjai adiknya itu.

"Hahahaha, ih! Abbbaaangggg, geli. Abang geli ih! Udah! Udah ih geli!"

Mata Ziva berkaca-kaca, bersiap-siap untuk mengeluarkan air mata. Karena tak tega Zorion pun menyudahinya, kini Ziva tengah bersiap-siap untuk membalas dendam. Ziva membuka tas ransel miliknya, lalu merogoh, ia sedang mencari lipstik berwarna merah cabe, setelah ketemu ia mengoleskannya pada bibir Zorion.

"Ya ampun Zi! Lo mau apain gue?" tanya Zorion ketar-ketir.

"Udah gak usah banyak bacot, diem." Ziva fokus mengoleskan lipstik tersebut ke bibir Zorion.

"Uh tambah seksi, lucu banget!" Kata Ziva, lalu ia mengambil bando berkarakter Mickey Mouse yang berada di atas meja, setelah itu ia memakaikannya ke kepala pria di depannya itu. Ziva menyuruh pria itu untuk mengangkat kedua jarinya membentuk '✌️'.

Cekrek!

Satu foto yang indah.

"Ih gemes banget Abang gue."

"Anjir, bisa hilang harga diri gua! Ziiivaaa, hapus woii! Jangan di upload! Awas lo ya!"

Dan terjadilah kejar-kejaran, antara Ziva vs Zorion. Beberapa menit kemudian, mereka pun kecapean dan langsung duduk di tanah tepat di bawah sinar rembulan yang begitu indah, bintang-bintang gemerlapan di antaranya.

"Indah banget ya?" tanya Ziva menatap sekilas pria itu. Pria itu hanya mengangguk, tiba-tiba perasaan Zorion tidak karuan antara sedih dan senang.

"Kalau gua udah gak ada, terus lo kangen sama gue, lo liat bulan aja ya, jangan sedih harus tetap kiyowo," pesan Zorion tersenyum simpul tanpa menatap Ziva.

"Lo mau ninggalin gue lagi? Hmmm, gak pa-pa udah biasa juga. Tapi jangan lama-lama ya, cukup tiga hari aja."

"Hahahaha, Iya-iya, tiga hari."

***

Baca doang vote kaga. Apa susahnya vote si?🙂✌️

Tiga hari = selamanya.

See you next chapter

Z I Z O | POSSESSIVE BROTHER (HIAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang