Menyeret anggota tubuhnya yang kurus kering yang terlihat seperti ranting kering, seorang gadis berjalan
sendirian.
Tanpa tujuan, dia hanya ingin pergi, jauh sekali.Tidak ada air untuk membasahi tenggorokannya yang kering, kecuali hanya air liurnya sendiri.
Akan tetapi otot tenggorokannya yang tipis bahkan telah kehilangan sebagian fungsinya, sudah tidak bisa merasakan apa pun
yang masuk. Tidak hanya tenggorokannya yang kering, matanya, bibirnya, kulitnya, bahkan hatinya juga sudah kering.Aisha meninggalkan desa, atau lebih tepatnya—dia diusir, dua hari yang lalu.
Sejauh ini satu-satunya yang dia bisa makan adalah akar pohon dan air dari hujan sesekali.
Meski begitu, dia masih berpikir itu lebih baik daripada makan hewan buruan, hanya dengan menghirup darah mereka saja itu akan langsung membuat perutnya mual.“Bahkan dalam keadaan di antara hidup dan mati, mungkin sifat pilih-pilih makananmu itu akan membuatmu disucikan” (Gatau dah ini maksudnya apa) dia mengingat kata-kata penduduk desa yang penuh dengan cemoohan. Sayang sekali, bahkan dalam kondisinya saat ini,
sepertinya hal itu tidak bisa menyembuhkannya.
Dia bisa merasakan bahwa dia akhirnya mencapai batasnya.
Kakinya sudah tidak kuat. Tubuhnya gemetar, kepalanya pusing ke kiri-kanan tanpa kehendaknya.Tidak ada lagi vitalitas yang tersisa di tubuh kurusnya.
Melihat tangannya yang pecah-pecah karena dari pekerjaan mencuci dan menggosok, dan berbagai lecet lainnya karena bekerja di
ladang, dia pikir tangan kotor ini akan menjadi lebih kotor saat dia tersenyum kering.(aku rasa ... Aku akan segera mati ...)
Dia bahkan tidak punya energi untuk berbicara.
Tidak bisa mengatakan masa depan yang tak terhindarkan yang menantinya mungkin merupakan hal
baik yang dia pikirkan saat senyumannya yang mencela diri sendiri menjadi lebih dalam.(Kuharap…aku bisa mati di tempat yang sama dengan ayah…)
Hanya masalah waktu, dia akan segera mati karena kelaparan, atau seekor binatang buat menemukannya
dan menyerangnya.Bagi Aisha kematian bukanlah sesuatu yang luar biasa.
Desa perbatasan dari Kota Perdagangan Bebas tempat dia sebelumnya sangat miskin.
Selama cuaca buruk di mana jagung tidak dapat tumbuh, ada beberapa orang yang meninggal karena
kelaparan. Beberapa mati diserang monster saat berburu makanan. Ada juga kasus diserang oleh bandit. Lalu ada juga kasus yang menjual orang lain untuk meningkatkan perekonomian, ada juga kasus menjual anggota
keluarganya hanya untuk bertahan hidup. Itu adalah hal yang sangat umum di sana.Bahkan ketika mereka melaporkan bahwa beberapa meninggal karena kelaparan, Tuan penguasa daerah bahkan tidak akan menurunkan pajak. Bagi mereka, mereka hanyalah sapi yang bisa diperah sampai kering. Selama mereka bisa membayar pajak, tidak masalah berapa banyak yang mati. Bahkan ketika dibiarkan sendiri, generasi petani baru akan lahir. Karena dengan cara berpikir seperti itu, mereka bahkan tidak memperlakukan petani di bawah mereka sebagai sesama manusia, tetapi serangga yang merayap di atas
tanah. Mereka akan mati atas kehendak Tuan mereka, semudah menghancurkan serangga di bawah kaki mereka.
Tidak peduli berapa banyak petani miskin yang mati, mereka bahkan tidak akan mempedulikannya.Itulah dunia yang Aisha ketahui.
Di dunia seperti itu, untuk hidup saja sangat sulit.
Itu sebabnya, bagi Aisha yang tumbuh lambat dan memiliki sifat pilih pilih makanan yang parah, tidak memiliki tempat di desa itu.
Tidak, lebih tepatnya, dia telah kehilangan haknya.
Tidak peduli apa yang dia lakukan, dia tidak bisa bekerja seperti rekan-rekannya. Ketika dia mencapai
dua puluh, anak-anak yang pada usia yang sama telah menjadi dewasa, tetapi dia sendiri secara fisik masih anak-anak.
Dia telah dianggap tidak berguna.
Dia tidak merasa kecewa karena itu, tetapi apa yang dia rasakan kecewa adalah–
Fakta bahwa dia pada akhirnya hanyalah anak nakal yang tidak berarti, tidak berharga, dan manja yang
hanya bisa mengandalkan ayahnya.
Dia merasa sedih, bahwa dia bahkan tidak bisa menyelamatkan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neta Chara Tensei Toka Anmari Da
FantasyJapan : Neta Chara Tensei Toka Anmari Da! English : Transmigrated as a joke character is just to much! B. Indonesia : Dipindahkan ke dunia lain sebagai salah satu karakter candaan terlalu berlebihan! Ambil pekerjaan paruh waktu, kurangi biaya maka...