.Sunoo gak bisa percaya sama apa yang dilihatnya pagi ini.
Begitu dia masuk kelas jam setengah tujuh kurang. Dia lihat Jungwon lagi duduk di bangkunya, gak dia gak kaget ngeliat Jungwon yang dateng sepagi itu, udah biasa sebenernya Jungwon datang paling awal sebelum yang lain. Cuma yang bikin Sunoo kaget adalah temennya itu lagi tidur pules, kepalanya terbaring di atas buku catatan kimianya yang terbuka.
Sunoo duduk kursi di depan Jungwon, lalu dia nyolek-nyolek temennya itu buat ngebangunin.
"Hm?" gumam Jungwon, dia ngerjab-ngerjabin matanya pelan sebelum akhirnya bangun kaget dan memandang berkeliling dengan panik.
"Jam berapa sekarang?"
"Belum setengah tujuh." Sunoo ngomong pelan.
"Haaah!!?!" pekik Jungwon kaget. "Gue harus bimbingan pagi!"
Dia buru-buru ngeberesin buku catatan sama alat tulisnya. Sementara di pipinya masih keliatan garis-garis bekas tidur yang jelas banget. Badannya juga agak gemeteran tanda kalo dia belum sadar sepenuhnya.
Sunoo prihatin, prihatin banget.
"Lo tau gak, Won?" tanya Sunoo, nunduk natap buku catetan gede yang lagi diberesin sama Jungwon. "Keknya lo kecapean deh... lo-"
"Enggak!" sangkal Jungwon, nyibak rambutnya ke atas lalu dengan putus asa nyari tasnya.
"Gue cuma males, cuma itu! Udah, ya!?"
Dan Sunoo cuma ngedesah lelah waktu ngeliat Jungwon yang dengan buru-buru lari keluar kelas.
.
.
.
Dan kekhawatiran Sunoo ke Jungwon terus berlanjut sampai hari-hari berikutnya. Setiap makan siang, tanpa absen, Jungwon selalu duduk di sudut ruang perpustakaan, dengan dipenuhi buku-paket kimianya, dan bertumpuk-tumpuk catatan tebal.
Dia nyaris gak bicara apa pun, dan bahkan Sunoo sama sekali belum pernah ngeliat dia mamasukan sepotong makanan pun ke dalam mulutnya sepanjang hari.
Sunoo ngehampiri temennya itu. "Boleh gue duduk?" tanya Sunoo kepada Jungwon sambil naruh dua bungkus roti cokelat di atas buku tulisnya Jungwon.
"Boleh," kata Jungwon, mindahin tasnya dari kursi.
Sunoo memandang meja yang penuh.
"Lo gak papa, kan?" Sunoo nanya.
"Gue gapapa.." Jungwon ngejawab langsung. "Kenapa emang?" Mukanya keliatan bingung. Dari deket, Sunoo ngeliat kalo Jungwon tampak sangat lelah.
"Lo tau gak sih, diantara murid-murid yang ikut Olimpiade di sekolah ini, cuma lo yang terlalu over kayak gini," kata Sunoo.
"Mereka juga sama kali kayak gue."
"Hei.. lo liat coba disekeliling lo. Ada gak yang kayak lo." Jungwon memandang sekelilingnya. Gak ada siapa-siapa disana selain dia dan Sunoo
"Dibawa biasa ajalah, Won.."
"Mana bisa!" kata Jungwon, tampak ngeri.
"Kimia itu susah banget," katanya lagi, menunjuk rumus-rumus molekul
yang tampaknya ruwet sekali."Mama lo pasti khawatir ngeliat lo yang kayak gini.."
Jungwon diem..
"Gak akan khawatir dia."
"Hah?!"
"Dia udah nemuin kebahagiaannya sendiri."
Sunoo ngeliatin Jungwon tajem. "Maksud lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ We're (not) Twins
FanfictionTerlepas dari wajah mereka yang mirip, mereka berdua berbeda.. dari segi nasib pun mereka berbeda. Tapi justru karena perbedaan itu, mereka jadi saling mengerti, dan bisa saling melindungi satu sama lain. Dan itu yang membuat mereka sama.. Warn: (BL...