."Kak Sunghoon.."
Sunghoon langsung matiin panggilan ke nomornya Sunoo. Lalu ganti nelfon 119.
"Jungwon!!" Sunoo yang baru aja masuk ke rumahnya Jungwon, ternganga gak percaya waktu ngeliat pemandangan di depannya. Jungwon yang duduk dengan ekspresi kosong, di dekat tubuh papanya yang bersimbah darah.
"Tolong kirim ambulan ke alamat.." saat Sunghoon sibuk sama urusannya, Sunoo ngehampiri Jungwon.
Jungwon ngeliatin Sunoo.. dan kemudian...
BRUK!!
"Ooh! Jungwon!!"
Sunoo langsung nangkep Jungwon yang terlentang ke belakang. Gak sadarkan diri.
Ngeliat Jungwon yang tiba-tiba pingsan, Sunghoon buru-buru nyelesain panggilannya. Lalu ngambil alih Jungwon dan dia angkat ke sofa.
"Won.. sadar!!" Sunoo gak berhenti nepuk-nepuk pelan pipi Jungwon berharap anak itu sadar.
Sementara Sunghoon ngeliatin sekelilingnya. Semuanya kacau balau. "Ini gawat..."
Dia lalu ngalihin pandangannya ke Sunoo. "Biar gue yang bawa Jungwon ke rumah sakit, lo tunggu di sini sampai ambulan dateng."
Sunoo ngengeleng. "Aku mau ikut!!"
"Jangan, bahaya! Nanti aja kalo lo mau kesana!" kata Sunghoon teges.
"Tapi-"
"Gue tau gimana keluarga besarnya Jungwon. Mereka sama aja kayak papanya. Bakal rame di rumah sakit nanti, gue gak mau lo ikut keseret."
"Lo tunggu sini!! Ambulan sampai lima menit lagi!! Kabari yang lainnya juga!!" Lalu Sunghoon ngangkat Jungwon lagi dan ngebawa anak itu keluar. Ke mobilnya.
Sunoo natap tubuh papanya Jungwon. Kalut banget pikirannya.
Ini pasti bakal jauh lebih buruk buat Jungwon nanti.
.
.
.
Sementara Jungwon sampai dirumah sakit lebih dulu dan lima menit kemudian ambulan yang ngebawa papanya Jungwon juga sampai.
Papa Yang langsung dimasukkan ke ruang operasi, sementara Jungwon dibawa ke IGD.
Sunghoon natap Jungwon yang lagi duduk di ranjangnya. Walaupun luka-lukanya udah ditangani, tapi kondisinya masih jauh dari kata baik. Kata dokter, dia mengalami kondisi terguncang.
Matanya keliatan gak fokus, dan tubuhnya gemetar hebat. Dari tadi terus aja nundukin kepala.
Sunghoon megang tangan Jungwon yang terkepal erat di atas pahanya. Tangan itu dingin. Kalo kayak gini dia juga bingung harus gimana.
STREEEEET!!!
Tiba-tiba ada yang ngebuka tirai. Seorang pria paruh baya berbadan tambun terlihat, ekspresinya seperti hendak menerkam Jungwon.
"Om.." Jungwon segera berbalik dengan susah payah, dan berlutut di ranjangnya.
SREEEET!!
"AAAAAH!!!"
Jungwon megangin tangan pria itu yang ngejambak rambut di bagian belakangnya.
"Beraninya.." dia ngedeketin mukanya ke Jungwon. "BERANINYA KAMU MELAKUKAN INI KE ADIK SAYA!!"
PLAK!!
Tangan besar tangan pria itu mendarat dengan sangat keras di pipi Jungwon. Kalo aja rambutnya gak lagi dijambak, pasti Jungwon bakal jatuh ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ We're (not) Twins
FanficTerlepas dari wajah mereka yang mirip, mereka berdua berbeda.. dari segi nasib pun mereka berbeda. Tapi justru karena perbedaan itu, mereka jadi saling mengerti, dan bisa saling melindungi satu sama lain. Dan itu yang membuat mereka sama.. Warn: (BL...