Kira duduk sendirian di bangku kafe yang sudah lama tak dia kunjungi. Kafe dengan segala kenangan tentangnya, tentang mereka dan tentang akhir hubungan mereka.
Pandangan kira terjatuh menatap meja kosong. Kira belum memesan apapun meski dia sudah berada disana hampir 1 jam lamanya. Tubuhnya disini namun pikirannya mengelana jauh menuju masa lalu.
Seseorang berdiri di sebelah meja kira. Melihat raut wajah kira yang tak seceria biasanya nampak membuatnya kebingungan. Baru saja mereka bertemu beberapa hari lalu dan kira nampak baik baik saja.
Bahkan saat renjun sudah duduk dihadapan nya pandangan kira tetap saya kosong. Renjun menepuk tangan kira yang berada di atas meja dan menyadarkan kira.
"Lo kenapa?" Tanya Renjun tanpa basa basi di hadapan kira.
Renjun tidak akan menanyakan alasan kira yang mengajaknya bertemu ditempat ini. Renjun hanya ingin tahu tentang keadaan kira saat ini yang pasti sedang tidak baik baik saja.
"Ehh, gue baik baik aja kok."
"Ada masalah sama pacar lo?" Tanya renjun yang mencoba mencari topik lain dahulu sebelum memulai topik yang pasti kira ingin ketahui.
Kira mencoba tersenyum, mengingat hubungannya dengan Mark yang memang sedang dalam masalah, "Sedikit. Ngomong ngomong Jeno sama Jaemin udah balik?"
"Udah kemaren sore. Tugasnya pada numpuk malah kabur kesini akhirnya dicariin dosen tu berdua. Alasan doang bilang healing."
"Hahaha... lo juga sok sibuk terus."
"Gue emang sibuk kok," jawab Renjun dengan serius.
Percakapan terhenti, kira diam begitu juga dengan renjun. Keduanya saling menyiapkan diri untuk topik selanjutnya yang begitu berat.
"Gue nggak bisa jawab semua pertanyaan lo," ucap Renjun memulai pembicaraan terlebih dahulu.
Tanpa perlu bertanya, renjun sudah dapat menebak semua pertanyaan pertanyaan yang ada dikepala kira. Sangat mudah menebaknya hanya dengan menatap mata sendu dan sedikit bengkak itu.
"Gue cuma disuruh tutup mulut selama lo nggak ngehubungi gue duluan."
Kira meremas kedua tangannya, pantas saja dia tidak tahu. Haechan menutupi semuanya dengan rapat dan rapi. Seakan akan dia bear benar masih ada didunia ini, dan hanya sedang berada jauh dari mata kira.
"Kenapa lo nurut, lo nggak kasihan sama gue?"
"Gue lebih kasian kalau liat lo terpuruk karena kehilangan dia. Lo tahukan kalau lo adalah sumber kebahagiaan dia. Lo yang buat dia kuat. Sampai terakhir waktunya aja dia masih ingin buat lo bahagia."
"Tapi bukan begini caranya!"
"Terus gimana? Ngebiarin lo tahu semua dan terpuruk? Ngebiarin lo ngancurin semua kerja keras lo yang dia jaga selama ini!"
"Itu urusan gue bukan urusan dia!"
"Karena dia sayang sama lo, karena dia peduli sama lo. Makanya dia ngurusin kehidupan lo yang rumit itu padahal dia bisa ninggalin lo saat itu!"
Kira terkejut mendengar ucapan renjun yang tajam dan tepat mengenai hatinya. Ucapan renjun benar, saat itu... haechan bisa saja pergi dari kehidupan kira namun laki laki itu malah memilih tetap disisi kira.
Renjun sadar bahwa ucapannya sudah keterlaluan. Dia tidak seharusnya membahas hal itu lagi, "Maaf. Gue kelewatan."
Kira menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya. Dia memang harus disadarkan dengan kata kata seperti itu untuk mengerti tentang semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Kita Sejauh Matahari
Romance[COMPLETED] He was 17, and I was 17. Now, I'm 21 and he is still 17. Hi, I miss you....🥀 The sunset is beautiful, isn't it? 🌻 Haechan NCT☀️ Mark NCT 🦁