☘️ I Will Love You Uncoditionally.

1.3K 221 62
                                    

Come just as you are to me.

Don't need apologies.

Know that you are worthy.

Unconditional.

Unconditionally.

I will love you unconditionally.

There is no fear now.

Let go and just be free.

I will love you unconditionally.

- Katty Perry. Unconditionally-

...

...

...

Seminggu kemudian..

Aku baru saja selesai mandi ketika terdengar ketukan di pintu dan suara lembut ibu.

"Nang*, yuk maem dulu. Mumpung baru aja matengan."

*(Translate nang/kenang, panggilan untuk anak laki-laki)

Masih sambil mengeringkan rambut, aku membuka pintu kamar.

"Nggih bu. Sekedap.*" Jawabku yang tak biasa berteriak kepada ibu.

*(Translate: Iya bu, sebentar)

"Ibu tunggu di meja makan ya nang. Nggak pake lama."

"Ibu masak urap kenikir kesukaanmu, sama bakwan jagung. Ada pepes ikan gabus juga."

Kebiasaan ibu setelah aku merantau jauh dari rumah, setiap kali pulang beliau pasti selalu memasak semua makanan kesukaanku.

Atau apapun makanan yang aku keluhkan nggak seenak masakan ibu ketika kami bertelepon saling menanyakan kabar.

"Siap. Perutnya juga udah nagih ini, abis denger kata urap kenikir." Aku menjawab cengengesan.

"Ya udah hayuk buruan." Ajak ibu lagi.

"Nggih bu. Lima menit, sisiran dulu." Balasku.

Ibu tidak menjawab lagi, hanya tertawa kecil sebelum akhirnya berbalik menjauh dari kamar, berniat menunggu di meja makan.

Setelah ibu berlalu, wajahku yang tadi sok ceria kembali lesu.

Sesuai kesepakatan dengan mas Radit minggu kemarin, weekend ini aku menggunakan liburku sabtu minggu, ditambah cuti senin besok untuk pulang ke rumah ibu.

Biasanya nggak semelankolis ini sih. Malahan bahagia banget kalau mau ketemu ibu.

But, karena kepulangan kali ini membawa misi penting penentu hubunganku dengan mas Radit, rasanya jadi agak canggung setiap kali aku mengobrol dengan ibu.

Kuraba cincin yang sudah beberapa hari ini bersembunyi dibalik baju.

Cincin pemberian mas Radit sabtu kemarin, yang seharusnya terpasang di jari manis tangan kiri, namun belum berani kupakai, semata karena hubungan kami belum mendapatkan restu dari ibu.

Well, malahan bisa dibilang ibu belum tau sama sekali tentang status pacaran kami selama delapan tahun ini.

Ibu hanya tahu aku dan mas Radit berteman dekat, sangat dekat.

Kenapa nggak ngasih tau dari jaman dulu? Jawabannya karena aku takut. Simpel dan alasan kuno banget.

Lah mau gimana lagi, ibuku ini termasuk tipe konservatif, yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional.

-Unconditional Love- (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang