Love in Person - 🐥

201 33 20
                                    

Disclaimer:

Semua nama tokoh yang ada dalam cerita ini hanyalah fiksi dan tak memiliki kaitan dengan dunia nyata. Harap readers bijak dalam membaca dan tidak membawa ke kenyataan

Selamat membaca📚

- 🐥








Harini hari terburuk untuk Taeil, ah apa bisa dipanggil Willy ya?

Jadi begini, kemarin Taeil diminta Willy alias kembarannya untuk bekerjasama. Willy berencana untuk berlibur selama 3 minggu bersama teman-temannya, tapi dia tidak bisa absent dari perkuliahannya.

Ini Willy sang adik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini Willy sang adik. Nakal dan jahil.

Lalu ini Taeil, polos dan penyabar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu ini Taeil, polos dan penyabar. Mereka serupa, tapi Taeil lebih kecil tubuhnya berbanding sang adik.


Ide baik datang membantu Willy untuk meneruskan rencananya apabila sang kakak, Moon Taeil, kemarin pulang dari Jepang setelah universitasnya sudah musim libur semester selama 3 bulan.

Willy merayu kakaknya dengan pelbagai cara agar pria itu setuju untuk menyamar menjadinya di kelas, atau aktivitas di universitasnya. Toh, Taeil hanya perlu membawa laptop dan mendengarkan materi yang diajarkan. Secara keseluruhannya, hanya tinggal hadir dan pulang apabila sampai waktunya.

Taeil tentu menolak. Masa dia udah capek-capek pulang dari Jepang karna ada libur semester disuruh kuliah lagi demi penyamaran bodoh adik kembarnya.

"Toh kak Tael hanya perlu hadir ke kelas aja kak, tak perlu ngelakuin aktivitas juga, olahraga-olahraga seperti yang kak Tael benci juga tak perlu hadir!" rayu Willy.

"Kau gila ya Willy, mana bisa. Aku itu kuliah dalam bidang science dan teknologi, kamu di bidang bisnis international. Mana bisa aku- "

"Tapi kak..... Kakak tak usah melakukan apa-apa. Kan sudah aku bilang."

Taeil terus berlalu ke kamarnya tanpa peduli teriakan adiknya.

"Ada-ada saja anak itu." desis hatinya.

Johnil's CafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang