Chubby - ☕

288 38 2
                                    

Disclaimer:

Semua nama tokoh yang ada dalam cerita ini hanyalah fiksi dan tak memiliki kaitan dengan dunia nyata. Harap readers bijak dalam membaca dan tidak membawa ke kenyataan

Selamat membaca📚

-☕











"Sayanggg, aku pulang!" seorang pria tinggi masuk ke rumah berukuran minimalis tapi nyaman itu. Di tangannya ada beberapa bungkus makanan.

"Hai Johnny- astaga banyak sekali makanannya!" pria lainnya yang lebih mungil terkejut melihat beberapa makanan di tangan sang kekasih.

"Belakangan ini kau nampak lesu seperti kurang makan. Jadi kubelikan beberapa kesukaanmu," kata Johnny. Ia menaruh bungkus makanan tadi di meja makan. Air liur Taeil rasanya akan menetes jika ia tak menahannya. Ada pizza, daging panggang, dan ayam goreng asam manis.

"Ayo makan bersama. Cheating sehari saja tidak apa kan?" kata Johnny dengan nada jenaka. Ia selama ini selalu memiliki pola makan yang sangat sehat, tapi sesekali ia akan cheating untuk self-reward. Itulah sebabnya bentuk tubuhnya sangat bagus.

"Hmmm... Baiklah," kata Taeil ragu-ragu. Ia mencuci tangannya setelah Johnny dan duduk di ruang makan. Johnny membuka bungkus makanan tadi dan mengambil semangkuk nasi untuknya dan Taeil.

"Makanlah," ujarnya. Ia mulai memakan sepotong pizza kesukaannya. Taeil juga mengambil sepotong dan diam-diam mengambil potongan daging dan pepperoni dari pizza itu dan ditaruhnya di sehelai tisu. Hanya tersisa roti, saus, dan beberapa potong paprika saja disana.

"Ilie, kau suka pizza polos sekarang?" tanya Johnny sambil tertawa. Taeil balas tertawa canggung. Beruntung Johnny tak curiga dan lanjut mengambil potongan pizza lainnya. Taeil memakan pizzanya dengan perasaan tak enak. Rasanya ingin muntah saja.

"Johnny, bolehkah kita menyimpan pizza itu untuk besok?" tanya Taeil.

"Hm? Oke. Ayo makan daging panggangnya sekarang," kata Johnny. Ia menutup kardus pizza dan meletakkannya di sisi lain meja, kemudian membuka karton daging panggang dan ayam goreng asam manis. Aromanya enak sekali, membuat perut keroncongan. Tapi Taeil masih tak berselera.

"Ini kesukaanmu kan? Makanlah yang banyak,"

Taeil mengambil sumpit dan mengambil 2 potong daging dan ayam. Ia memakannya dengan lambat, membuat Johnny terheran.

"Kau sakit Ilie? Mau ke dokter?" tanya Johnny. Taeil terkejut lalu menggeleng dan memakan ayamnya cepat-cepat walau rasanya ia ingin memuntahkannya.

"Enak kan?" tanya Johnny. Taeil mengangguk cepat. Taeil akhirnya menghabiskan makanannya dengan terpaksa. Johnny mulai curiga dengan Taeil yang aneh. Biasanya kekasih mungilnya itu akan makan banyak, seperti ada lubang hitam di perutnya. Tapi hari ini Taeil nampak tak berselera.

"Kau yakin tak apa-apa Ilie?" tanyanya. Taeil mengangguk.

"Aku mau mandi," ujar Taeil.

"Ya. Kalau kau sakit bilang saja ya?" jawab Johnny.

Taeil langsung menuju kamar mandi dan memastikan Johnny sibuk. Ia diam-diam memasukkan jarinya ke mulutnya dan menekan bagian belakang lidahnya. Tak lama kemudian ia memuntahkan semua makanannya ke kloset. Cukup banyak yang keluar hingga ia lemas. Dan tanpa ia sadari, Johnny mendengar itu. Tadi ia khawatir dan memutuskan menengok Taeil, di perjalanan menuju kamar mandi, ia mendengar suara muntah dari dalam.

"Ilie- ASTAGA. Kau tak apa sayang?" tanya Johnny. Taeil yang melihat Johnny refleks menangis. Yang lebih tinggi lalu memeluknya dan menepuk punggungnya karena Taeil terbatuk.

"Hei hei... Kau sakit apa?" tanya Johnny. Taeil menggeleng.

"Tidak sakit? Kenapa?" tanyanya lagi. Taeil masih menggeleng. Johnny memutuskan diam dan membopong Taeil. Sebelumnya ia membasuh wajah Taeil dengan air hangat agar ia terlihat tak begitu pucat. Ia juga membersihkan bekas muntahan Taeil tadi.

Begitu Taeil dibaringkan di kasur, Johnny mengoleskan minyak hangat di perut sang kekasih dan kakinya yang terasa dingin.

"Masuk angin? Atau kenapa? Apa ayamnya terlalu pedas?" tanya Johnny. Taeil menggeleng sambil masih mengatur nafas. Johnny bingung, ada apa dengan kekasihnya ini? Lalu ia terdiam sejenak dan sebuah pikiran terlintas di otaknya.

"Taeil, jangan bilang kau diet?" kata Johnny. Taeil terdiam dan menoleh ke arah lain.

"Jawab jujur. Kau sedang diet?" tanya Johnny tegas sambil menatap mata Taeil dalam. Tanpa disangka Taeil menangis lagi, kali ini lebih keras. Hal itu membuat Johnny kelabakan.

"Sst sst sst... Maaf sayang. Maaf, aku tak bermaksud membuatmu takut-"

"Hiks, aku gendut Johnny!!" kata Taeil sambil menyembunyikan wajahnya dibalik tangan mungilnya.

Oh...

Johnny memeluk Taeil dan mengecupi keningnya sayang.

"Siapa yang bilang hm? Kau itu menggemaskan," kata Johnny. Taeil mulai menceritakan hal yang menyebabkan kegelisahannya. Mulai dari dikira hamil di bus, beberapa pakaiannya yang tak muat lagi, lalu saat ia berkaca ia melihat betapa chubby dirinya.

"Astaga... Mau jadi sekurus apa kamu memangnya? Aku lebih suka kamu yang chubby, aku suka mengelus perut gembilmu. Lalu memainkan pipimu. Juga meremas bokong berisimu saat-"

"SST! MESUM!" Taeil membekap mulut Johnny sebelum kekasih mesumnya itu meracau lagi.

"Nah, tidak usah diet-diet lagi ya? Makanlah sesuka hatimu, jangan lupa makan sayur juga. Lanjutkan rutinitas pilatesmu," kata Johnny.

"Soal baju... Aku punya beberapa baju yang kekecilan, mungkin agak kebesaran padamu tapi tak apa, pasti menggemaskan. Tapi kita bisa membeli beberapa yang baru juga kan?" Taeil mengangguk mendengar itu.

"Baguslah. Ayo makan lagi, perutmu kosong,"

Johnny menghangatkan makanan yang tadi tersisa, lalu ia tersenyum menatap Taeil kembali lahap memakan makanannya dengan hati senang tanpa takut lagi.










End.

Halooo, tebak siapa yang buat chapter ini:D

Maaf kalau ga terlalu bagus chapternya ohoho. Aku masih belajar^^

Bagaimana??? Baru 1 author yang rilis, tunggu 2 author lainnya ya^^


Ciao!! Jangan lupa vote + comment yaa! Happy weekend!

Ciao!! Jangan lupa vote + comment yaa! Happy weekend!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Johnil's CafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang