08 : Ingin Bertemu

7 4 0
                                    

"Please, lo kan sahabatnya Naya. Bujuk dia kek, kyun. Gue cuman mau ketemu dia."

Changkyun lagi-lagi menggeleng. Rasanya percuma. Toh, gadis itu malah enggan mampir ke rumahnya sekarang. Terlebih jika Changkyun berkata ada kakaknya di rumah.

"Dia enggak bakal mau ketemu lo bang," jelas Changkyun sekali lagi.

Minhyuk mengacak rambutnya frustasi. Oke ini salahnya. Tapi ayolah ia hanya mau Naya sekarang. Anggaplah kemarin Minhyuk hanya terperangkap rayuan setan dan berujung selingkuh. Ia janji tidak akan lakukan hal ini lagi.

"Please kyun, lo mau apa deh? Gue jabanin. Asal temuin gue sama naya ya? Ya?" Mohon Minhyuk sekali lagi.

Changkyun menghela nafasnya panjang. "Ya udah, besok gue ada kerja kelompok sama naya. Gue bakal suruh dia dateng kesini. Jadi bang minhyuk bisa ngobrol sama dia."

Disaat yang sama Minhyuk bersorak senang. Lalu menguncang tubuh adik tirinya itu beberapa kali. "Lo beneran kan bakal bawa naya nemuin gue?"

Changkyun mengangguk pasrah. Lagipula ia masih berfikir cara apa yang harus di gunakan untuk menggiring Naya kemari. Tapi melihat Minhyuk, mungkin sebaiknya ia harus yakinkan Naya sekali lagi. Atau terpaksa berbohong.

***

"Kok pindah ke rumah lo? Kan janjinya di rumah gue?" Naya bertanya dengan nada tidak terima. Jangan lupakan wajah judes yang tertanam di wajahnya itu sekarang.

Changkyun berfikir sekali lagi. Lalu berdalih, "hmm itu mami.. iya mami baru aja masang wifi di rumah. Jadi kita bisa wifi an di rumah."

Naya menaikkan sebelah alisnya heran. "Di rumah gue kan ada wifinya kung."

Lagi-lagi Changkyun mengumpat dalam dirinya. Sial. Kenapa ia tidak bisa berbohong dengan baik. Disisi lain Naya hanya menghela nafas panjang.

"Gue tau nih alasan kenapa lo nyuruh gue ke rumah lo. Karena kak Minhyuk kan?" Todong Naya.

Changkyun spontan menggeleng. "Enggak kok, bukan. Gue.. gue pengen aja di rumah. Iya gue pengen aja di rumah gue."

Naya memutar bola matanya malas. "Lo enggak usah bohong deh kung, gue tau lo bohong sekarang," ujarnya.

Dan seperti biasa, Changkyun hanya akan menghela nafas menatap Naya sejenak lalu berujar, "oke, gue emang bohong. Tapi gue cuman pengen lo sele-"

"Apa sih yang harus di selesaiin sih kung? Semuanya udah selesai kan?" Naya bersikukuh. Intinya ia tidak mau lagi berurusan dengan si bangsat Minhyuk.

"Tapi nay, kali ini aja. Enggak lucu tau kalau suatu hari gue nikah sama lo, terus lo dendam sama kakak ipar lo sendiri. Terus ujungnya tiap ada acara keluarga lo enggak mau dateng gara-gara enggak mau ketemu bang Minhyuk," jelas Changkyun panjang lebar. Tanpa dosa pula.

Sementara Naya yang mendengarkan penuturan itu spontan menjitak kepala Changkyun kesal. "Nikah nikah, ogah gue nikah sama lo!!"

"Masa? Yakin? Yakin lo enggak mau sama gue?" Changkyun menggoda sambil menahan tawanya. Menatap Naya yang memiliki semburat merah di wajahnya.

"Diem ih!!" Naya beranjak. Lalu meninggalkan Changkyun yang masih duduk di bangkunya.

Di tempatnya, Changkyun hanya tertawa kecil. Ya mungkin bukan hari ini. Dan dengan segera laki-laki itu beranjak dan menyusul Naya.

"Nay, nanti ke rumah gue aja ya?" Mohon Changkyun sekali lagi. Sembari berjalan disisi Naya.

Si gadis yang di tanyainya itu hanya menggeleng. Menatap Changkyun sejenak lalu berujar, "enggak males!!"

"Please nay, bentar doang. Bang minhyuk cuman mau ngobrol aja sama lo kok," yakin Changkyun sekali lagi.

"Males!!" Tolak Naya lagi.

Changkyun menghela nafas. Berfikir sekali lagi cara jitu apa yang bisa membuat Naya ke rumahnya dan membuat Minhyuk berhenti merengek pada Changkyun. Nihil. Bahkan ia tidak tahu harus lakukan apa agar bisa membujuk Naya.

Disisi lain Naya tetap melangkah. Meskipun jujur otaknya terus berfikir apa ia harus temui Minhyuk. Setelah kejadian kala itu, Minhyuk terus menghubunginya. Sampai Naya terpaksa menonaktifkan ponselnya dan menggunakan ponsel sang mama untuk berkomunikasi dengan teman-temannya termasuk Changkyun.

Sebenarnya Naya masih menyimpan rasa pada Minhyuk. Hanya saja mengingat kelakuan kekasihnya itu, untuk memperbaiki hubungan rasanya percuma saja. Dan lagi hubungan mereka juga tidak jelas. Mungkin Naya bisa memperjelas hubungan mereka. Setidaknya kata 'putus' harus terucap.

"Nay-"

"Ya udah kita ke rumah lo."

***

Motor Changkyun kini sampai di depan rumah. Diboncengan sudah ada Naya. Gadis itu turun dari motor. Hanya saja, Naya memilih tidak bergerak terlebih dahulu untuk masuk. Ia memilih untuk membiarkan Changkyun melangkah lebih dulu ke dalam.

Naya tahu jika Minhyuk pasti ada di dalam. Itu sebabnya ia tidak mau melangkah cepat ke dalam rumah mereka ini. Setidaknya, jika Minhyuk ingin berbicara pada Naya, biarkan Changkyun bersamanya juga.

"Ayo, Nay," ajak Changkyun setelah turun dari motornya.

Kikuk. Naya memilih mengangguk. Ia mengikuti laki-laki yang tidak lain adalah sahabatnya itu. Berjalan masuk ke dalam rumah berbentuk minimalis bercat putih dan abu-abu di beberapa sisi.

Naya sesekali celingak-celinguk. Melihat sekitar. Sekedar melihat tanda-tanda keberadaan Minhyuk. Jika dilihat, tidak ada benda yang berkaitan dengan mantan kekasihnya itu. Malah mobil yang biasa ia pakai, tidak ada di sana.

Di sisi lain, Changkyun bergerak membuka pintu rumahnya. Sembari sesekali ia melirik Naya yang terlihat begitu waspada. Setelah berhasil membuka pintu, ia bercelatuk, "Cariin Bang Minhyuk?"

Naya yang mendengar pertanyaan itu lantas menggeleng. Ia tidak mau saja mengatakan sejujurnya. Naya takut saja Changkyun malah mengira dirinya akan memberi kesempatan kedua untuk sang kakak. Tidak akan. Tidak akan ada kesempatan kedua untuk tukang selingkuh.

Setelah mendapatkan gelengan itu, Changkyun memilih masuk ke dalam rumah. Membiarkan Naya mengekor di belakangnya. "Lo duduk aja dulu. Gue ambilin minuman sama camilan buat lo," suruhnya.

Gadis berambut panjang itu memilih mengangguk kecil. Ia pun duduk di salah satu single sofa yang ada di ruang tamu tersebut. Netranya berkeliling lagi. Sekedar memastikan apakah benar ada Minhyuk di rumah ini atau tidak?

Sampai pada akhirnya ia memilih melepaskan tas ransel yang dikenakan. Lalu, memangku tas tersebut di atas pahanya. "Mungkin enggak ada," gumannya.

Mungkin Naya bisa bernapas lega karena mantannya tidak ada. Jadi, ia tidak perlu mendengarkan bualan yang memuakkan dari mulut Lee Minhyuk. Dan, Naya tidak perlu berusaha keras menahan diri agar tidak terbuai bujuk rayu sang mantan kekasih.

Meskipun sebenarnya, Naya tentu masih memiliki perasaan untuk Minhyuk. Tentu saja itu pasti. Bahkan perasaan Naya masih tetap sama seperti dahulu. Hanya saja, ketika mengingat apa yang terjadi waktu itu. Rasanya Naya ingin membenci Minhyuk. Sayangnya, ia tidak bisa lakukan itu. Benar-benar menyebalkan.

Di kala Naya membuka tasnya, seseorang malah hadir di antara hening. "Naya," panggil orang itu sedikit melirih.

Naya terdiam sejenak. Ia tahu betul siapa pemilik suara ini. Sampai ia temukan sosok yang amat dikenal. Lee Minhyuk, mantan kekasihnya itu kini berdiri menatapnya dengan senyum penuh harap.

***



Tbc.
Jangan lupa buat votementnya temen-temen
See ya💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Now I Know | Monsta XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang