Crazy-6

12 4 0
                                    

Crazy 6

Kazuma ada di sana.

Wajahnya penuh dengan lebam, bibir bagian kirinya sobek, luka di bawah matanya makin melebar, dan bajunya sangat kotor penuh dengan darah serta sobekan.

Entah sejak kapan dia berada di situ, padahal sedari tadi kami mencarinya kesana kemari. Mukanya mengeras dan penuh dengan amarah, dia berjalan ke arahku dan Taiki.

BUAAAKHHH!!!

Kazuma menonjok wajah Taiki keras sekali.

"Taik! Apa-apaan kamu!" kataku kepada Kazuma sambil memegang Taiki yang terjatuh ke tanah akibat kencangnya pukulan Kazuma.

"Apa yang kau lakukan dengannya!" teriak Kazuma.

"Apa? Apa yang ku lakukan dengannya? Dia hanya menghiburku karena aku amat ketakutan kau belum di temukan sedari tadi!"

"Begitu? Jadi kau akan berpelukan dengan semua lelaki di saat kau ingin di hibur? Di mana harga dirimu?"

Kata-katanya benar-benar menyakiti hatiku saat ini. Aku tak menyangka dia menganggapku serendah ini. Dan lagi, dia memukul temannya sendiri yang berusaha menenangkanku.

"Apa katamu? Jangan kau pikir kau bisa memperlakukan aku dengan semaumu! Jangan kau pikir kau bisa mengatur-aturku! Siapa kau berani berbuat begitu? Aku sudah muak dengan sikapmu itu! Kau selalu merendahkan aku bahkan lebih rendah dari sampah! Pergi kau, aku sangat muak melihat wajahmu! Aku tak mau bertemu denganmu lagi!"

Aku sangat marah kepadanya, ku rasakan wajahku memanas dan air mataku keluar deras sekali.

Sorot mata Kazuma amat menyedihkan, sekan-akan dia terluka oleh perkataanku. Tapi aku sudah terlalu marah untuk peduli ataupun merasa bersalah.

"Jadi begitu. Baiklah, sesuai keinginanmu," setelah berkata begitu, dia membalikkan badannya dan pergi.

"Kamu tidak apa-apa?" tanyaku kepada Taiki.

"Tidak apa-apa, sebaiknya kau kejar Kazuma sekarang," kata Taiki.

"Tidak, aku tidak akan mengejarnya. Dia yang membuatku berbuat seperti ini kepadanya."

"Tapi-"

"Apapun yang kau katakan atau kau memohon sekalipun. Walaupun itu kau yang meminta, aku takkan melakukannya." Kerasku kepada Taiki.

Sepertinya Taiki sadar, apapun yang dia lakukan tak akan membuatku berubah pikiran. Akhirnya dia diam saja.

"Masuklah dulu ke rumahku, akan ku obati luka di wajahmu," kataku kepada Taiki.

"Tidak, itu tidak perlu. Sebaiknya kau sadar apa yang telah kau lakukan kepada Kazuma, Fujimoto. Kau menyakitinya."

Setelah berkata begitu, Taiki naik ke motornya dan pergi. Aku tahu aku menyakiti dia, tetapi dia yang membuatku jadi begini. Apakah ini akhirnya? Inikah akhir hubunganku dengan Kazuma?

Terlalu pendek dan menyakitkan untuk ku pikirkan. Kepalaku berat sekali rasanya setelah sekian lama menangis.

Aku pulang ke rumah dan masuk ke kamarku, tanpa mengganti baju ataupun mandi. Aku merebahkan diriku di kasur, dan kuharap aku bisa melupakan semuanya saat aku terbangun nanti.

***

Saatku membuka mata, sinar matahari sudah sangat terik. Kulihat jamku, sudah jam 2. Semalam aku baru bisa tidur selepas jam 5 pagi. Dan saat aku tertidur, aku terbangun beberapa kali.

Ini sangat melelahkan, saat aku benar-benar terjaga yang bisa ku pikirkan adalah Kazuma.
ingin rasanya aku bertemu dengannya. Melihat wajahnya, mendengar suaranya, dan aku juga merindukan senyumnya. Semua ini membuatku hampir gila, tak pernah sekalipun aku begini. Dan yang bisa membuatku begini hanya satu, yaitu Kazuma.

CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang