#Crazy 7
"KAZUMAAAAAAAA!"
Teriakku sambil berlari ke arahnya. Dia sudah benar-benar basah kuyup, entah berapa lama dia berada di sana. Dia duduk tepat di tempat aku mengobati lukanya waktu itu. Di sebelah kakinya banyak tergeletak kaleng-kaleng bir, sepertinya dia meminumnya selama dia disini.
"Kazuma. Kazuma, apa yang kau lakukan disini?" tanyaku sambil memegang wajah Kazuma.
"Aku terus menunggumu, menunggumu sampai aku hampir gila. Menunggumu dan berharap suatu hari kau akan masuk melalui pintu kamarku. Aku selalu menungu-"
Aku memeluknya sebelum dia berhasil menyelesaikan kata-katanya, aku memeluknya erat sekali sampai dia hanya terdiam di pelukanku. Aku bisa merasakan nafas Kazuma menggelitik telingaku.
"Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku," aku hanya bisa mengulang-ulang kalimat itu.
Aku tak tahu apa yang harus ku katakan lagi, dan itu adalah satu-satunya kata yang dapat mewakili perasaanku saat ini.
'Maafkan aku.'
Bisa ku rasakan tubuh Kazuma melemah di pelukanku. Dan aku melepas pelukanku darinya.
"jadi, sekarang kau takkan pergi lagi?" tanya Kazuma kepadaku, sorot matanya amat memelas mengingatkaknku pada anjing di rumah tetangga (maafkan aku kalau kata-kataku merusak mood kalian dalam membaca, hahaha).
"Iya aku tidak akan pergi lagi. Ayo, kita kembali ke rumah sakit," kataku. Lalu aku membantu Kazuma berdiri. Entah bagaimana caranya dia bisa keluar dengan kondisi yang separah ini.
Kebetulan ada taksi yang melewati taman, jadi ku berhentikan taksinya dan aku masuk ke dalam bersama Kazuma.
"Ke rumah sakit Sakura," kataku kepada pak supir.
Bisa ku lihat raut muka pak supir tidak rela akan kehadiran kami di taksinya. Maklumlah, kami basah kuyup dan membasahi jok mobilnya. Nanti akan ku beri tip pak supir. Tenang saja aku sedang baik hari ini.
"Tidurlah, sesudah sampai di rumah sakit aku akan membangunkanmu," kataku kepada Kazuma.
Dia menyenderkan kepalanya di jendela mobil dan berkata, "ya, nanti jangan lupa bangunkan aku kalau kau tak mau mati."
Dasar bule tengik! Dia sudah kembali menjadi dirinya yang biasa. 😑 Dimana perginya Kazuma yang dengan mata memelas berkata 'aku menunggumu," sekarang? Huh, dia memang paling ajaib!
Iiihhh ya ampun... disini dingin sekali.
"Pak, tolong matikan ACnya dan nyalakan penghangatnya," pintaku kepada pak supir.
Bajuku benar-benar basah dan akhirnya aku sadar, 'bajuku berwarna putih!' aduh malunya! Dan di sisa perjalanan aku memeluk diriku sendiri lantaran malu.
Pluk!
Baju basah berwarna biru di lempar ke kepalaku.
Ini? Baju rumah sakit Kazuma.
"Pakai itu," kata Kazuma.