Crazy-12

11 0 0
                                    

Crazy 12

"Kazumaaa!!!"

Teriakku berharap dia akan mengalihkan perhatiannya padaku.

Tetapi Kazuma tetap berjalan pergi meninggalkan aku yang disekap 5 pria homo ini. Hatiku sakit sekali melihat kelakuan Kazuma yang tidak mempedulikanku seperti ini. Padahal, dari sisi manapun semua orang bisa melihat bahwa aku dalam posisi hidup atau mati.

"Kazumaaa... hei! Tolong aku! Uph-" saat aku berteriak lagi meminta tolong kepada Kazuma, tangan si gorila coklat membungkam mulutku.

Ukh, tangannya kasar dan baunya setengah mati. Dan 3 orang lainnya berusaha membungkamku yang terus menerus berontak dengan menendang-nendang sekuat tenaga dan berusaha untuk melepaskan pitingan si kuda liar ini.

Aku sudah benar-benar tak berdaya di buat 5 pria homo ini. Tapi aku tak boleh menyerah. Aku harus terus mengejar Kazuma selagi aku masih bisa. Lalu ku kumpulkan kekuatan pada rahangku dan ku gigit tangan si gorila coklat yang membungkamku dengan sekuat tenaga.

"Gyaaa..." teriak si gorila coklat.

Teman-temannya kaget akan teriakkannya dan mulai melepas kakiku untuk menolong si gorila coklat.

Aku masih tetap menggigit tangan si gorila coklat sekuat tenaga sampai ku rasakan ada sensasi asin dan amis di lidahku, yang ku tahu itu adalah darah si gorila coklat. Pitingan si kuda liar melemah, ku pikir inilah satu-satunya kesempatanku untuk kabur. Jadi aku berontak sekali lagi dan aku terlepas dari pitingannya.

"Kazuma! Hei, Kazuma!!!" teriakku kepada Kazuma yang sudah berjalan sejauh 10 meter dariku.

Aku berusaha mengejarnya. Aku berusaha untuk berlari menangkapnya, tetapi itu sia-sia karena 5 orang ini menangkapku lagi.

Si gorila coklat menyerbu dari belakangku, dan dia memeluk perutku dari belakang dengan kecepatan tinggi ala pemain rugby. Keseimbanganku hilang dan aku terjatuh telungkup membentur aspal dengan suara 'bum' yang cukup kuat. Empat orang lainnya langsung mengikuti petunjuk si gorila coklat dan mengunci tanganku di belakang.

Kazuma terus berjalan tanpa peduli apa yang terjadi denganku. Bagaimana dia bisa melakukan itu? Bagaimana dia bisa membiarkanku mati di tangan 5 sialan ini?

Wajahku memanas dan ku rasakan air mata mengalir deras di pipiku. Aku bukan menangis karena rasa sakit dan tak berdayanya aku sekarang. Tapi aku menangis karena rasa pengkhianatan yang amat dalam ku rasakan terhadap Kazuma.

Teganya Kazuma membiarkanku seperti ini. Teganya dia membiarkanku mati di tangan 5 pria sialan ini. Setidaknya aku ingin mati di tempat yang lebih elit dan dengan penyakit atau sebab yang keren. Kenapa aku harus di sini bersama 5 pria sialan bau ini.

Terlintas lagi di pikiranku sampul koran harian untuk besok, 'Siswi SMA Meninggal di Pinggir Jalan Karena di Bekuk Oleh Lima Orang Berbadan Besar'

Kyaaa... aku tak mau itu. Tidak, tidak. Tidak!

Aku kecewa sekali terhadap Kazuma, dan aku benci mengakui bahwa saat ini yang bisa menolongku hanyalah Kazuma.

Lalu ku tarik nafasku dalam-dalam dan aku berteriak sekuat tenaga.

"Dasar kau psikopat pirang! Bisa-bisanya kau mengacuhkanku di tangan lima pria homo ini! Tega-teganya kau melakukan ini kepadaku! Dasar kepala kosong berwarna emas"

"Aku mencintaimu bodoh! Kepala kosongmu itu pasti tak pernah sekalipun mengetahuinya!"

"Dasar buceri"!

Mendengar makianku Kazuma berhenti di tempat ia berdiri. Setelah itu dia membalikkan badannya untuk melihatku yang masih tertidur telungkup di tanah akibat bekukan 5 pria sinting ini. Lalu Kazuma berlari ke arahku dan menonjok wajah si gorila coklat yang sedang mengunci tanganku.

CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang