Cinta?

49 20 42
                                    

Malam ini Olivia melamun lagi, memandangi langit dan kembali memikirkan kakak kelasnya. Cuaca malam ini seolah olah mengerti apa yang sedang dialaminya.
Mendung,ia tak menyukainya. Ia tak bisa memandangi bintang bintang seperti malam malam sebelumnya. Bergelut dengan isi pikirannya membuatnya lelah sendiri.

Mengapa bisa ia jatuh hati dengan seorang lelaki yang baru hadir di kehidupannya dan bahkan ia tak mengenalnya. Seumur hidupnya Olivia baru merasakan rasa ini.
Pertama kali jatuh cinta membuatnya bingung sendiri. Akhirnya ia memilih untuk memejamkan mata saja menuju alam mimpi.

Pagi ini ia berangkat sekolah dengan Papanya. Sebelum ia keluar dari mobil, Papanya berkata "Oliv kamu sekolah yang bener ya,jadi anak berprestasi Papa mau kamu jadi anak yang bisa membanggakan orang tua"

"Ya Pa,akan Oliv usahakan"ia segera turun dari mobil dan berjalan menuju ke arah kelas.

Lagi lagi Papanya memberi beban ekspetasi lebih terhadap dirinya. Tak tahukah Papanya jika perkataannya membuat Oliv takut. Ya, ia takut tak bisa menjadi apa yang Papanya inginkan. Ia takut bila mengecewakan orangtuanya.

Oke mulai detik ini ia berjanji untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa membanggakan kedua orangtuanya. Dan jangan lupa,ia juga sudah berjanji untuk mengejar kakak kelas yang disukainya. Do'akan saja semoga Oliv berhasil.

Suasana kantin hari ini sangat ramai. Dari kejauhan ia melihat Lucas duduk di meja paling pojok. Ia berinisiatif untuk mendekatinya. Tapi sebelum ia berjalan mendekat, tangannya ditarik oleh sang sahabat.
"Lo mau kemana Oliv?"

"Ya mau ke meja Kak Lucas lah"

"Wah, Oliv sekarang jadi liar ya,sejak kapan lo berani deketin cowok hmm?" tanyanya.

"Gue harus berjuang dapetin cintanya Rin"

"Kalau ditolak jangan nangis ya
Liv"sindirnya.

Olivia kemudian berjalan meninggalkan Karina. Perlahan tapi pasti ia mendekati meja Lucas.
"Permisi kak, bolehkah aku duduk disini?"tanyanya amatir.

Tanpa menjawab pertanyaan Olivia, Lucas beranjak dari tempatnya pergi berjalan meninggalkan kantin.

Penolakan halus dari Lucas cukup menyadarkannya. Ia merasa sedikit sakit hati oleh penolakan Lucas.
"Oke Olivia kamu harus tetap semangat untuk terus mengejar Kak Lucas" semangatnya dalam hati.

Membuka pintu rumahnya dengan perlahan,ia melihat Mamanya sibuk berkutat di dapurnya. Entah apa yang dikerjakan Mamanya hingga atensinya tak tertuju padanya. Perlahan ia menghampiri Mamanya.

"Mama lagi ngapain?sibuk amat"

"Oh ini Mama lagi buat kue, sekalian mau dibagi sama tetangga baru"

"Ya udah,Oliv ke kamar dulu"

"Eh tunggu, nanti kamu anter kuenya ke tetangga baru ya"pinta Mamanya.

"Kok Oliv sih Ma?Nggak mau Oliv"tolaknya mentah mentah.

"Kamu milih nganterin kue atau uang jajan kamu Mama potong hmm?"ancamnya.

"Ck,iya nanti Oliv anter"

Dan sesuai dengan apa yang Mamanya katakan,ia dengan berat hati terpaksa harus mengantarkan kue ke rumah Lucas. Ck, rasanya seperti seorang kurir saja.

Tiba di depan rumah Lucas,ia segera mengetuk pintu tersebut.

Tok tok tok

Masih tak ada sahutan, terpaksa ia harus menunggu dan bersabar. Tak lama kemudian pintu pun terbuka menampakkan Lucas dengan penampilan celana kolor dan kaos hitamnya.

Sungguh rasanya Oliv seperti tersihir,kakak kelasnya ini memang sangat tampan. Tanpa basa-basi ia segera menyerahkan kotak berisi kue buatan Mamanya.
"Ini dikasih kue Mama kak,mohon diterima ya"ucapnya.
Lucas pun segera menerimanya dan mengucapkan terimakasih.
Tiba- tiba saja ia dikagetkan dengan suara sang Mama.

"Loh?ini siapa? temennya Lucas ya? kok gak disuruh masuk sih nak,ayoh sini masuk dulu" Mama Lucas dengan enteng menggandeng tangan Olivia, mengajaknya ke arah ruang tamu.

"Sini duduk dulu, Tante buatin minum dulu ya. Lucas sini temenin teman mu dulu" suruhnya pada sang anak. Sebelum menuruti ucapan sang Mama Lucas berjalan ke arah dapur terlebih dahulu untuk meletakkan kue pemberian Olivia dan hanya mengiyakan suruhan sang Mama. Ia duduk disebelah Olivia.

"Enggak usah repot-repot Tante,ini Oliv mau langsung pulang" tolaknya halus.

"Enggak repot kok,kamu tunggu disini dulu" Mama Lucas pun beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah dapur.

Hening,tak ada yang memecah keheningan yang terjadi. Tak ada yang memulai percakapan terlebih dahulu. Jantung Oliv rasanya seperti mau copot saja. Duduk didekat kakak kelasnya membuat jantungnya tak aman.

Mama Lucas datang dari dapur ke arah ruang tamu dengan membawa nampan berisi jus jeruk. Kemudian meletakkan di depan Oliv dan Lucas.
"Diminum dulu ya"

"Makasih ya Tante,jadi ngerepotin"ucapnya tak enak hati.

"Enggak kok"
Mama Lucas segera duduk di sebelah Olivia.

"Terimakasih untuk kuenya ya, Tante jadi nggak enak"

"Sama sama Tante"

Pulang dari rumah Lucas,ia segera menghampiri Mamanya dan menceritakan apa yang dirasakannya.
"Anak tetangga baru kita ganteng ya ma"

"Mana Mama tau,mama aja belum pernah lihat"

"Hmm gitu ya"

"Memangnya kenapa?kamu suka dia?anak gadis jangan ngejar cowok, gak baik.Ingat dimana mana cowok yang ngejar cewek,bukan sebaliknya"peringatnya.

Jleb
Ucapan sang Mama terasa menohok dan menusuk relung hatinya. Salahkah jika perempuan mengejar seorang laki-laki?.

Oliv harus bagaimana?apa yang harus dilakukan. Menuruti isi hatinya ataukah isi pikirannya.
Rasanya ia ngin menangis dan tertawa saja. Perasaan Olivia saat ini terasa campur aduk.
Ucapan Mamanya hampir mematahkan semangatnya.

Tapi tenang saja, Olivia Aiko adalah gadis ambisius. Tak mungkin hanya karena ucapan Mamanya ia langsung patah semangat dan berjalan mundur. Ia tetap pada pendiriannya, untuk tetap mengejar kakak kelasnya. Untuk saat ini ia tak akan memikirkan hasilnya terlebih dahulu.

Malam ini cuaca sepertinya cerah. Bintang bintang dan bulan terlihat terang.
Ini adalah cuaca yang ia sukai. Duduk memandangi bintang di langit dengan ditemani satu cangkir susu hangat sangat menenangkan hatinya. Setidaknya dengan cara ini ia bisa sedikit melupakan Lucas dari pikirannya.

Berangkat sekolah dengan Karina adalah pilihannya untuk saat ini. Papanya tak bisa mengantarkannya hari ini dikarenakan adanya meeting mendadak. Untung saja sahabatnya ini baik hati, jadi dengan senang hati mau menjemputnya.

Baru saja duduk di bangku kelas. Olivia segera bertanya dan meminta saran kepada Karina.
"Rin, menurut lo gue lanjut kejar kak Lucas lagi apa nggak?"

"Ya terserah lo sih, turutin apa kata hati Lo"

"Tapi ya,dari penolakan Kak Lucas kemarin gue jadi pesimis"

"Lo harus berjuang lebih keras lagi sih"

"Tapi Rin,gue takut"

"Lo kalau takut ya kagak usah maju lah, mundur aja"

"Eh tapi gue tetep maju aja lah"

"Terserah,dasar kepala batu"gumamnya.

Kalau sudah punya keputusan untuk tetap mengejar mengapa ia harus meminta saran kepada Karina.











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RejectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang