Chapter 5 "Complicated"

52 6 0
                                    

Josh memutuskan untuk tidak membuka toko buku hari ini, ia bilang ingin mengajakku berjalan-jalan di taman. Ia ingin bersantai sejenak. Jadi, disinilah kami sekarang, duduk di taman sambil mengenal satu sama lain.

"Josh, duduk dibangku ini membuatku pegal. Bagaimana jika kita berbaring dirumput itu?"

Josh menyetujui ucapanku dan kami berbaring bersebelahan dihamparan rumput taman.

"Apa hal yang sangat kau takuti?" Tanya Josh.

"Aku tidak yakin apa yang aku takuti."

Josh mengangguk mendengar jawabanku. Jawabanku adalah suatu kebohongan besar, tetapi mungkin tidak. Aku takut kehilangan ayahku dan Shai. Tapi, aku sudah kehilangan mereka, jadi bisa dibilang itu bukan jawabannya. Aku ingin menjawab bahwa aku takut kehilanganmu Josh. Tapi hal itu rasanya tak mungkin.

"Bagaimana dengan mu?"

"Aku? Banyak hal yang aku takuti sebenarnya.."

"Banyak? Kau seorang penakut ya? Haha..."

"Banyak hal, seperti.. Kau tahukan ibuku sakit? Aku takut suatu saat dia pergi meninggalkanku tanpa keberadaanku disisinya. Bisa kau bilang aku takut melihat orang-orang yang dekat denganku pergi jauh, sangat jauh."

Kami terdiam sejenak. Aku tidak tahu harus berkata apa. Josh sangat takut kehilangan seseorang dan suatu saat aku juga akan pergi. Apakah Josh akan merasa sedih jika aku pergi?

"Umm... Josh, bagaimana jika suatu hari nanti aku pergi?" Tanyaku memecah keheningan.

"Pergi? Mungkin aku akan ikut bersamamu."

Jawaban Josh sama seperti dimimpiku semalam. Ia akan ikut bersamaku.

"Ikut denganku? Bagaimana dengan ibumu? Kau tidak bisa meninggalkannya begitu saja."

"Tentu aku tidak akan meninggalkannya. Tapi... Kita lihat saja nanti. Memangnya kau ingin meninggalkanku?"

"Aku tidak tahu, apa yang terjadi dihari esok tidak ada yang tahu Josh."

Josh terdiam, ia tampak sedang memikirkan suatu hal. Tetapi, mengapa wajahnya seketika murung? Aku harus memikirkan percakapan lain.

"Josh, apa harapanmu kedepan?"

Josh tersenyum dan ia tampak memikirkan suatu hal. "Aku ingin tokoku menjadi sukses, aku ingin menulis sebuah buku, dan mungkin aku akan mempublishnya lalu melihatnya berada di toko-toko buku." Dia tertawa, "Aku ingin membuat kedua orang tuaku bangga." Dia mengangguk, tiba-tiba ia memandangi langit sambil memejamkan matanya. "Suatu hari, aku ingin memiliki istri dan anak, aku ingin membagi hasil kerja kerasku dengan mereka, seperti yang ayah dan ibuku lakukan.. Tetapi jika sesuatu terjadi kepadaku, seperti yang terjadi kepada mereka, setidaknya aku bisa meninggal dengan bahagia."

Aku tersenyum kepadanya dan merasakan air mata yang tiba-tiba menggenang di mataku. "Aku yakin kau akan membuat kedua orang tuamu bangga."

"Aku harap begitu." Dia tersenyum. Josh melihat mataku yang dipenuhi air mata, tetapi tidak komentar apapun.

"Aku yakin Josh." Aku menjawabnya lalu tertawa sambil menghapus air mataku. Ketika aku melihat ke arah Josh lagi, ia masih memandangiku, matanya seperti mengungkapkan sesuatu, sesuatu yang aku tidak tahu itu apa.

"Claire.."

"Ya, Josh?"

"Aku sedang berpikir, apakah kau mau ikut mengunjungi ibuku bersamaku? Aku menceritakan tentang toko, tentang mu dengan ibuku, ia sangat ingin bertemu denganmu."

Dia mengajakku dengan lembut, tetapi hal itu sangat membuatku takut.

"Di rumah sakit?" Tanyaku yang seperti bisikan.

The Angel Inside MeWhere stories live. Discover now